Jumat, 22 April 2016

Jengah Dengan Sikap Pemkot, Warga Kedundung Pasang Spanduk Penolakan Terhadap Graha Poppy Cafe & Karaoke

Baca Juga

Spanduk yang dipasang warga Kedundung diatas kali Jinontro, Jum'at (22/04/2016).

Kota Mojokerto - (harianbuana.com).
   Jengah dengan melempemnya sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto yang tak-kunjung merespon keluhan warga atas beroperasinya tempat hiburan malam cafe dan karaoke terbesar di Kota Mojokerto ditengah pemukiman mereka, Jum'at (22/04/2016) sehabis waktu sholat Jum'at, belasan warga Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari melakukan aksi pemasangan 2 bentang spanduk berukuran sekitar (3x1,8) meter2 dan sebentang lainnya berukuran (6x0,9) meter2 bertuliskan penolakan dan permintaan kepada Wali Kota Mojokerto.

Spanduk berukuran kurang-lebih (3x1,8) meter2 yang dipasang didepan rumah warga, Jum'at (22/04/2016).

  3 spanduk tersebut dipasang di 3 titik strategis yang berjarak beberapa meter dari lokasi bangunan Graha Poppy Cafe & Karaoke. Spanduk berukuran (3 x 1,8) meter2 dua meter itu bertuliskan,"Warga Kedundung, Harga Mati Tutup Graha Poppy, Pak Wali Segera Tutup Tempat Maksiat di Desa Kami",  "Stop Hiburan Malam di Wilayah Kami".
   Mereka mengaku terpaksa memasang beberapa spanduk, lantaran jengah dengan sikap Pemkot yang tak kunjung merespon keluhan warga terkait keberadaan tempat hiburan cafe dan karaoke Graha Poppy berada di tengah pemukiman mereka. "Kami pasang spanduk penolakan keberadaan cafe dan karaoke Graha Poppy agar Pemkot segera mengambil sikap tegas. Kami tidak ingin lagi berdialog dengan Pemkot, karena sudah cukup menyampaikan aspirasi", ungkap Pecok.

Spanduk berukuran sekitar (6x0,9) meter2 yang dipasang menempel ditembok rumah warga, Jum'at (22/04/2016).

   Menurut Pecok, jika dengan aksi warga memasang spanduk penolakan masih tetap tak direspon juga, maka warga akan melakukan penyegelan. "Kalau aksi kami masih juga tidak digubris, maka terpaksa warga akan melakukan penyegelan. Jelas mengganggu, disamping sebagai tempat mabok juga cara berpakain purel-purelnya mengumbar aurat. Anak-anak dan para remaja disini sering melihatnya. Kami khawatir, hal ini akan mempengaruhi kejiwaannya", ujar Pecok.
   Sebagaimana diketahui, sebelumnya, Senin (11/04/2016) lalu, belasan warga Kedundung Kecamatan Magersari melayangkan pengaduan ke Pemkot dan DPRD Kota Mojokerto, terkait aktivitas Graha Poppy Karaoke yang mereka nilai meresahkan. Yang mana, dalam surat tersebut berisi desakan warga agar Graha Poppy cafe & karaoke yang sebelumnya bernama Graha Istana ditutup. "Kami hanya minta Graha Poppy ditutup atau dipindah, karena menganggu ketertiban. Mereka beroperasi melewati jam 24.00 WIB,  sehingga melanggar ketentuan", cetus Pecok, diruang lobi Pemkot Mojokerto, Senin (11/04.2016) lalu, jelang menemui Walikota.
   Usai 3 orang perwakilan warga Kelurahan Kedundung bertemu Walikota Mas'ud Yunus diruang kerja Walikota, kepada wartawan, Sugiono (46) yang sehari-harinya akrab dengan sapaan Pecok ini menjelaskan, bahwa kepada Walikota Mas'ud Yunus, dia atas nama warga meminta pada Walikota agar segera menutup atau memindahkan tempat hiburan malam Graha Poppy Cafe & Karaoke. "Warga meminta, agar Wali Kota Mojokerto segera menutup karaoke Graha Poppy atau memindahkan dari lingkungan kami", ungkap Pecok alais Sugiono kepada wartawan, saat itu.
  Saat itu, Pecok pun menjelaskan, bahwa Graha Poppy telah beroperasi di Kampungnya sudah sekitar 1,5 tahun yang lalu. Hanya saja, keberadaan tempat karaoke itu akhir-akhir ini semakin meresahkan warga sekitar. Hampir setiap malam terjadi tawuran di tempat hiburan malam itu. Bahkan, tawuran antar pengunjung ditèmpat hiburan malam tersebut sering sampai masuk keperkampungan dan perumahan.
   Hal itu, membuat warga sekitar tempat karaoke Graha Poppy resah dan takut. "Aturannya jam 12 malam harus tutup. Namun, sering kali sampai jam 3 pagi baru tutup. Selain itu, suara musik juga terdengar sampai radius 100 meter. Otomatis membuat warga was-was dan terganggu. Minimal mengganggu waktunya tidur", jelas Sugiono, Senin (11/04/2016) yang lalu.
   Disebutkannya juga, bahwa akibat parkir kendaraan roda-empat tamu tempat hiburan malam ini juga menganggu arus lalu lintas dijalan Muria Raya. Yang mana, karena terbatasnya area parkir Graha Poppy cafe & karaoke sehingga memaksa tamu tempat itu menaruh mobilnya di bahu jalan Muria Raya. "Akses keluar masuk parkir membuat lalu lintas macet. GP juga meresahkan warga, karena sering terjadi tawuran antar tamu yang mabuk", sebutnya, Senin lalu itu.
   Selain itu, kedatangan warga Kedundung ini juga mempersoalkan penampilan para pemandu lagu atau purel. Pasalnya, penampilan para purel ditempat hiburan malam itu mereka nilai seronok. Sementara dilingkungan pemukiman warga banyak anak-anak dan remaja. "Anak-anak dan para remaja sering melihat itu. Kami khawatir akan mempengaruhi kejiwaannya", tandas Pecok.
  Sementara, saat itu, Dewan setempat pun merespon dan sempat menggelar hearing dengan pihak manajemen Graha Poppy Karaoke dan warga Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari diruang sidang Dewan, Kamis (15/4/2016). Yang mana, usai dilakukan hearing, kalangan Dewan menyatakan akan membuat rekomendasi kepada Walikota. Hanya saja, karena ditunggu sampai hari Jum'at ini belum ada sikap dari Pemkot, sehingga warga Kedundung melakukan aksi pemasangan 3 spaduk tersebut. *(DI/Red)*