Kamis, 11 Agustus 2016

Sampul Buku Modul Sekolah Menengah Atas Bernada Lecehkan Lambang Dan Simbol Negara Beredar Di Kabupaten Mojokerto

Baca Juga

 

Buku modul Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas XI-A yang sampulnya bergambar burung garuda yang identik dengan lambang Negara, Garuda Pancasila bersayap patah dan mencengkeram bendera merah putih dalam keadaan lusuh.

 

Buku modul Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas X yang sampulnya bergambar tiga-bocah bertelanjang-dada dengan hanya mengenakan celana dalam dan celana pendek, mengibarkan bendera merah putih.


Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Dunia pendidikan di Kabupaten Mojokerto kembali heboh atas temuan buku modul Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas XI-A bergambar burung garuda yang identik dengan Lambang Negara burung Garuda Pancasila dengan sayap kanannya yang patah dan mencengkeram bendera merah putih yang dalam keadaan lusuh dan satunya lagi buku modul LKS kelas X bergambar tiga-bocah bertelanjang-dada yang hanya mengenakan celana dalam dan celana pendek sedang mengibarkan bendera merah putih.

Kedua buku LKS mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu telah beredar di SMK Islam Walisongo yang berlokasi di Desa Brangkal Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Yang mana, kedua buku LKS tersebut diterbitkan oleh percetakan Aviva asal Klaten Jawa Tengah.

Tudingan bahwa modul LKS kelas XI-A yang baru beredar pada semester ganjil tahun ini telah melecehkan Lambang Negara Republik Indonesia, karena sampul buku modul tersebut bergambar burung garuda yang identik dengan lambang Negara burung Garuda Pancasila yang sayap kanannya patah dan mencengkram bendera merah putih yang dalam keadaan kusut. Sedangkan buku modul LKS kelas X yang beredar sejak tahun 2015 itu dituding telah telah melecehkan Simbol Negara Republik Indonesia, karena buku modul tersebut bergambar tiga-bocah bertelanjang-dada dan hanya mengenakan celana dalam dan celana sedang mengibarkan bendera merah putih.

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah (Kasek) SMK Islam Walisongo Kabupaten Mojokerto Sutjahyo Mudji Rahardjo, bahwa hal tersebut diketahui oleh pihak sekolah setelah ada komplain dari siswa SMK yang dipimpinnya. Yang mana, atas protes siswa tersebut, Sutjahyo telah melaporkan persoalan ini ke forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Swasta. Hanya saja, hingga saat ini belum ditanggapi. "Kita tahunya setelah ada protes dari siswa. Atas dasar adanya protes dari siswa itu, kami telah melaporkan ke forum MKKS. Namun, hingga sekarang ini belum ada tanggapan", ungkap Sutjahyo Mudji Rahardjo, Kamis (11/08/2016).

Menurut Kasek SMK Walisongo Kabupaten Mojokerto, gambar-gambar pada sampul buku modul tersebut bernada pelecehan terhadap lambang dan simbol Negara. "Saya kira ini melecehkan lambang negara. Apalagi di dunia pendidikan. Makanya, kami melaporkannya ke forum MKKS. Maksudnya, kalau memang tidak-boleh beredar, ya akan segera kami tarik", tegas Sutjahyo.

Sementara itu, SMK Islam Walisongo Kabupaten Mojokerto sendiri hanya mempunyai 45 siswa. Yang mana, dari 45 siswa tersebut terdiri dari 15 siswa kelas X, 16 siswa kelas XI dan 14 siswa kelas XII. PERTANYAANNYA :  Diperbolehkankah pemakaian buku-buku modul tersebut...? Dan, apakah penyebaran buku-buku modul tersebut hanya di SMK Walisongo Kabupaten Mojokerto...?

Sebagaimana diketahui, buku modul LKS yang menjadi acuan siswa terampil (Master) dengan sampul bergambar burung garuda yang identik dengan lambang Negara Garuda Pancasila dengan sayap kanannya patah dalam posisi mencengkeram bendera merah putih dalam keadaan lusuh dan tiga-bocah bertelanjang dada dengan mengenakan celana dalam dan celana pendek itu beredar di SMK Islam Walisongo, Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. 

Keberadaan buku modul sebagai penunjang mata pelajaran Kewarganegaraan yang sempat menuai protes dari siswa SMK Walisongo tersebut karena dianggap telah melecehkan lambang dan simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berbau pornografi. Meski sejauh ini keberadaan kedua buku modul tersebut baru ditemukan beredar dikalangan siswa SMK Islam Walisongo, namun sangat besar kemungkinannya juga beredar disekolah-sekolah lain dengan kapasitas jumlah siswa yang lebih besar.

Salah-satu siswa SMK Walisongo menyatakan, bahwa gambar burung garuda yang terdapat pada sampul buku modul LKS kelas XI-A itu diterjemahlannya sedang menari dan secara jelas bermakna melecehkan lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Burung Garudanya menari. Harusnya Burung Garuda tegak dan kepalanya menoleh ke kanan. ini sayapnya seperti sedang menari. Jelas melecehkan lambang Negara kita", kata salah seorang siswa kelas XI SMK Islam Walisongo, Kamis (11/08/2016).

Siswa ini, menjelaskan, jika buku tersebut diterimanya pada Senin (08/08/2016) yang baru lalu. Pihak sekolah menjual buku yang diterbitkan Tim Aviva yang beralamat dijalan Candi Sari, Mojayan, Klaten, Jawa Tengah itu seharga Rp. 6.500,- per buku. Yang mana, hingga saat inipun buku tersebut masih dipakai para siswa kelas XI disekolahnya. "Awal diberi oleh wali kelas, saya tidak sadar. Pas lagi ngobrol sama teman-teman, baru menyadari, kok gambar Burung Garudanya menari. Akhirnya kami sampaikan masalah ini kepada g,uru, supaya diganti", jelasnya.

Menurut siswa ini, kala dia masih duduk dikelas X semester genap tahun lalu, siswa inipun bahkan menerima buku Master dari penerbit yang sama yang memuat gambar pornografi. Sampul buku modul LKS sebagai penunjang Mapel Kewarganegaraan yang dia maksud justru memperlihatkan gambar tiga-bocah yang telanjang dada dengan hanya memakai celana dalam dan celana pendek sedang mengibarkan bendera pusaka merah-putih, disebuah air terjun.  *(DI/Red)*