Baca Juga
Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Tak dipungkiri, respon Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terhadap keluhan warganya patut untuk mendapat acungan 'Dua Jempol'. Seperti halnya saat merespon keluhan warga Dusun Jati Kulon Desa Lengkong Kabupaten Mojokerto Kecamatan Mojo Anyar Kabupaten Mojokerto, atas kerusakan jalan Jati Kulon, pada Desember tahun 2016 lalu. Yakni, begitu ada keluhan warga Dusun tersebut tentang rusak-parahnya jalan Jati Kulon, Menyikapi kerusakan jalan Jatikulon, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) langsung meresponnya dengan melakukan perbaikan.
Hanya saja, belum genap 2 bulan tambal sulam aspal itu digelar, jalan yang sebelumnya sempat ditanami pohon pisang dan drum bekas itu kini sudah bejat lagi. Bahkan, tingkat kerusakannya lebih parah dari sebelumnya. Tak ayal, keseriusan DPU Pemkab Mojokerto dalam melakukan perbaikan jalan ini dipertanyakan. "Rusak lagi, malah lebih parah. Aspalnya KW mungkin", ujar Hari Bowo, pengguna jalan yang melintas dilokasi, Jum'at (03/02/2017) sore.
Sejumlah warga pun mengungkapkan, setelah jadi pemberitaan sejumlah media pada pertengahan Desember tahun 2016 yang baru lalu, jalan Jati Kulon direhab, namun tidak total. Melainkan, hanya dibagian sisi saja bekas kubangan yang ditanamani pohon pisang oleh warga. Sedangkan kerusakan bagian lainnya sepanjang kurang lebih 25 meter dibiarkan. "Ini kan namanya perbaikan ala kadarnya. Nyatanya, sekarang kerusakannya malah parah", ungkap Anis warga setempat.
Ia berharap, Pemda setempat tak mengabaikan kerusakan jalur vital disebelah bekas pabrik spiritus dan alkohol ini. "Jalan ini sangat membahayakan bagi pengendara roda dua. Karena hancur dan banyak lubang, maka dikala hujan ya seperti kubangan. Mudah-mudahan jangan sampai makan korban", harapnya, tandas.
Ditemui sebelumnya, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Mojokerto, Alfiyah Ernawati berjanji meneruskan keluhan warga ini ke instansi terkait. Dalam kesempatan itu, Erna pun mengatakan jika anggaran fisik tahun ini banyak terpotong akibat kebijakan pusat. "APBD tahun ini berkurang 10 persen. Dan itu bukan jumlah yang sedikit", ujarnya.
Disisi lain, Erna mengungkapkan, bahwa fokus anggaran tahun ini masih ke infrastruktur dan hasilnya akan segera dinikmati masyarakat. Sementara, kerusakan jalan Raya Jati Kulon makin parah dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Pantauan media, keseringan rusak jalan raya Jati Kulon ini, salah-satunya disebabkan oleh minimnya saluran air disepanjang lokasi jalan tersebut. Sehingga, dikala turun hujan, timbul genangan air disepanjang jalan ini. Diduga, akibat dari seringnya tergenangi air hujan inilah yang menjadi pemicu cepat rusaknya aspal jalan perbatasan Kabupaten—Kota Mojokerto ini. Namun, tak menutup kemungkinan jika memang kualitas aspalnya yang tidak sesuai standart.
Kini, kondisi badan jalan Raya Jati Kulon ini praktis hanya tinggal sekitar 1,5 meter saja. Padahal, sebelumnya, jalan yang ramai dilalui warga dari wilayah Kecamatan Tarik, Sidoarjo dan warga sekitar Dusun Jati Kulon itu memiliki lebar kurang-lebih 4 meter.
Atas kondisi jalan tersebut, sejumlah warga berinisiatif memasang tanda bahaya dengan menanam pohon pisang ditengah jalan dan memberi drum bekas aspal. "Biar pengguna jalan waspada dengan kerusakan jalan ini. Sebab, saat banjir lubang jalan ini tidak kelihatan sehingga sangat membahayakan pengguna roda dua", cerus warga setempat.
Menurut warga, panjang jalan Raya Jati Kulon secara keseluruhan mencapai sekitar 150-an meter. Sementara panjang pengelupasan aspal mencapai hampir 25 meter. "Dari pertigaan jalan Raya Ijen ini sampai GKJW, hampir 25 meter-an", pungkasnya.
*(Yd/DI/Red)*
BERITA TERKAIT :
★Demi Keselamatan Pengendara, Jalan Raya Jati Kulon Ditanami Pisang dan Dipasangi Drum