Senin, 30 Mei 2022

Minimalisir Learning Loss Dampak Covid-19, Pemkot Mojokerto Gelar Workshop Penyusunan Kurikulun SD

Baca Juga


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkot Mojokerto Amin Wachid saat menyampaikan sambutan sekaligus arahan dalam Workshop Penyusunan Kurikulum Pendidikan jenjang Sekolah Dasar SD), Senin (30/05/2022).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat menggelar Workshop Penyusunan Kurikulum Pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD). Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama 2 (dua) hari, yakni Senin (30/05/2022) dan Selasa (31/05/2022) dan berlangsung di pendopo Pemkot Mojokerto ini diikuti oleh 122 peserta yang terdiri atas para kepala sekolah dan pengembang kurikulum sekolah dasar negeri/ swasta se Kota Mojokerto.

Workshop tersebut diselenggarakan sebagai upaya Pemkot Mojokerto meminimalisir dampak fenomena learning loss yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Yang mana, banyak anak-anak Indonesia yang mengalami ketertinggalan pembelajaran (learning loss) sehingga mengalami kesulitan untuk mencapai kompetensi dasar sebagai peserta didik.

"Tujuan nasional di tahun 2045, Indonesia mencapai generasi emas. Sehingga, akses dan kualitas pendidikan ini harus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Terlebih dengan adanya pandemi, banyak yang harus dikerjakan untuk memulihkan kembali tatanan pendidikan yang ada", ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam sambutannya sekaligus arahannya di acara tersebut, Senin (30/05/2022).

Para kepala sekolah dan pengembang kurikulum sekolah dasar negeri/ swasta se Kota Mojokerto saat mengikuti Workshop Penyusunan Kurikulum Pendidikan jenjang Sekolah Dasar SD), Senin (30/01/2022).


Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita ini menjelaskan, bahwa pendidikan sebagai salah-satu layanan wajib dasar bagi masyarakat. Bahkan, dalam misi pembangunan di Kota Mojokerto yang diusungnya, ia mencantumkan peningkatan kualitas pendidikan sebagai yang utama.

"Ada yang namanya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan di daerah. Yang mana pendidikan menjadi salah faktor penentu IPM tersebut", jelas Ning Ita.

Dijelaskan Ning Ita pula, kebijakan pembelajaran akan difokuskan pada pengembangan Kurikulum Merdeka. Kurikulum yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022–2024.

"Kurikulum Merdeka Belajar ini memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplor potensi masing-masing anak kita. Karena mereka memiliki keistimewaan masing-masing. Hal ini harusnya bisa menjadi dasar dalam memberikan model pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kita", jelas Ning Ita pula.

Ning Ita menandaskan, dengan landasan hal tersebut, pendidikan akan berpatokan pada esensi belajar. Berbeda dengan sistem lama yang lebih menekankan pada nilai akhir dan menganggap setiap anak memiliki kompetensi yang sama.

"Jadi peran panjenengan di sini semua sangat fundamental, sangat strategis. Panjenengan berperan besar dalam mensukseskan rencana pembangunan nasional dan daerah", tandasnya. *(el/an/HB)*