Senin, 13 Juli 2020

Hari Pertama Masuk Sekolah, Gunernur Khofifah Pesan Jauhi Narkoba Dan Miras

Baca Juga

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan sekaligus pesan secara virtual dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) jenjang SMA dan SMK di Gedung Negara Grahadi – Surabaya, Senin (13/07/2020) pagi.


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Memasuki hari pertama tahun pelajaran baru 2020/2021, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memberi pesan kepada para peserta didik baru (siswa baru) secara daring. Pesan-pesan itu, disampaikan Gubernur Khofifah saat memberikan sambutan dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) jenjang SMA dan SMK.

Dalam sambutan sekaligus pesannya, Gubernur Khofifah berpesan supaya para siswa tidak coba-coba untuk berdekatan apalagi mengonsumsi Narkoba maupun minuman keras, terlebih oplosan. Disampaikannya juga, bahwa hal ini mengganggu dalam proses belajar dan dalam menggapai cita-cita.

"Bangun cita-cita itu, siapkan tangga untuk menggapai cita-cita. Kalau anak-anak menyiapkan tangga untuk mencapai cita-cita, pasti tidak akan ada waktu yang terbuang. Apa lagi waktu yang kemudian itu merugikan, misalnya coba-coba Narkoba. Mohon maaf, anak-anak bukan waktunya clubbing, misalnya", kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi – Surabaya, Senin (13/07/2020) pagi.

Gubernur Khofifah menegaskan, disamping akan mengganggu proses menggapai cita-cita, hal itu juga akan mencoreng nama baik siswa, sekolah hingga nama baik orang tua. Dan, Narkoba maupun Miras sangat membahakan tubuh.

"Hilangkan pikiran atau kelakuan untuk ngedrugs atau minuman oplosan. Hilangkan pikiran itu, karena itu pasti akan merusak kondisi tubuh kita, pikiran kita, keluarga kita. Tidak sekadar diri kita, kalau dia berasal dari sekolah mana, maka sekolahnya juga akan tercoreng, keluarga sekolah juga akan tercoreng terkena getahnya", tegas Khofifah.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat berswafoto dengan perwakilan siswa-siswi usai upacara secara virtual kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) jenjang SMA dan SMK di Gedung Negara Grahadi – Surabaya, Senin (13/07/2020) pagi.


Khofifah menjelaskan, anak-anak merupakan umat pilihan serta merupakan putra-putri terbaik penerus bangsa. Untuk itu, jangan sampai menyia-siakan kesempatan untuk belajar.

"Waktu adalah belajar. Anak-anak saya harapkan menjadi sosok pembelajar. Karena, mungkin kita kuliahnya di sebuah perguruan tinggi, ternyata profesi kita sama sekali jauh dari apa yang diajarkan kampus, tapi dia bisa sukses. Ini terjadi di sangat banyak profesi-profesi strategis", jelasnya.

Gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini juga menyinggung permasalahan para remaja terkait putus cinta yang sering mengganggu proses belajar. Terkait hal ini, Khofifah berpesan, agar anak-anak tidak teribat dalam masalah percintaan terlebih dahulu. Ditandaskannya, bahwa  Allah telah siapkan pendamping yang tepat di waktu yang tepat pula.

"Artinya bangun cita-cita setinggi-tingginya, bangun tangganya. Jangan tangga di atas kita gergaji, karena sempat ngedrugs karena frustasi teman dekat kita direbut orang lain. Yakinlah..., Allah akan menentukan pasangan yang terbaik, pada saatnya orang terbaik untuk mengawal kehidupan anak-anak. Jadi Bu Khofifah bicara seperti ini karena pernah muda, tapi anak-anak belum pernah tua. Itu bedanya", tandas Khofifah.

Lebih jauh, Khofifah sempat menyinggung McKinsey yang mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi salah-satu di antara 7 (tujuh) kekuatan terbesar di dunia. Terkait itu, Khofifah meminta anak-anak optimis menjadi salah-satu orang yang berguna bagi bangsa, negara dan agama.

"Saya tidak melihat anak-anak hari ini, tapi kita ingin melihat anak-anak di tahun 2030. Jadi ini adalah prediksi, saya ingin menyampaikan bahwa masa depan Indonesia begitu cerah. Ini memberikan prediksi bahwa di tahun 2030, Indonesia masuk pada 7 (tujuh) besar kekuatan ekonomi dunia. Anak-anak jangan melihat kami, anak-anak harus melihat semangat yang ada di diri, karena ini akan tergantung bagaimana pembelajaran, semangat belajar, kualitas, kerja-keras anak-anak", ungkap Khofifah.

Menurut Khofifah, prediksi McKinsey itu sudah dibuat secara detail dengan mempertimbangkan sejumlah hal. Untuk itu, Gunernur Khofifah berpesan, para siswa di Jatim harus memiliki jati diri yang religius, nasionalis, gotong royong, berintegritas dan memiliki kemandirian.

"Jadi, anak-anak yang akan menjadi pelaku utama pada tahun 2030 kita akan masuk pada 7 (tujuh) besar kekuatan ekonomi dunia. Jika bertanya bagaimana ini, kita mengalami pandemi Covid-19, di seluruh dunia ini ada di 216 negara di dunia yang terpapar Covid-19. Saya ingin mengajak anak-anak tetap membangun harapan yang setinggi-tingginya, cita-cita yang setinggi-tingginya", pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, tahun pelajaran baru 2020/2021 dimulai hari ini. Namun, karena pandemi Covid-19 masih terus merebak, maka proses belajar mengajar masih tetap dilakukan secara daring. *(DI/HB)*