Baca Juga
Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) bersilaturahim ke Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, di kawasan Desa Kembang Belor Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, Kamis (06/09/2018) siang.
Presiden RI Joko Widodo beserta rombongan tiba di lingkungan Ponpes didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa serta jajaran Forkompimda Kabupaten Mojokerto sekitar pukul 14.15 WIB.
Sebelum menemui ribuan santri di Masjid Raya KH. Abdul Chalim, Presiden RI Joko Widodo berkunjung terlebih dahulu di kediaman pimpinan yang juga pendiri Ponpes Amanatul Ummah, Dr. KH. Syaifudin Halim, MA.
Baru kemudian, sekitar pukul 14.45 WIB, Peesiden RI Joko Widodo bersama Kyai Asep, sapaan Dr. KH. Syaifudin Halim, MA. memasuki masjid yang disambut alunan sholawatan yang dikumandangkan ribuan santri.
Dalam sambutannya, Presiden RI Joko Widodo mengulas keberagaman suku maupun agama yang menjadi kekuatan besar bangsa Indonesia. Dituturkannya, Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk sekitar 263 juta jiwa yang mendiami 17.000 Pulau, 514 kabupaten/kota serta 34 provinsi.
“Kita harus senantiasa menghargai perbedaan. Baik perbedaan agama, suku, tradisi, adat dan bahasa lokal. Perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan anugerah Allah", tutur Presiden RI Joko Widodo, Kamis (06/09/2018).
Menurut Presiden RI Joko Widodo, hal harus benar-benar kita sadari dan hendaknya jangan sampai kita membeda-bedakan agama, suku, adat dan tradisi. Terlebih, saling curiga antara satu dengan lainnya.
“Apalagi kita gampang curiga, berprasangka tidak baik. Seperti saat ada pilihan bupati, wali kota, gubernur dan pemilihan presiden, berprasangka jelek, curiga dengan saudara kita. Sebagai muslim, harus menjaga ukhuwah wataniyah (persaudaran kebangsaan) dan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam)", tandas Presiden RI Joko Widodo.
Di tengah sambutannya, Jokowi menunjukkan video atraksi jumping dengan moge kala pembukaan Asian Games Jakarta-Palembang beberapa waktu lalu. Ia juga menyinggung sikap nyinyir pihak yang mempertanyakan aksi jumping menggunakan stuntman.
"Ini adalah hiburan untuk tamu-tamu negara. Pakai stunmant. Masak saya naik motor loncat sendiri, kalau jatuh gimana? pasti pakai peran pengganti", ujar Presiden RI Joko Widodo sembari melebarkan senyum khasnya, dan disambut gelak tawa ribuan santri.
Dalam kesempatan ini, Presiden RI Joko Widodo juga menggelar kuis untuk para santri. Beruntung, 3 (tiga) santri yang terpilih maju kedepan, kembali ke tempat semula sambil membawa hadiah masing-masing satu unit sepeda angin setelah ketiganya mampu menjawab pertanyaan jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games, jumlah medali emas yang diraih kontingen Indonesia dan 7 nama provinsi di tanah air.
Sebelumnya, Kyai Asep mengawali sambutannya dengan mengulas profil pondok pesantren yang dirintisnya di tahun 2006 silam. Pun tingkat kesejahteraan 400 KK di sekitar Ponpes meningkat seiring kemajuan Ponpes yang kini memiliki lembaga pendidikan dari tingkat madrasah hingga universitas dengan ribuan santri.
“Tahun 2006 tempat ini hutan, kalau magrib orang takut lewat sini. Sekarang kalau hari ahad (Red: Minggu) bagaikan kota kecil. Meskipun berada di tengah gunung, tapi prestasinya luar biasa", papar Kyai Asep.
Tentang kedatangan Presiden RI Joko Widodo di tengah ribuan santri, wali santri, guru dan pengurus Ponpes yang dipimpinnya, menurut Kiai Asep, merupakan hal yang sangat diharapkan. “Ini realita, bukan mimpi", ujar Kyai Asep.
Ia pun memuji Presiden RI Joko Widodo sebagai sosok yang sejuk dan pemimpin yang berhasil membangun Indonesia. “Setiap saat, saya bersama para santri berdo'a agar Bapak Jokowi jadi presiden kembali", tandas Kyai Asep. *(DI/Red)*