Selasa, 21 Maret 2023

Islam Itu Memang Agama Kemanusiaan: Puasa Ramadhan (2)

Baca Juga



Oleh: Macharodji Machfud.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
A’udzubillahi minasysyaitha nirrajim.
Bismillahirrahmanirrahim.

Hei Saudaraku! Islam memang agama kemanusiaan. Mengajarkan kepada manusia agar berpuasa, supaya  manusia dapat melatih dirinya untuk mampu mengendalikan, mengekang dan mengalahkan nafsunya. Karena nafsu senantiasa mengajak kepada manusia kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi Rahmat oleh Allah.


Hal-hal yang tidak membatalkan puasa.
1. Makan dan minum dalam keadaan lupa;
2. Lupa Jimak;
3. Ihtilam (mimpi basah);
4. Menelan apa yang ada di sela gigi;
5. Muntah;
6. Menelan air liur; dan
7. Masuknya debu dan semisalnya ke tenggorokan.


Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ، فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ، فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ
Artinya: “Barang siapa yang lupa sedang ia dalam keadaan berpuasa lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya karena kala itu Allah yang memberi ia makan dan minum", ([1]).

Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَفْطَرَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ نَاسِيًا فَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ، وَلَا كَفَّارَةَ
Artinya: “Barang siapa berbuka di bulan Ramadan karena lupa maka tidak ada qada dan kafarat baginya", (HSR.Ibnu Hibban).

Dalam hadits tersebut, disebutkan secara umum “Barang siapa berbuka” dan jimak termasuk salah-satu yang membuat orang berbuka dari puasanya. (subulus salam). Kias terhadap orang yang makan dan minum karena lupa.(fathul bari).
Ihtilam adalah sesuatu yang tidak mampu seseorang untuk menghindarinya. Juga kita ketahui bahwasanya Allah ﷻ tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuannya.

Allah ﷻ berfirman:
﴿لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا﴾
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya", (QS. Al-Baqarah: 286).

Dengan demikian, para ulama mematwakan, bahwa ihtilam tidak menyebabkan puasa seseorang menjadi batal. Al-Mawardi mengatakan hal ini sebagai ijmak.

Ibnul Mundzir berkata:
وَأَجْمَعُوا عَلَى أَن لا شيءَ علَى الصَّائمِ فِيْمَا يَزْدَرِدُهُ مِمَا يَجْرِيْ مَعَ الرِّيْقِ مِمَا بَيْنَ أَسْنَانِه، فِيْمَا لَا يَقْدِرُ عَلَى الامْتِنَاعِ مِنْهُ
Artinya: “Para ulama ijmak (sepakat), bahwa tidak mengapa bagi orang yang berpuasa terhadap sesuatu di sela giginya yang tertelan bersama air liur, di mana dia tidak mampu untuk menghindarinya" (al-Ijma, Ibnul Mundzir).

Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنِ اسْتَقَاءَ عَامِدًا فَعَلَيْهِ الْقَضَاءُ , وَمَنْ ذَرَعَهُ الْقَيْءُ فَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ
Artunya: “Barang siapa yang sengaja menjadikan dirinya muntah, maka wajib mengqada puasanya. Dan barang siapa yang muntah tanpa disengaja maka tidak wajib qada baginya", (HSR.ad-Daruqutni).

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:
لا يُفَطِّرُ ابْتِلاعُ الرِّيقِ إذا لم يَجْمَعْه، بغيرِ خِلافٍ نَعْلَمُه؛ لأنَّه لا يُمْكِنُ التَّحَرُّزُ منه، أشْبَهَ غُبارَ الطّرِيقِ.
Artinya: “Menelan air liur yang tidak dikumpulkan tidak membatalkan puasa tanpa ada ikhtilaf berdasarkan sepengetahuan kami. Hal ini dikarenakan tidak mungkin untuk menghindarinya, seperti debu yang beterbangan di jalan", (sarah al-Kabr).

An-Nawawi rahimahullah berkata:
اتَّفَقَ أَصْحَابُنَا عَلَى أَنَّهُ لَوْ طَارَتْ ذُبَابَةٌ فَدَخَلَتْ جَوْفَهُ أَوْ وَصَلَ إلَيْهِ غُبَارُ الطَّرِيقِ أَوْ غَرْبَلَةُ الدَّقِيقِ بِغَيْرِ تَعَمُّدٍ لَمْ يُفْطِرْ
Artinya: “Ulama mazhab kami sepakat bahwa jika ada lalat, deb  dan butiran tepung masuk ke dalam tubuh tanpa sengaja, maka ini tidak membatalkan", (Al-Majmu’ Syahr al-Muhdzdzab).

Al-Buhuti berkata:
وَلَا إنْ طَارَ إلَى حَلْقِهِ ذُبَابٌ أَوْ غُبَارُ طَرِيقٍ أَوْ نَخْلِ نَحْوِ دَقِيقٍ أَوْ دُخَانٍ بِلَا قَصْدٍ لِعَدَمِ إمْكَانِ الْحِرْزِ مِنْهُ … لَمْ يَفْسُدْ صَوْمُهَا
Artinya: “Begitu juga jika ada lalat, debu, serangga sebesar tepung atau asap yang terbang masuk ke dalam tenggorokannya tanpa sengaja karena dia tidak bisa menghindarinya, maka hal ini tidak membatalkan puasa”, (Syarh Muntaha al-Iradat).

Jangan buang sisa-sisa minuman teh atau kopy manis kita ke saluran pembuangan air. Buanglah di pojok-pojok pagar rumah atau tempat di mana banyak semut di sana.

Jangan buang sisa nasi yang kita makan ketempat sampah. Cuci sisa nasi kita dengan air yang bersih lalu kita buang di atas genting atau taruh dalam tempayan, lalu letakkan di atas genteng di mana banyak burung yang singgah mencari makanan.

Karena kita tidak tau jalan keridhoan Allah pada diri kita. Tak ada yang tau kapan hidup akan berakir. Jangan biarkan waktu yang tersisa dalam hidup ini dengan sia sia. Jangan sepelekan perkara yang kelihatannya kecil, amal yang kelihatannya tidak terlalu bernilai justru akan memancing keridhoan Allah pada diri kita.

Waktumu hanya tinggal sebentar di dunia ini kawan. Teruslah berjuang ke jalan yang lurus demi masa depan di akhiratmu nanti, Agar kita tidak menyesal disaat nafas terakhir dalam hidupmu kawan. Semoga bermanfaat. Wal afwu minkum, wassalam. *(M2/HB)*