Selasa, 14 Juni 2022

Gelar Pelatihan Kerajinan Anyaman, Pemkot Mojokerto Libatkan Siswa Difabel

Baca Juga


 Wali Mojokerto Ika Puspitasari saat menyampaikan arahan dalam acara penutupan kegiatan Pelatihan Kerajinan Anyaman Bambu Sintesis (tas jali) di Rest Area Gunung Gedangan, Selasa (14/06/2022) - (Jen).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM Perindag) setempat menyelenggarakan Pelatihan Kerajinan Anyaman Bambu Sintesis (tas jali).

Pelatihan yang digelar di Rest Area Gunung Gedangan Kecamatan Magersari selama 2 (dua) itu, yaitu pada tanggal 13 Juni dan 14 Juni 2022, pesertanya melibatkan para siswa difabel tuna rungu (tuli) dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Pertiwi Kota Mojooerto serta puluhan ibu-ibu warga Kota Mojokerto.

“Harapannya pelatihan ini dapat menjadi bekal keterampilan bagi anak-anak kita berkebutuhan khusus, sehingga ke depan mereka dapat lebih berdaya dan mandiri", ungkap Wali Mojokerto Ika Puspitasari saat saat menyampaikan sambutan sekaligus arahan dalam penutupan Pelatihan Kerajinan Anyaman Bambu Sintesis (tas jali) di Rest Area Gunung Gedangan, Selasa (14/06/2022).

Pada kesempatan ini, Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita ini berpesan kepada para peserta pelatihan, bahwa pelatihan ini bukan hanya sekedar pelatihan, melainkan bertujuan supaya masyarakat Kota Mojokerto bisa mendapatkan tambahan ekonomi yang lebih bermanfaat dan lebih maju.

Terkait itu, kegiatan pelatihan yang digelar selama dua hari tersebut mendatangkan 2 (dua) narasumber dari Balai Latihan Kerja (BLK) Karya Sejahtera Ponorogo, Sugeng Lenggono dan Sulamti.

“Sejak awal saya membuat skema pelatihan yang berkelanjutan. Jadi, bukan hanya memberi pelatihan, lalu selesai tidak ada tindak lanjut. Tapi kami mengusung 4P, yaitu Pelatihan, Pendampingan, Permodalan Usaha dan Pembentukan Koperasi. Ini yang disebut pelatihan berkelanjutan”, terang Ning Ita.


Para peserta kegiatan Pelatihan Kerajinan Anyaman Bambu Sintesis (tas jali) di Rest Area Gunung Gedangan saat diambil gambarnya tampak sangat antusias mengikuti pelatihan, Selasa (14/06/2022) - (Jen).


Ning Ita berharap setelah mengikuti pelatihan ini, tidak kemudian untuk dibiarkan begitu saja. Melainkan, berkelanjutan hingga bermanfaat bagi pribadi, keluarga bahkan masyarakat luas.

“Kalau dibiarkan, pasti ilmu yang didapat akan ngowos (bocor). Tapi kalau berkelanjutan, sampai ilmu itu menjadi bermanfaat buat panjenengan dan buat banyak orang. Itu Harapan kita", ujar Ning Ita, penuh harap.

"Jadi, apa yang sudah didapat dalam pelatihan tidak mubadzir dan tidak sia-sia apa yang sudah diberikan oleh pemerintah kota untuk masyarakatnya”, tambahnya.

Ning Ita menjelaskan, berbagai jenis pelatihan sudah difasilitasi Pemkot Mojokerto sejak tahun 2019. Yang mana, hingga tahun 2022, jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan sudah mencapai ribuan.

"Dari jumlah ribuan itu, sebagaimana tujuan (pelatihan), ada yang berkelanjutan meskipun jumlahnya tidak sampai 50 persen. Artinya, yang berkelanjutan inilah yang nantinya benar-benar terpilih untuk menjadi wirausaha yang sukses kedepannya", jelas Ning Ita.

“Memang awalnya ada juga yang hanya berkeinginan coba-coba. Setelah dicoba,  mungkin kemudian lebih minat kepada bidang yang lain. Makanya, yang benar-benar berkelanjutan jumlahnya kurang lebih 48%, tidak sampai separuhnya", lanjutnya.

Ning Ita menandaskan, bahwa untuk menjadi wirausaha sukses, dibutuhkan niat dan kemauan yang kuat serta Istiqomah yang berkelanjutan.

"Harapan saya, 60 orang yang hari ini sejak kemarin mengikuti pelatihan khas Bali ini benar-benar bisa Istiqomah mengikuti pelatihan yang berkelanjutan. Istiqomah terus menerus untuk bisa menjadi perajin yang bertalenta tinggi”, tandasnya, penuh harap.

Sementara itu, Kepala  Diskop UKM Perindag Pemkot Mojokerto Ani Wijaya menerangkan, kegiatan Pelatihan Kerajinan Anyaman Bambu Sintesis (tas jali) kali ini diikuti oleh 60 orang.

“10 orang adalah siswa dari SLB, kemudian satu orang warga dengan berkebutuhan khusus yang mendaftar dari umum dan sisanya adalah seluruh warga Kota Mojokerto", terang Kepala  Diskop UKM Perindag Pemkot Mojokerto Ani Wijaya.

Dijelaskannya, bahwa kegiatan pelatihan pembuatan tas jali ini merupakan pembuka. Ke depan, dengan mempelajari karakteristik kebutuhan khusus dari beberapa warga yang berkebutuhan khusus, akan dikaji kembali pelatihan-pelatihan apa yang bisa sinergikan dengan Dinas Sosial untuk membantu masyarakat agar lebih berdaya dan mandiri.

“Harapan kami untuk pembukaan Festival Kuliner nanti tas jali bisa langsung menyuport untuk tempat body bag tamu-tamu yang akan kita undang pada pembukaan Festival Kuliner. Selebihnya nanti bisa langsung dititipkan di PPUKM, bisa juga dititipkan di galeri batik”, jelasnya. *(El/an/HB)*