Selasa, 30 April 2019

Jadi Pembicara Di UNIM, Ning Ita Papar Peran Pemimpin Di Era Milenial

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Kepala Disporabudpar Pemkot Mojokerto Novi Rahardjo saat menerima cinderamata dari pihak kampus UNIM, Selasa 30 April 2019, di Gedung Nuswantara Lantai 1 UNIM Mojokerto.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menjadi pembicara dalam kegiatan dialog interaktif yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Ilmu Pemerintahan – Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto.

Dialog interaktif dengan tema "Peran Perempuan Dalam Perspektif Kepemimpinan di Era Millenial" ini, digelar pada Selasa 30 April 2019, di Gedung Nuswantara Lantai 1 UNIM Mojokerto.

Dalam pemaparannya Wali Kota Ika Puspitasari yang akrab dengan sapaan 'Ning Ita' ini menyampaikan, bahwa di era millenial saat ini sudah bukan waktunya untuk membahas era emansipasi wanita.

“Saat ini sudah bukan lagi era emansipasi, sejak 10-15 tahun lalu perempuan sudah bisa membuktikan bahwa di level manapun, dibidang apapun, kita mampu setara dengan pria tanpa meninggalkan kodrat sebagai wanita", papar Ning Ita di depan ratusan Mahasiswa.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menyampaikan materi dalam kegiatan dialog interaktif yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Ilmu Pemerintahan – Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto di Gedung Nuswantara Lantai 1 UNIM Mojokerto, Selasa 30 April 2019.


Dalam kesempatan ini Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini menerangkan, bahwa saat ini di Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 Kabupaten / Kota dipimpin oleh 9 orang perempuan.
"Hal ini menunjukkan bagaimana kepercayaan masyarakat dan perbedaan gender tidak lagi menjadi suatu permasalahan. Tetapi yang dilihat adalah kemampuan, kapasitas, kapabilitas dalam memerintah / mengelola sebuah pemerintahan", terangnya.

Lebih lanjut, Ning Ita menjelaskan, bahwa saat ini 40 % penduduk adalah kaum millenial. Dimana ada kecenderungan mereka tumbuh beriringan dengan adanya media sosial yang notabene keberadaan mereka ini ingin dianggap penting, ingin selalu didengarkan, ingin selalu diakomodir dan bersemangat serta memiliki antusiasme yang tinggi ketika mereka diberi kesempatan.

“Ini adalah sebuah peluang bagaimana seorang pemimpin harus bisa inclusive, yaitu bisa masuk ke pola pikir orang lain dalam melihat suatu masalah", jelas Ning Ita. Ning Ita melanjutkan bahwa kaum milenial memiliki cara pandang yang kompleks, bila mampu diakomodir oleh seorang pemimpin tentu bisa memberikan sumbangsih yang luar biasa untuk sebuah daerah", jelas Ning Ita.

Menutup pemaparannya, Ning Ita menyampaikan, bahwa pemimpin harus berani berbeda. Baik dari cara berpikir maupun  kebijakan yang tentunya untuk kebaikan. Selain Ning Ita yang menjadi pembicara adalah Iman Dwihartanto (pengamat gender dan penyiar Radio Suara Surabaya) dan Hikmah Muhaimin (Dosen Unim).  Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Universitas Islam Majapahit Rachman Sidharta Arisandi. *(Na/Kha/Humas/HB)*