Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Seminar dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2017 dengan tema 'Tantangan Media Massa di Era Digitalisasi' yang diselenggarakan oleh Bagian Humas dan Protokoler Setdakot Mojokerto pada Minggu (05/03/2017) pagi, dihadiri Wali Kota Mojokerto Drs. H. Mas'ud Yunus. Dimana, seminar yang diikuti oleh sekitar seratusan wartawan media cetak dan media elektronik serta admin Medsos (media sosial) ini, juga dihadiri Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Ahmad Munir dan Ketua PWI Mojokerto Andung Achmad Kurniawan yang sekaligus sebagai pemateri seminar.
Dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menuturkan, bahwa media merupakan mitra kerja Pemerintah dibidang pengawasan dan mempunyai peran penting dalam mempengaruhi persepsi masyarakat. "Melalui media massa, kami merasa terbantu dalam hal pengawasan terhadap kinerja Organisasi Perangkat Daerah dilingkup Pemerintah Kota Mojokerto. Sehingga, apabila ada permasalahan dibawah kami segera bisa mencarikan solusinya", tutur Wali Kota Mas'ud Yunus, Minggu (05/03/2017).
Wali Kota Mojokerto menjelaskan, bahwa penting kiranya untuk menyatukan persepsi antara Pemerintah Daerah dengan kalangan media. Hal ini untuk dapat mendukung pembangunan yang dilakukan Pemerintahan agar dapat berjalan dengan baik dan bersih. "Media merupakan mitra penting Pemerintah dalam proses penyampaian informasi sehingga dapat diterima khalayak luas dalam waktu singkat. Kalau saya mengawasi SKPD satu per-satu tidak cukup. Dengan adanya media massa, kritik dan masukan dapat memacu untuk perbaikan kinerja masing-masing SKPD", jelas Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus.
Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menegaskan, bahwa pihaknya sangat suka dengan kritikan dan justru tidak suka dengan laporan Asal Bapak Senang (ABS). "Terus terang saya ini tidak suka dipuji. Karena kalau dipuji saya khawatir cepat puas. Dan, laporan bawahan ya rata-rata baik pak... bagus pak... siap pak....! Maka dari itu kritikan dari media itu sangat saya butuhkan sebagai masukan dan referensi saya untuk menentukan arah kebijakan di Kota Mojokerto", jelasnya.
Terkait itu, dalam upayanya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus menginginkan adanya sinergi antara pihaknya dengan media. "Media massa merupakan mitra kerja saya. Sampaikan apapun adanya kepada saya melalui media, baik kritik atau apapun itu. Saya tidak anti terhadap kritik. Justru dengan kritik itu akan sangat membantu dalam hal pengawasan kinerja SKPD. Ini demi suksesnya pembangunan dan demi lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat", papar Wali Kota seraya berharap.
Menurut Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, pihaknya ingin bersinergi dengan para jurnalis intens. Bahkan, Wali Kota Mas'ud Yunus meminta agar Bagian Humas dan Protokoler membuat agenda ngopi bareng dengan para jurnalis. "Tolong... pak Humas (Red : Kabag Humas Setdakot Mojokerto) untuk diagendakan. Kalau perlu sebulan sekali ayo kita ngopi santai di Pasar Kliwon S
sambil menyampaikan kritik dan masukan buat pemacu kinerja saya. Sebab PR saya masih banyak. Mengatasi banjir, pembangunan lingkar barat, merevitalisasi Pasar Tanjung, membangun sport center dan lain sebagainya", pungkasnya.
Sementara itu, diawal pemaparan materi, Ketua PWI Jawa Timur Ahmad Munir menyampaikan, bahwa media massa di Kota Mojokerto hendaknya bersyukur mempunyai Wali Kota yang sangat terbuka dengan media. "Alhamdulillah... bersyukurlah bagi para awak media di Kota Mojokerto, tidak semua Kepala Daerah seperti ini. Dari uraian sambutannya, pak Mas'ud Yunus ini merupakan sosok pemimpin yang sangat mendukung transparansi informasi dan sangat menghargai informasi. Maka dari itu, dalam setiap pemberitaan, rekan-rekan wartawan harus selalu memperhatikan kode etik ataupun etika jurnalistik", papar Munir, yang diteruskan dengan penyampaian materi terkait UU RI Nomor 40 Tahun 1999 dan kaidah-kaidah jurnalistik.
Dipenghujung penyampaian materi, Ketua PWI Ahmad Munir menyinggung tentang keterbukaan informasi bagi admin Medsos. "Admin media sosial hendaknya melihat lebih dalam sebelum melakukan share. Admin juga hendaknya mempelajari dan menguasai kode etik jurnalistik. Apapun yang diunggah, tetap harus memperhatikan etika jurnalistik. Jangan sampai nanti maksudnya menyampaikan informasi malah bermasalah dengan tindak pidana", jelasnya.
Acara resmi seminar ditutup foto bersama Wali Kota Mojokerto dan Ketua PWI Jatim juga Ketua PWI Mojokerto. Seluruh peserta seminar baik para wartawan media cetak, elektronik dan admin Medsos hampir tak ada yang ktinggalan dalam moment ini. Usai foto bersama, acara dilanjutkan dengan makan bersama yang diiringi hiburan electone dan sekaligus mengakhiri seminar sehari tersebut.
*(DI/Red)*