Kamis, 09 Juni 2016

Dewan Tolak Wacana Penutupan Care Free Day Dijalan Benteng Pancasila

Baca Juga

 

Car Free Day dijalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto
 

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).

Aktifitas rutin Car Free Day (CFD) yang berlangsung setiap Minggu pagi dikawasan jalan Benteng Pancasila (Benpas) Kota Mojokerto mulai dikeluhkan pihak pengelola Sunrise Mall. Pasalnya, setiap Minggu pagi jalur CFD dipenuhi ribuan pasang mata yang menghabiskan waktunya untuk berolah-raga, jogging, jalan santai bersama keluarga atau sekedar membeli makanan dan jajanan serta banyaknya pedagang kali lima (PKL) disepanjang kawasan jalan Raya Benpas. Terlebih, jalan ini ditutup mulai pukul 06.00 hingga 09.00 WIB, untuk kepentingan CFD.

Terkai aktifitas CFD tersebut, pihak Hotel dan Sunrise Mall yang baru diresmikan belum dua-pekan ini merasa khawatir jika CFD tetap berlangsung, maka akan menganggu akses keluar masuk tamu hotel yang hendak menuju ke bandara Juanda. Agar tak mengganggu kelancanaran para tamunya, pihak Sunrise Mall berharap agar aktifitas CFD ditutup atau dialihkan ke jalur lain. 

Muskil sekali rasanya, CFD yang telah berlangsung bertahun-tahun akan disingkirkan oleh pihak Sunrise Mall yang berdiri belum seumur jagung. Otomatis, wacana penutupan atau penggusuran aktifitas CFD yang digandrungi oleh banyak warga Kota Mojokerto ini langsung ditolak mentah-mentah oleh kalangan  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mojokerto.

       

Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto Sony Basuki Raharjo.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto Sonny Basuki Rahardjo, bahwa anggota Dewan menolak rencana adanya penutupan kegiatan CFD yang telah berlangsung bertahun-tahun digelar secara rutin diruang publik setiap Minggu pagi dijalan Benteng Pancasila. "Jika dicabut atau dialihkan ketempat lain, maka dibutuhkan Perwali (red. Peraturan Walikota)", tegas politisi partai Golkar ini.

Wacana penutupan kegiatan CFD dijalan Benteng Pancasila muncul setelah diremikannya Sunrise Mall pada Kamis -pagi, 2 Juni yang baru lalu. Meski baru diresmikan belum dua-pekan ini, pihak manajemen hotel mewah yang sedang dalam tahap rencana pengoperasian itu sudah mengeluhkan soal akses keluar masuk tamu hotel bintang tiga yang bakal beroperasi pada tahun ini. "Tidak serta merta dengan adanya mall mewah lantas kepentingan rakyat dikorbankan begitu saja", tandas Sony.

Sekali lagi, politisi partai Golkar inipun menyatakan, bahwa untuk mencabut atau mengalihkannya kegiatan CFD ketempat lain butuh Perwali. Sebab, menurutnya, adanya aktifitas CFD tersebut dilandasi adanya Perwali. "Saya kira, pengelola hotel dan mall itu sudah tahu sebelumnya, bahwa itu merupakan kawasan CFD", sergahnya.

Pihaknyapun memastikan, peluang untuk melakukan penutupan atau pengalihan aktifitas CFD sudah tertutup. "Biar hotelnya yang gak beroperasi nggak masalah. Pihak hotel silahkan mengajukan penawaran jalur alternatif menuju jalan Empunala saja", tukasnya.

Senada dengan apa yang telah disampaikan oleh Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto Sony Basuki Raharjo, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Umar Faruq pun menyatakan penolakannya atas wacana penutupan ataupun pengalihan akfitas CFD tetsebut. Menurut politisi PAN ini, untuk menutup atau mengalihkan aktifitas CFD sangatlah mustahil tanpa dasar hukum yang kuat. "Nggak bisa itu. CFD tidak akan ditutup meski pihak hotel memohon pemberian akses pada hari Minggu pagi", tegasnya.

Faruq justru mempertanyakan soal analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) Sunrise Mall. "Sudah tahu kalau Minggu dipakai CFD kok bangun hotelnya disitu. Ya biar saja kalau tamunya mau keluar parkir kendaraan di pinggir pom bensin sana. Yang jelas kami tidak setuju penutupan CFD", tandasnya.

Peresmian Matahari Sunrise Mall jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto

Terpisah, Silvi Setiawan, Direktur PT. Sukses Bersama Kencana Satya selaku pengelola Sunrise Mall membantah jika pihaknya mengajukan penutupan CFD. "Kami tidak meminta car free day ditutup, tapi dicarikan jalan alternatif, agar tamu hotel bisa keluar. Masak kalau Minggu tamu hotel mau ke Bandara tidak bisa karena ketutup", ucapnya.

Terkait permohonan pengadaan jalan alternatif itu, Silvi mengaku sudah diajukan ke Pemkot. Sedangkan kemungkinan penolakan permohonannya dari kalangan DPRD, Silvi enggan mengomentarinya. "Kami hanya meminta jalan altenatif ke Pemkot. Dan itu sudah diurusi Pak Rudy. Kami hanya memohon itu saja. Yang lain, tanya pak Rudy saja", pungkasnya.  *(DI/Red)*