Senin, 01 Maret 2021

Pastikan Penerapan Prokes, Ning Ita Tinjau Pelaksanaan PTM Di Beberapa Sekolah

Baca Juga


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto dan didampimgi Kepala Dinas P dan K Pemkot) Mojokerto Amin Wachid saat meninjau pelaksanaan PTM, Senin 01 Maret 2021.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk  siswa SD dan SMP di Kota Mojokerto dimulai hari ini, Senin 01 Maret 2021. Untuk memastikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) telah berjalan sesuai dengan protokol kesehatan (Prokes), Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meninjau pelaksanaan PTM di beberapa sekolah negeri dan swasta di Kota Mojokerto.

Bersama Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto serta didampimgi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto Amin Wachid, Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan "Ning Ita" meninjau PTM yang berlangsung di SDN Gedongan 1 dan 3. Kemudian, dilanjutkan ke SDK Wijana Sejati dan SMPN 2 Kota Mojokerto.

Disela kunjungannya, Ning Ita menerangkan, bahwa saat ini di Kota Mojokerto ada 52 SD negeri, 11 SD swasta, 9 SMP Negeri dan 10 SMP swasta yang serentak mengadakan pembelajaran tatap muka.

Diterangkannya pula, bahwa sebagaimana tercantum dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Mojokerto Nomor  55 Tahun 2020, setiap pembelajaran tatap muka ruang kelas hanya boleh diisi maksimal 50% saja. Sehingga, 50% lainnya harus dilakukan pembelajaran dengan versi yang berbeda.

“Karena itulah, makanya ada sesi 1 dan sesi 2. Dimana, antara sesi 1 dan sesi 2 ini, mereka tidak dipertemukan. Sehingga tidak terjadi kerumunan", terang Ning Ita.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto dan didampimgi Kepala Dinas P dan K Pemkot) Mojokerto Amin Wachid saat meninjau pelaksanaan PTM, Senin 01 Maret 2021.


Wali kota perempuan di Kota Mojokerto ini menegaskan, PTM perlu segera dilakukan. Mengingat, saat ini sudah menjelang akhir tahun pelajaran.

“Nah kebetulan, sebelum ujian akhir kan akan ada cuti yang agak panjang, yaitu Ramadhan hingga Idul Fitri. Maka dari itu, ini kesempatannya sangat terbatas hanya kurang lebih 6 minggu anak-anak bisa mengikuti pembelajaran", tegas Ning Ita.

Ning Ita juga berharap, waktu yang singkat tersebut supaya bisa dimanfaatkan seefektif mungkin sebelum ujian akhir atau ujian kenaikan kelas.

Tentang adanya beberapa orang tua yang tidak mengijinkan anaknya untuk mengikuti PTM, Ning Ita menyampaikan, bahwa hal itu tidak menjadi masalah. Menurutnya, ini memang bagian dari SOP dan orang tualah yang paham kondisi anaknya.

“Ini kan orang tua yang bisa mempertimbangkan karena ada penyakit bawaan dan seterusnya. Maka, orang tualah diberi kewenangan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan", jelasnya.

Kepada pihak sekolah, Ning Ita pun berpesan agar protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat supaya PTM tetap bisa dilaksanakan secara optimal.

“Protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer, menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus benar-benar diperhatikan. Sehingga, para siswa bisa belajar dengan nyaman serta seluruh instruksi sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan protokol Kesehatan", pesan Ning Ita.

Kembali belajar di kelas merupakan hal yang menyenangkan bagi siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Cahya Dewi siswa kelas IV SDN Gedongan I. Ia menyampaikan, selain bisa bertemu dengan teman, penjelasan dari guru juga lebih bisa dipahami dibanding ketika belajar secara daring.

“Kalau di sekolah bisa ketemu teman, dijelaskannya lebih jelas, jadi lebih menangkap pelajarannya", ungkap Cahya Dewi siswa kelas IV SDN Gedongan I.

Ia juga berharap bisa terus sekolah secara tatap muka dibanding secara daring, meski sedikit kurang nyaman karena harus terus memakai masker dan face shield selama di kelas. *(Al/Rv/Hms/HB)*