Sabtu, 30 Oktober 2021

Pesan Khofifah Untuk Warga Jatim Di Hari Aksara Internasional 2021

Baca Juga


Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tahun 2021 di El royal Hotel Banyuwangi, Sabtu (30 Oktober 2021.(Dok. Pemprov Jatim).


Kab. BANYUWANGI – (harianbuana.com).
Di tengah upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya melek huruf, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berharap agar program pendidikan keaksaraan dapat menjadi lebih adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini senada dengan tema hari aksara internasional 2021 tingkat Provinsi Jawa Timur, yaitu “Literasi Digital untuk Indonesia Bangkit”.

Tema ini diangkat di tengah krisis Covid-19 yang telah mengganggu pembelajaran anak-anak, remaja dan orang dewasa dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hambatan ini tentu kian memperbesar ketidak-setaraan yang sudah ada sebelumnya dalam akses ke peluang pembelajaran keaksaraan yang bermakna.

Saat ini, angka buta huruf di Jawa Timur masih tergolong tinggi, masih sekitar 800 ribu orang yang buta aksara di Jatim berdasarkan data Kemendikbudristek RI Tahun 2020

Adapun tujuan kegiatan kegiatan peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke- 56 tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2021, di antaranya adalah untuk memublikasikan kepada masyarakat terkait perkembangan program keaksaraan di Provinsi Jawa Timur, mengampanyekan pentingnya pendidikan keaksaraan dalam pembangunan di Jawa Timur, terbangunnya komunikasi antar penggiat dan pengelola program keaksaraan dalam membangun masyarakat beraksara di Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terdapat empat pilar literasi yang penting untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman mengenai transformasi digital. Yaitu digital skilldigital culturedigital ethics dan digital safety.

“Terkait digital ethic, tahun lalu saya pernah berdiskusi dengan tim yang menyiapkan kurikulum di Kementerian Kominfo. Saya menyampaikan terkait standar digital ethic. Ini adalah aspek penting demi kesehatan mental anak-anak kita", ujar Khofifah, pada Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tahun 2021 di El royal Hotel Banyuwangi, Sabtu (30/10/2021).

Ia mencontohkan, ketika membaca berita online, maka user akan melihat sekian persen tampilan website dengan gambar-gambar yang berbeda, baik itu gambar promosi maupun gambar tampilan yang tidak sepantasnya. Bahkan, kita menemukan sampai empat kali gambar tersebut. Padahal, yang diinginkan adalah membaca beritanya.

“Ini merupakan gambar yang rata-rata termasuk area yang tidak sepantasnya dikonsumsi oleh generasi-generasi penerus bangsa", kata Gubernur Khofifah.

Pada digital ethic, lanjut Gubernur Khofifah, terdapat digital society. Saat ini digital society sering didiskusikan oleh beberapa pakar, karena ada kemungkinan digital society ini menghilangkan aspek hubungan sosial, dan pertemuan tatap muka.

“Hal ini jangan sampai terjadi. Karena silaturrahmi tidak bisa digantikan. Sebab silaturrahmi akan menyemai banyak kedamaian, juga akan memperbanyak rezeki", lanjutnya.

Namun demikian, digital society ini sudah berjalan. Bahkan, saat ini masyarakat di Indonesia sedang berada di posisi 4.0., dan sedang menuju ke 5.0.

Saat ini, yang jadikan pilot project untuk transformasi digital di Jawa Timur dengan implementasi society 5.0 adalah ITS. Namun, hal ini tentu harus lebih mengedepankan sisi humanisme, sehingga nantinya bisa disebut tranformasi digital dengan kearifan lokal.

Gunernur Khofifah juga menyampaikan, bahwa banyak sekali program yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan Pemprov Jatim dalam menggalakkan program literasi secara masif. Antara lain gerakan membaca, gerakan literasi sekolah, gerakan literasi keluarga dan gerakan literasi masyarakat yang secara aktif memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

“Semua kalangan pun, baik individu maupun kelompok juga banyak yang secara sukarela menjadi relawan dan penggiat literasi", paparnya.

Terkait itu, Gunernur Khofifah berharap kepada upati/ walikota se Jawa Timur untuk dapat melakukan beberapa hal, seperti pengajian khusus terhadap program–program literasi digital untuk mempersiapkan generasi mendatang agar siap menghadapi era revolusi industri 4.0, tetapi tetap mengaplikasikan kearifan lokal dalam setiap program yang dilaksanakan.

Selain itu, juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dengan metode dalam jaringan, dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan program–program keaksaraan dan literasi digital di masing–masing kabupaten/ kota.

Karena peringatan ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19, Khofifah pun berpesan agar masyarakat tidak lengah dan menyerah untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam semua aktifitas.

“Yang terpenting, kita jangan sampai lengah dan menyerah pada kondisi pandemi saat ini, walaupun sekarang Jawa Timur merupakan provinsi terbaik dalam penanganan kasus Covid – 19 se-Indonesia, tetapi kita harus tetap ikhtiar, bekerja keras, bekerja-sama untuk dapat terus waspada terhadap segala kemungkinan penyebaran virus varian–varian baru. Tetap menerapkan 5M dan selalu berdoa agar kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan dalam beraktifitas sehari- hari", tandasnya. *(DI/HB)*