Jumat, 29 Maret 2024

Cegah DBD, Mas Pj Pimpin Warga Kota Mojokerto Serentak Kerja Bakti Massal

Baca Juga


Pj. Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro didampingi Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo, Kepala Dinkes P2KB Pemkot Mojokerto dan Camat Magersari saat tiba area lokasi Kerja Bakti Massal di Jl. Kelud Gg. 8 No. 8 RT. 01 RW. 05 Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Kota Mojokerto, Jum'at (29/03/2024) sore.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro hari ini, Jum'at 29 Maret 2024, memimpin warga Kota Mojokerto serentak di masing-masing RW menggelar Kerja Bakti Massal. Pj. Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan "Mas Pj" ini secara langsung memimpin Kerja Bakti Massal yang berlangsung di Jl. Kelud Gg. 8 No. 8 RT. 01 RW. 05 Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.

Turut hadir dalam kegiatan Kerja Bakti Massal kali ini Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo, Camat Magersari Sutikno, lurah se Kecamatan Magersari, TP PKK Kecamatan Magersari, TP PKK Kelurahan se Kecamatan Magersari juga para kader Jumantik se Kecamatan Magersari.

Di sela berlangsungnya Kerja Bakti Massal di Jl. Kelud tersebut,  Mas Pj menuturkan, bahwa kasus DBD Jawa Timur saat ini mengalami lonjakan dan cara paling efektif untuk menanggulangi dan mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan memperkuat Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 MPlus. 

“Untuk mencegah DBD diperlukan kesadaran dari semua pihak untuk terbiasa menanamkan budaya hidup bersih pada diri sendiri dan lingkungan masing-masing", kata Mas Pj di sela berlangsungnya Kerja Bakti Massal di Jl. Kelud, Jum'at (29/03/2024) sore.

Dalam Kerja Bakti Massal sore ini, yang menjadi target utama Mas Pj adalah membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk, seperti barang-barang bekas yang sekiranya dapat menjadi tempat penampungan air hujan.   

“Kami berharap Kerja Bakti Massal ini dapat menjadi titik balik untuk meningkatkan kesadaran seluruh warga Kota Mojokerto dalam bergotong-royong menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing, sehingga sudah tidak ada lagi tempat untuk jentik nyamuk berkembang biak", ujarnya penuh harap.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) dr. Farida Mariana menjelaskan, kegiatan preventif PSN 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, 

“Sementara Plus-nya antara lain dengan melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan, menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk seperti lavender, serai dan daun mint, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air (1 rumah 1 jumantik), memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras serta meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup", jelasnya. 

Terkait fogging atau pengasapan, dr. Farida menegaskan, bahwa hal itu bukan merupakan solusi terbaik untuk mencegah DBD, karena banyak efek samping dari pengasapan, karena nyamuk semakin kebal, sehingga lebih sulit untuk dibasmi dan hanya membunuh nyamuk dewasa, namun jentiknya masih hidup. 

“Fogging juga mengakibatkan pencemaran lingkungan, disamping itu juga berbahaya bagi manusia, seperti  karsinogenik penyebab kanker, merusak paru-paru, menurunkan sistem kekebalan tubuh bahkan dapat merusak gen dan kromosom pada janin sehingga janin rentan kecacatan", tegasnya. *(SRT/HB)*