Jumat, 02 Desember 2016

Sumbang PAD Rp. 380 Juta Pertahun, 12 Tahun Tak Disentuh Perbaikan, Atap Pendopo Makam Troloyo Ambrol

Baca Juga

Pendopo makam Troloyo di Desa Sentonorejo Kec. Trowulan Kab. Mojokerto pasca diterpa angin, Jum'at (02/12/2016) dini hari.


Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Salah-satu tempat wisata religi dikawasan kompleks makan Troloyo Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, 12 tahun pasca dipugar pada  tahun 2004 lalu, hingga sekarang ini belum pernah disentuh perbaikan. Tak ayal lagi, kondisi atap bangunan yang lapuk dan rapuh termakan umur, ambrol menimpa para peziarah saat diterpa angin ribut.

Hanya saja, hingga selama itu, Pemerintah Daerah (Pemda) setempat terkesan cuek bahkan hanya mau enaknya saja. Padahal destinasi wisata religi yang tak pernah sepi peziarah sejak tahun 2004 itu merupakan menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) rata-rata Rp. 380 juta dalam setiap tahunnya.

Kepala Disporabudpar (Dinas Pemuda Olah-raga Budaya dan Pariwisata) Kabupaten Mojokerto Ustadzi Rois menyatakan, bahwa makam Troloyo tak pernah sepi peziarah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur untuk berziarah ke makam Syekh Jumadil Kubro yang dikenal sebagai sesepuh Wali Songo.

Dikarenakan itulah, wisata religi ini menghasilkan PAD yang cukup besar. Tahun 2016 ini saja, pendapatan dari retribusi masuk ke makam Troloyo mencapai Rp. 390,4 juta. Yang mana, pendapatan itu naik sekitar 1% dari tahun sebelumnya. "Tahun ini, PAD dari makam Troloyo mencapai sekitar 102 persen dari target sebesar Rp. 382,5 juta", terang Ustadzi Rois kepada media, Jumat (02/12/2016).

Ironisnya, meski menyumbangkan PAD ratusan juta dalam tiap tahunnya, tak membuat Pemkab Mojokerto untuk lebih serius memperhatikan kondisi bangunan di kompleks makam kuno ini. Hingga berujung dengan akibat yang cukup fatal. Yakni, atap bangunan yang lapuk dan rapuh termakan umur itupun abrol san menimpa sejumlah peziarah makam Syekh Jumadil Kubro, Jum'at (02/12/2016) dini hari tadi.

Meski dalam kejadian tersebut tak sampai menimbulkan korban jiwa, namun tetap saja mengakibatkan 2 (dua) orang peziarahvdari Madiun harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka dibagian kepalanya.

Selain atap dibagian bangunan utama, kerusakan juga terlihat dibagian atap lorong menuju ke makam Syekh Jumadil Kubro. Plafon dari eternit terlihat berlubang dan nyaris runtuh. Kondisi demikian ini tentunya mengancam keselamatan para peziarah.

Disentuh terkait hal tersebut, Rois menjelaskan, bahwa perbaikan atap area pendopo Makam Syekh Jumadil Kubro telah berjalan sejak sekitar 2 (dua) bulan yang lalu. Hanya saja, pelaksanaannya dibebankan kepada Pemerintah Desa Sentonorejo melalui dana bantuan keuangan (BK) Desa tahun anggaran 2016. "Makam Troloyo kan aset Desa yang kemudian ada perjanjian kerja-sama dengan Pemkab. Oleh kerena itu, yang paling enak pembangunan dilaksanakan oleh Desa secara swakelola", jelasnya.

Pasca atapnya ambol, Pemda setempat menutup tempat wisata religi tersebut. Hanya saja, sejumlah peziarah masih saja nekat menerobos garis polisi, untuk menuju makam yang atapnya runtuh itu. "Hari ini kami tutup, khusus di pendopo makam Syekh Jumadil Kubro. Namun, masih banyak yang nekat masuk. Kalau kami ketati, itu kan makam Syekh. Ya cukup kami beri peringatan supaya di luar pendopo makam", pungkasnya.
*(DI/Red)*


BERITA TERKAIT :

Atap Makam Troloyo Ambrol Diterjang Angin, 2 Peziarah Terluka