Selasa, 11 Desember 2018

SMK Negeri 2 Kota Mojokerto Raih Penghargaan Bintang Keamanan Pangan BPOM

Baca Juga

Salah-satu suasana saat Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM RI Dewi Pramitasari bersama Kepala Balai Besar POM Surabaya I Made Bagus Gerametta menyerahkan penghargaan, Selasa (11/12/2018), di Surabaya.

Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberikan penghargaan ‘Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah’ kepada 32 (tiga puluh dua) sekolah di Jawa Timur (Jatim), Selasa (11/12/2018). Salah-satu di antara 32 sekolah peraih penghargaan tingkat nasional itu, yakni SMK Negeri 2 Kota Mojokerto.

Ke-32 sekolah peraih penghargaan itu, meliputi sekolah tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA negeri maupun swasta itu berasal dari 9 (sembilan) kota/kabupaten di Jatim. Dantaranya dari Kabupaten Gresik, Madiun, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Malang, Kota Pasuruan dan Kota Mojokerto

SMK Negeri 2 Kota Mojokerto yang pernah meraih penghargaan ‘Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah’ berlamat di jalan Raya Pulorejo Kota Mojokerto. Seluruh elemen yang terkait dengan ketersediaan jajanan anak di sekolah ini, sebelumnya juga pernah mendapat pembinaan dari BPOM bekerja-sama dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Mojokerto pada tahun 2015 silam.

Penghargaan tersebut diberikan karena setiap kantin yang berada di masing-masing sekolah mampu menerapkan prinsip dasar keamanan pangan yang dijual. Seperti makanan yang higienis, pengelolaan pangan, penanganan dan penyimpanan pangan serta sanitasi tempat dan peralatan.

“Mereka semua merupakan sekolah yang memiliki kantin dan mampu mempraktekkan keamanan pangan di sekolahnya. Jajanan yang dijual harus higienis dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya", kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM RI, Dewi Pramitasari usai memberikan penghargaan di Surabaya, Selasa (11/12/2018).

Dewi menjelaskan, BPOM memiliki agenda setiap tiga bulan membuat laporan terkait perkembangan pangan jajanan anak. Penelitian pada sampling jajanan bukan hanya di kantin, tapi juga di luar sekolah. Pemberian penghargaan tersebut termasuk bagian dari Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang sedang digencarkan oleh BPOM.

Dijelaskannya pula, bahwa makanan yang dikonsumsi anak memiliki peran penting dalam membantu tumbuh kembang kecerdasan mereka. "Sebagai penerus bangsa, anak-anak diharapkan tumbuh dengan sehat dan cerdas”, jelasnya.

Anak-anak, lanjut Dewi, memiliki waktu lebih banyak di sekolah dan rentan mengkonsumsi makanan sesuka hatinya tanpa pertimbangan mengenai bahayanya. Karena itulah, pangan jajanan anak sekolah menjadi salah satu sasaran BPOM.

“Program pengawasan jajanan anak ini masuk ke dalamprogram prioritas nasional. Salah satunya memberikan pembinaan kepadapedagangnya. Kami sendiri juga tidak ingin mematikan ekonomi mereka, jadidilakukan pembinaan", lanjutnya.

Tentang di Surabaya tidak masuk dalam daftar sekolah yang mendapatkan penghargaan 'Bintang Keamanan Pangan di Kantin Sekolah', Kepala Balai Besar POM Surabaya I Made Bagus Gerametta mengaku, sekolah di Surabaya memang belum masuk didalamnya. 

Diterangkannya, 10 kota/kabupaten di Jatim di pilih secara acak untuk dilakukan intervensi dan Surabaya belum masuk di dalamnya. Namun, dari data BPOM Surabaya, untuk temuan bahan berbahaya di luar kantin sekolah sudah jauh menurun atau di bawah 10 persen. Artinya, masyarakat sudah sadar, bahwa penggunaan bahan berbahaya itu salah.

“Setelah dipilih acak, ketemunya 10 dan yang dapat juara hanya 9 kabupaten/kota. Surabaya memang saat ini belum tercatat. Tapi, bisa saja setelah ini masuk", terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso menjelaskan, makanan sehat adalah makanan yang SAH (Sehat, Aman, dan Higienies). Terkait itu, hal ini harus diterapkan di sekolah, karena pangan akan mempengaruhi stamina dan kondisi tubuh para siswa

“Sehat dalam artian nilai gizi bagus, aman tanpa bahanpangan berbahaya, penyajiannya harus higienis agar tidak terkontaminasi. Secara sampling juga selalu dilakukan pemeriksaan berkala", jelasnya. *(DM/HB)*