Jumat, 22 April 2016

Pengaruh Bokep, Permohonan Nikah Dini Capai 516 Pemohon

Baca Juga

Kepala BKBPP Kota Mojokerto, Moch. Ali Imron

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
   Angka pernikahan remaja usia dibawah 20 tahun di Kota Mojokerto tahun 2015 lalu mencapai 516 orang atau 51 persen dari 109 orang. Tingginya permohonan nikah dibawah ketentuan ini tak pelak membuat pemerintah setempat was-was. Kepala Badan Keluarga Berencana Perempuan dan Anak (BKBPP) Kota Mojokerto, Moch. Ali Imron mengungkapkan, bahwa pihaknya berusaha menekan angka tersebut melalui pendekatan konseling.
   "Kita sangat prihatin dengan tingginya kasus nikah muda ini. Untuk itu kita merangkul pihak guru BP atau BK (Bimbingan Penyuluhan atau Bimbingan Konseling) ditiap sekolah melalui program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)", cetusnya, Jum'ut (22/04/2016) pagi.
   Meski demikian, Imron mengakui, bahwa tak mudah untuk menekan laju nikah muda ini. Pasalnya, perkembangan teknologi IT sedemikian pesat dan rawan disalah gunakan. "Tidak mudah memang, karena penyalahgunaan IT. Tapi melalui guru BP kita sampaikan pelbagai dampak negatif nikah muda", akunya.
   Diungkapkannya, salah satu pergeseran nilai moril yang melanda remaja akhir-akhir ini lagi ngetren melakukan penyimpangan seks. Menurut Imron, salah-satu penyebabnya adalah karena minimnya pengetahuan tentang seks. Sehingga, kerapkali disalah artikan oleh remaja yang cenderung justru meniru film porno yang demikian mudahnya diakses melalui internet.
   Terkait permasalah ini, Wali Kota Mojokerto mengungkapkan, agar remaja sadar atas ancamannya yang bakal menimpa terhadap remaja itu sendiri dikemudian hari. "Remaja, khususnya anak sekolah, harus mendapat pengetahuan khusus yang cukup tentang pendidikan seks, bahaya narkoba, bahaya HIV dan berusaha untuk menghindari kekerasan", ungkap Walikota Mas'ud Yunus.
   Dengan adanya PIK-R, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menegaskan, bahwa sebenarnya pendidikan seks adalah bukan hal yang tabu. Dipesantren -pesantren sudah diajarkan pengetahuan tentang seks melalui kitab kuning. “Sesungguhnya dipesantren-pesantren sudah diajarkan pengetahuan tentang seks itu lewat kitab kuning. Lha itu harus kita terjemahkan di dalam bahasa pendidikan. Kalau dipesantren-pesantren bisa, disekolah-sekolah ya harus bisa", tandasnya. *(Yd/DI/Red)*