Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Antisipasi dugaan adanya kelompok radikal yang berupaya mengubah Dasar Negara menjadi paham Khilafah Islamiyah, jadi sorotan GP Anshor. Terkait hal itu, GP anshor telah mewaspadainya, bahkan telah mempersiapkan adanya pengalihan paham dan akan melawan kelompok ekstrim ini.
Tak tanggung-tanggung, 1,7 juta personil Banser telah disiagakan untuk mengantisipasi kelompok radikal yang diduga bakal mengubah Dasar Negara Republik Indonesia. “Negara mendapat ancaman dari kelompok radikal. Dari Sabang sampai Merauke 1,7 juta Banser tidak akan mundur selangkahpun dalam perjuangan melawan mereka”, ungkap Ketua Umum GP Anshor, Yaqut Cholil Qoumas, dalam orasi politiknya saat Haul ke-16 almarhum Riyanto, Kamis (22/12/2016).
Ketum GP Anshor pun menyebutkan, patut diduga kuat jika tujuan kelompok radikal adalah ada merupakan kepentingan perseorangan. “Jangan terkecoh, tujuan mereka hanya untuk kepentingan perorangan dan kelompoknya dengan menggunakan kedok agama. Jadi, bukan untuk kepentingan negara”, tandas Yaqut Cholil Qoumas.
Lebih jauh lagi, Ketum GP Anshor pun menyerukan, bahwa kelompok ini selalu mengafirkan siapapun yang tidak sepaham dengan mereka. Betapa berhayanya kelompok radikal itu, jika sesama muslim yang tidak sejalan saja berani mengafirkan...?! “Padahal syahadat kita sama dengan mereka, tapi kita dikafirkan karena ibadah kita tidak sama dengannya. Kalau ada yang menghalalkan darah kita, sanggupkah kita melawan mereka...?!”, serunya, seraya bertanya dengan intonasi tinggi.
Kontan saja, tanpa dikomando sebelumnya, hadirin yang hadir menjawab secara kompak lagi lantang atas pertanyaan sekaligus seruan Ketum GP Anshor Yoqut Cholil Qoumas dengan dengan kata siap dan sanggup, "Siaaap...., sangguuup...!!", jawab para hadirin dengan kompak dan lantang.
Lebih dalam lagi, Ketum GP Anshor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, bahwa tujuan kelompok radikal itu tidak-lain adalah berusaha merebut tampuk kekuasaan Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara Khilafah Islamiyah. “Kalau ada ancaman bagi Negara, Banser-Ansor menjadi garda terdepan untuk melawan mereka. Kalau ada yang melakukan pembunuhan atas nama Islam, justru merekalah bukan orang beragama", tegasnya.
Ditandaskannya pula, bahwa Banser GP Anshor siap mengorbankan apapun bagi keutuhan NKRI. Banser GP Anshor pun siap mempertahanakan keberagaman suku, agama dan ras. “Kita harus memberi manfaat bagi sesama. Kalau mundur silahkan mundur dari Banser. Disini tidak ada paksaan atau tekanan dalam bentuk apapun", tandasnya, penuh mantap.
Selain itu, Ketum GP Anshor Yaqut Cholil Qoumas juga menyinggung persoalan memberikan ucapan 'Selamat Natal' yang sengaja ditebarkan oleh kelompok radikal itu. “Mereka menebar issue dengan gencar, bahwa mengucapkan Selamat Natal adalah haram. Saya katakan itu sudah basi...! Sekarang ini issuenya digeser, kalau memakai atribut agama tertentu, itu haram. Dan itu goblok. Keteguhan iman seseorang tidak ditentukan dari atribut yang dipakainya. Karenanya, kepada pak Pendeta... saya ucapkan selamat Natal, Romo... selamat Natal”, papar Yaqut Cholil Qoumas yang disambut aplaus peserta haul.
Ia pun melarang Banser mengikuti aksi bela ini dan bela itu, terlebih menjelang Natal. Dihimbaunya pula, agar Banser GP Anshor berkoordinasi dengan aparat. “Banser se Indonesia, saya minta ikut menjaga Gereja. Tapi, harus berkoordinasi dengan aparat keamanan dan menunggu permintaan dari aparat dan pihak gereja", pungkasnya.
Sementara itu, Almarhum Riyanto, Anggota Banser dari kota Mojokerto mendapatkan penghargaan sebagai 'Pejuang Kemanusiaan dari Gerakan Peduli Pejuang (GPP). Yang mana, penghargaan tersebut diberikan kepada almarhum Riyanto yang telah menyelamatkan ratusan umat Kristiani dari ledakan bom yang ada Mojokerto, salah satunya di Gereja Eben Haezer tahun 2000 yang lalu.
*(DI/Red)*
BERITA TERKAIT :
★Napak Tilas Riyanto Anggota Banser Sang Pejuang Kemanusiaan Bom Natal 2000