Minggu, 10 Oktober 2021

Pemkot Mojokerto Terima Penghargaan APE 2021 Dari Kemeterian P3A

Baca Juga


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menunjukkan Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2021, Minggu (10/10/2021). (foto: Dok. Humas).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota Mojokerto kembali menerima Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2021 dengan Kategori Madya (pengembang). Penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) ini, diterima langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Minggu (10/10/2021).

Penghargaan APE ini, diraih oleh Kota Mojokerto karena telah berkomitmen penuh dalam pencapaian dan perwujudan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan serta memenuhi kebutuhan anak. Sekaligus, berkomitmen dan mendukung pelaksanaan Pengarus Utamaan Gender (PUG).

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, bahwa Pemerintah Kota Mojokerto telah berkomitmen penuh dalam melaksanakan percepatan pengarusutamaan gender, sesuai Amanat Presiden No 9 Tahun 2000 tentang Pengarus Utamaan Gender yang merupakan strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

"Ini (penghargaan) merupakan bentuk pengakuan atas komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam strategi Pengarus Utamaan Gender (PUG). Kami, sangat mengapresiasi Kementerian PPPA dalam menginisiasi diselenggarakannya Anugerah Parahita Ekapraya 2021", kata Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini pun tak lupa mengucapkan terima-kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Mojokerto dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Bumi Majapahit ini, sehingga mampu menciptakan pembangunan yang responsif gender serta mampu menciptakan keadilan bagi SDM perempuan yang memiliki potensi di berbagai bidang pembangunan.

"Kesetaraan gender, bukanlah persaingan antara dua lawan jenis. Laki-laki dan perempuan. Namun, keduanya dapat memiliki aksesibilitas yang sama terhadap sumber daya serta mampu berpartisipasi sekaligus terlibat penuh dalam proses pembangunan tanpa pembatasan. Sehingga, kesetaraan gender di masyarakat menjadi lebih baik dan terhindar dari bentuk kekerasan apapun", tandas Ning Ita. *(DI/HB)*