Baca Juga

Salah-satu suasana konferensi pers pengumuman penetapan dan penahanan 8 Tersangka perkara dugaan tindak Pidana Korupsi (TPK) suap pengurusan audit laporan keuangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor di gedung Merah Putih KPK jalan Kuningan Persada – Jakarta Selatan, Kamis (28/4/2022) dini-hari.
"Pada kegiatan Tangkap Tangan tersebut, Tim KPK mengamakan sebanyak 12 orang yang kita lakukan pada hari Selasa (26/04/2022) pukul 00.00 WIB di wilayah Bandung dan Kabupaten Bogor", terang Ketua KPK Firli Bahuri dalam konferensi pers di gedung Merah Putih KPK jalan Kuningan Persada – Jakarta Selatan, Kamis (28/4/2022) dini-hari.
Dijelaskan Firli Bahuri, bahwa digelarnya serangkaian kegiatan Tangkap Tangan tersebut bermula dari pengumpulan keterangan Saksi dan alat bukti, KPK kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan bukti permulaan yang cukup, sehingga menetapkan 8 Tersangka dalam perkara tersebut, termasuk Bupati Bogor Ade Yasin.
Firli Bahuri pun menjelaskan, awalnya KPK menerima informasi adanya dugaan tindak pidana korupsi dan kemudian menerjunkan tim ke salah-satu hotel di kawasan Bogor. Namun, saat itu pihak-pihak penerima uang sudah kembali ke daerah masing-masing di Bandung.
"Sehingga KPK secara teknis membagi tugas, ada yang berangkat ke Bandung dan ada juga yang mencari bukti yang memang diduga telah dilakukan terkait tindak pidana dugaan perkara korupsi. Tim mengamankan 4 pegawai BPK perwakilan Jawa Barat yang saat itu sedang berada di kediamannya masing-masing di Bandung pada tanggal 26 April 2022 malam", jelas Firli Bahuri pula.
Keempatnya langsung dibawa ke Gedung Merah Putih KPK. Selanjutnya, KPK melakukan penangkapan di Bandung pada Rabu (27/04/2022) pagi. Termasuk mengamankan Bupati Bogor Ade Yasin di kediamannya serta sejumlah ASN Pemkab Bogor.
"Tim juga mengamankan Bupati Kabupaten Bogor di rumahnya dan 2 (dua) pihak lain pejabat dan aparatur sipil negara Pemkab Bogor di rumah tempat tinggal masing-masing di Cibinong. Selanjutnya seluruh yang diamankan KPK dibawa ke Gedung Merah Putih KPK untuk dilakukan pemeriksaan secara intensif", beber Firli Bahuri.