Sabtu, 13 Juni 2020

Gubernur Khofifah Bagikan 100 Unit Motor Trail Kepada 5 Kodim Dan 5 Polres

Baca Juga

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iryansyah dan Kapolda Jatim Irjen Pol M. Fadil Imran serta Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono. 


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa membagikan hadiah 100 unit motor trail kepada 5 (lima) Komando Distrik Militer (Kodim) dan 5 (lima) Kepolisian Resor (Polres) di wilayah Jatim.

Pembagian hadiah tersebut sebagai salah-satu bentuki apresiasi kepada aparat TNI–Polri karena telah berhasil menurunkan status risiko penyebaran virus corona atau Corona Virus Disease – 2019 (Covid–19) dari status zona merah menjadi zona kuning.

Kelima daerah tersebut yakni Kabupaten Trenggalek, Kota Blitar, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lumajang dan Kota Pasuruan. Masing-masing Kodim dan Polres memperoleh pembagian hadiah 10 unit motor trail.

"Ini bagian dari apresiasi Pemprov (Pemerintah Provinsi) Jatim kepada TNI/ Polri yang sudah kerja keras dan bahu membahu memutus mata rantai penularan Covid-19 di Jatim", ujar Guberur Khofifah seusai memberikan pengarahan kepada Jajaran Korem, Polres dan Kodim se Jatim di Gedung Balai Prajurit Makodam V/ Brawijaya, Jum'at 12 Juni 2020.

Gubernur Khofifah menyampaikan, bukan perkara mudah mengedukasi sekaligus menggugah kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melawan Covid–19. Mengingat, tidak sedikit masyarakat yang belum paham apa itu Covid–19 dan akibat serta bahaya yang ditimbulkan, termasuk mengedukasi bagaimana cara pencegahannya.

"Covid–19 ini kan virus baru. Kita berburu dengan waktu agar mata-rantai penularannya bisa putus. Nah, peran mengedukasi masyarakat inilah yang banyak diperankan para anggota TNI/ Polri. Khususnya, melalui program Kampung Tangguh", kata Gubernur Khofifah.

Diterangkannya, bahwa perubahan status zona di 5 kabupaten/ kota tersebut menjadi bukti Program Kampung Tangguh berhasil menurunkan kurva penularan Covid–19.

"Faktor pendorong utamanya, yakni keterlibatan penuh masyarakat berbasis RT yang kemudian direkatkan ditingkat RW. Rentang kendalinya atau spent of control-nya sangat bergantung kepada Dandim dan Kapolres sampai dengan Babinsa dan Babinkabtibmas setempat", terangnya.

Pada kesempatan ini, Khofifah meminta kepada seluruh jajaran TNI/ Polri di Jatim untuk terus memperkuat dan memperluas Kampung Tangguh melalui maksimalisasi dan koordinasi, konsolidasi serta sinergitas di lini paling bawah.

“Pak Pangdam dan Pak Kapolda sangat cepat mendirikan dan mengembangkan Kampung Tangguh di Jatim. Menurut data yang disampaikan Pak Kapolda, saat ini telah berdiri 637 Kampung Tangguh di Jatim. Hasilnya menunjukkan ada signifikansi terhadap penurunan Covid–19", ujar Khofifah.

Ditegaskannya, bahwa penguatan kampung tangguh ini menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Jatim dalam menangani pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari infocovid19.jatimprov.go.id per-12 Juni 2020, attack rate atau tingkat serangan Covid–19 di Jatim masih berada pada angka 14,5.

"Ini sekaligus menjadi bagian dari penguatan yang tidak sekadar memasuki transisi, tetapi untuk mengawal ketika pada saatnya kita memasuki new normal yang sebenarnya. Maka mengawal dari kedisiplinan Kampung Tangguh ini menjadi bagian yang sangat penting", tegas Khififah.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, Surabaya menjadi wilayah yang paling beresiko dengan attack rate-nya mencapai 107,6. Artinya, setiap 100.000 populasi warga Surabaya, sebanyak 107 di antaranya beresiko positif Covid–19.

"Meski penyebaran virus sudah mulai terkontrol dan mulai banyak zona merah turun menjadi kuning di Jatim, saya tetap berpesan pada masyarakat jika Jatim, ini belum aman", ungkap Gubernur Khofifah.

Ditandaskannya, bahwa penambahan kasus positif Covid–19 mingguan di Jatim mencapai 1.090. Kemudian total jumlah kasus mencapai 7.213 orang; kasus sembuh 2.117 atau 29,35% (persen) dan kasus meninggal mencapai 588 atau 8,15%.

"Masa transisi new normal bukan berarti pelonggaran seluas-luasnya yang kemudian justru membuat euforia di masyarakat. Kita harus tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan sehingga tidak ada second wave penularan di Jatim", tandas Khofifah. *(DI/HB)*