Baca Juga
Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali berhasil meraih penghargaan terbaik sebagai Pembina Program Kampung Proklim Tingkat Provinsi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan - Republik Indonesia (KLHK-RI).
Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar dalam acara puncak Festival Iklim Nasional Tahun 2021 di Gedung Manggala Wanabhakti kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur (Jatim) DR. Ardo Sahak yang hadir mewakili Gubernur Jawa Timur.
Untuk diketahui, penghargaan tersebut merupakan strata tertinggi dalam ajang Proklim. Tahun 2019 lalu, Gunernur Khofifah juga menerima penghargaan serupa tingkat nasional karena dinilai aktif dalam mendukung dan mengembangkan Proklim yang disertai berbagai kebijakan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca guna menekan laju perubahan iklim.
Proklim sendiri adalah program untuk memperkuat kapasitas adaptasi masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Program ini berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
“Penghargaan ini bukanlah tujuan utama, karena menahan laju perubahan iklim harus dilakukan semua individu, tidak cukup jika hanya pemerintah. Saya mengajak semua elemen khususnya relawan pecinta lingkungan untuk terus aktif", ungkap Khofifah saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Rabu (20/10/2021).
Gubernur Khofifah mengatakan, Ia berharap jumlah kampung iklim di Jawa Timur dapat terus bertambah, sehingga upaya pengendalian perubahan iklim semakin cepat terwujud. Menurut Khofifah, Proklim merupakan bagian dari upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
“Salah satu dampaknya adalah anomali cuaca dan iklim. Efeknya bisa terjadi gagal panen sehingga memicu kerawanan pangan dan fluktuasi harga di pasar. Dampak lanjutannya pada kestabilan sosial, ekonomi, dan juga politik", kata Gubernur Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Provinsi Jawa Timur ini menjelaskan, adaptasi berarti menyesuaikan diri dengan dampak perubahan iklim. Sedangkan mitigasi mengacu pada upaya dan cara-cara mengurangi emisi gas rumah kaca melalui gaya hidup rendah emisi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dijelaskannya pula, bahwa perubahan Iklim akan berdampak fatal jika aksi mitigasi tidak dilakukan sejak dini.
“Setiap individu dapat berkontribusi dalam mitigasi dengan cara mengurangi penggunaan kantong plastik, tidak membuang sampah sembarangan, membatasi penggunaan kendaraan bermotor, menggunakan sarana transportasi umum, hemat listrik dan air dan menanam pepohonan", jelas Gubernur Khofifah.
Pada kesempatan ini, Gubernur Khofifah menyampaikan terima-kasih atas semua kepedulian dan ihtiar seluruh elemen masyarakat Jawa Timur atas peran-serta aktifnya dalam penguatan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Di Jawa Timur. *(DI/HB)*