Baca Juga
Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) dan DPRD Kota Mojokerto memberikan atensi yang besar terhadap keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau inklusi. Baik lembaga birokrasi dan legislatif berharap adanya suatu respon yang besar untuk menunjang perkembangan kalangan disabilitas.
Atensi kalangan Legislatif terhadap keberadaan ABK tersebut salah-satunya dengan disampaikannya oleh Komisi III DPRD Kota Mojokerto dalam konsultasi ke Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
"Kami berharap adanya kepedulian yang besar dari pemerintah baik pusat dan daerah terhadap keberadaan ABK. Selayaknya mereka mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai di pelbagai lembaga pendidikan", kata Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Suliyat, seraya saat pihaknya menyampaikannya kepada Direktur Pembinaan PKLK Kemendikbud Poppy Dewi Puspitawati, Senin (11/12/2018) kemarin.
Bersama segenap jajaran Komisi yang menangani pokok pendidikan tersebut, politisi PDI Perjuangan ini berharap, seluruh sekolah dipersiapkan untuk menerima ABK.
"Setiap sekolah kami harapkan bisa menerima dan memiliki fasilitas bagi ABK. Ini sebagai bentuk komitmen kepedulian pemerintah terhadap mereka. Kami juga tidak ingin ada penolakan bersekolah bagi mereka disekolah umum", harapnya.
Suliyat menegaskan, setiap sekolah harus mengader guru spesialis yang bisa memberikan materi pendidikan bagi para peserta didik dari kalangan ABK. "Harus ada pengkaderan guru bagi mereka. Terlebih, ada kelas khusus bagi siswa inklusi di sekolah umum", tegasnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemkot Mojokerto telah memberikan atensi khusus bagi perkembangan fasilitas infrastruktur bagi para peserta didik berkebutuhan khusus atau inklusi.
Terkait itu, Dispendik Pemkot Mojokerto mulai menambah sejumlah fasilitas di sekolah reguler yang menerima peserta didik inklusi. Diantaranya, pada pendidikan reguler yang saat ini dihuni kelompok peserta didik inklusi, yakni SDN Mentikan 1 dan SMPN 8 Kota Mojokerto.
"Di sekolah tersebut kita akan terus membangun kamar mandi khusus untuk siswa inklusi. Kami akan berupaya untuk mengembangkan fasilitas untuk siswa inklusi tersebut hingga ideal dan memadahi", terang Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Amin Wachid.
Lebih lanjut, Amin Wachid menjelaskan, Dispendik terus mengembangkan fasilitas antar-jemput dan fasilitas jalan khusus di sekolah untuk para peserta didik inklusi. Dijelaskannya pula, pada kedua sekolah tersebut, saat ini telah memiliki 12 peserta didik inklusi.
"Di SMPN 8 Kota Mojokerto ada 6 siswa inklusi. Sedang SDN 1 Mentikan ada 6 siswa inklusi, kita berikan atensi lebih pada kelompok siswa inklusi ini", jelas Kepala Dispendik Pemkot Mojokerto.
Lebih jauh, Kepala Dispendik Pemkot Mojokerto memaparkan, setiap tahun diperkirakan jumlah siswa inklusi akan bertambah. Terkait itu, Dispendik Pemkot Mojokerto juga akan menambah guru pendamping untuk peserta didik inklusi.
"Sementara, jumlah guru pendamping sudah mencukupi. Tapi kami akan menambah jumlahnya. Sebab, pendampingan untuk siswa inklusi saat proses belajar mengajar juga penting", papar Amin.
Terkait program Dinas Pendidikan ini, Kepala SMPN 8 Kota Mojokerto Gusti Udijani Dalem menerangkan, saat ini pihaknya fokus ke peserta didik lambat belajar. Karena, fasilitas dan tenaga pendamping masih belum memadai.
"Pendidikan inklusi di SMPN 8 masih berjalan dua tahun. Saat ini, kami fokus ke peserta didik lambat belajar ini", terang Gusti.
Gusti pun menjelaskan, bahwa SMPN 8 Kota Mojokerto memiliki 1 (satu) guru pendamping untuk peserta didik inklusi dengan di bantu guru Bimbingan Konseling (BK).
"Pendampingan siswa inklusi juga dibantu dengan guru bimbingan konseling yang menpunyai pengalaman. Tapi, kalau tahun depan ada penambahan jumlah siswa kita kekurangan", jelasnya. *(DI/HB)*