Sabtu, 23 Maret 2019

Namanya Disebut Romahurmuziy, Khofifah Siap Klarifikasi Ke KPK

Baca Juga

Khofifah: "Rek..., Wajahku Iki Lo Rek Mosok Onok Wajah Suap...?"

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa saat memberi keterangan kepada wartawan.


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menepis kabar jika dirinya memberi rekomendasi kepada Romahurmuziy alias Romi terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi suap jual beli jabatan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Jawa Timur (Prov. Jatim) Haris Hasanudin.


Kepada sejumlah wartawan, Khofifah pun bahkan sempat balik melontar pertanyaan 'apa wajahnya ada wajah suap atau wajah penerima suap'.

"Rek..., wajahku iki lo rek mosok onok wajah suap (Bhs. Jawa = teman wajah saya ini lo teman masa ada wajah suap), wajah disuap, ya nggak?", tanya balik Khofifah kepada sejumlah wartawan, Sabtu (23/03/2019), di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Kembali disodori pertanyaan tentang benar tidaknya ia memberi rekomendasi kepada Romi, Khofifah pun menolak dengan tegas tentang hal itu, dengan tegasnya pula Khofifah menyatakan apa yang dikatakan Romi tidak benar.

Bahkan, Khofifah juga menyarankan agar awak media menanyakan sendiri ke Romi apa maksud ucapannya itu. Khofifah pun mengaku dirinya cukup kaget saat namanya dicatut Romahurmuziy.

"Sama sekali tidak benar. Silahkan tanya mas Romi, karena saya juga kaget. Rekomendasi dalam bentuk apa yang saya sampaikan? Jadi, sebaiknya teman-teman bisa mengonfirmasi kepada mas Romi", ujar Khofifah, serasa balik meminta para wartawan menanyakan kembali ke Romahurmuziy.

Khofifah mengungkapkan, dirinya bertemu dengan Romahurmuziy terakhir kali di Istana Negara saat pelantikannya sebagai Gubernur Jatim pada 13 Pebruari 2019 silam. Menurut Khofifaf, saat itu Romi hanya memberi ucapan selamat kepadanya.

"Dia bilang selamat, saya ya matur suwun (berterima-kasih) nyuwun pangestu (minta do'a restu), ya kan banyak teman-teman yang ngasih selamat, semua pasti saya bilang matur nuwun atau terima kasih dan nyuwun pangestu", ungkap Khofifah.

Khofifah memamaparkan, bahwa apa yang dikatakan Romi itu merupakan suatu kebohongan dan tidak benar. Ditegaskannya pula, meski Haris Hasanuddin adalah menantu Ketua Timsesnya M. Roziqi, Khofifah mengaku tidak mengenal Haris secara personal. Menurut khofifah, ia mengetahui Haris Hasanuddin merupakan menantu M. Roziqi baru-baru ini.

"Secara personal tidak, tetapi (tahu) bahwa beliau pernah (menjadi) kepala Kanwil Kemenag. Beliau sempat plt, saya sempat ketemu di pengajian. Kemudian saya sempat ketemu lagi di Rakerpim setelah mejadi gubernur. Saya ketemu lagi ketika beliau audiensi di sini. Jadi, saya mengajak mediskusikan data yang diserve oleh UIN Syarif Hidayatullah, saya minta kita sama-sama melakukan pemeteaan dan waktu itu pak Haris datang dengan tim dan saya juga menerima dengan tim", papar Khofifah.

Ditegaskannya, meski Haris Hasanuddin merupakan menantu Kyai M. Roziqi, namun hal tersebut tidak berpengaruh pada pelelangan jabatan. Terlebih, jika tak memenuhi kualifikasi, tak akan bisa mendapat jabatan tersebut.

"Iya saya tahu juga belakangan, bahwa Pak Haris adalah menantu dari Pak Roziqi, tapi teman-teman, yang namanya open bidding ya open bidding. Anak ya anak, mantu ya mantu, itu bersifat personal. Kalau tidak memenuhi kualifikasi kan nggak bisa ikut open bidding", tegas Khofifah.

Disentuh tentang teknis sehingga Haris Hasanuddin bisa masuk bursa open bidding, Khofifah Indar Parawansa menyarankan agar menanyakan langsung ke Kemenag.

"Nah..., yang seperti itu tanyanya kepada Kemenag. Saya rasa, hal ini pernah teman-teman tanya kepada Kemenag, karena saya tidak pada posisi yang bisa memberi penjelasan, panselnya dari mana karena itu kewenangan dari tim open bidding", tandasnya.

Tentang pencatutan namanya oleh Romi, Khofifah Indar Parawansa kembali menegaskan, bahwa dirinya siap jika dipanggil KPK guna menglarifikasi kabar yang beredar. "Kita harus support apa yang dilakukan KPK, itu adalah dalam rangka membangun kepercayaan kepada masyarakat", tegasnya lagi.

Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jatim telah berkomitmen untuk membangun pemerintahan yang bersih. Terkait itu, Khofifah siap memberikan klarifikasi agar hal tersebut tidak terjadi lagi.

"Komitmen kita untuk membangun pemerintahan yang bersih, komitmen kita menjaga, bahwa dipastikan tidak boleh ada jual beli jabatan. Saya rasa semua akan support itu, saya siap menyampaikan klarifikasi", tandas Khofifah.

Terkait apakah dirinya akan melapor atas pencatutan namanya, Khofifah Indar Parawansa menyerahkan proses hukumnya kepada KPK.

"Begini teman-teman, ini kan sudah pada proses di KPK, bukannya kita semua harus menghormati proses itu? Jadi, kita menyerahkan semuanya pada proses hukum yang sedang berjalan di KPK", pungkasnya. *(DM/HB)*