Kamis, 03 Agustus 2017

Program Kasih Setia, Hantar Kota Mojokerto Menuju Gelar Kota Adipura

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto, Drs. H. Mas’ud Yunus saat menerima penghargaan piala Adipura 2017 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Rabu (02/07/2017) malam, di auditorium gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Program "Kasih Setia" yang digagas Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus, akhirnya mampu membuat kagum Tim Verifikasi Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LHRI), sehingga memiliki pertimbangan tersendiri untuk memberikan gelar penghargaan bagi Kota Mojokerto sebagai Kota Adipura dan memberikan piala Adipura 2017.

Tak hanya tahun 2017 ini saja, tahun lalupun, piala serupa juga diterima oleh Kota Mojokerto setelah 2 (dua) tahun sebelumnya berturut-turut gagal mempertahankan simbol penghargaan bagi suatu daerah yang berhasil menjadikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat, dan yang hasil penilaiannya ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Piala Adipura yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kapada Daerah sebagai anugerah dibidang kebersihan dan lingkungan hidup ini, diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kepada Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus dalam acara Malam Anugerah Lingkungan Tahun 2017 di auditorium gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, pada Rabu (02/07/2017) malam.

Wali Kota Mojokerto Drs. H. Mas'ud Yunus hadir dalam malam penganugerahan piala Adipura 2017 ini dengan didampingi Kepala Dinas Lungkungan Hidup Amin Wachid serta sejumlah Kepala OPD Kota Mojokerto lainnya. “Alhamdulillah..., tahun 2017 ini Kota Mojokerto kembali meraih Piala Adipura. Ini terwujud berkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan nyaman", tutur birokrat yang juga seorang ulama ini.

Disampaikannya pula, bahwa penghargaan prestisius dibidang kebersihan dan lingkungan hidup untuk katergori "Kota Sedang" ini merupakan buah kerja-keras dan semangat kegotong-royongan semua pihak di Kota Mojokerto. Baik itu OPD, kader kebersihan, petugas kebersihan serta seluruh masyarakat. Yang mana, peran aktif dqri seluruh pihak itulah yang memberi kontribusi besar hingga Adipura bisa kembali bertengger di Kota Mojokerto. “Penghargaan ini buah kerja bersama semua pihak. Ini tidak dapat tercapai tanpa kerja keras dan dukungan masyarakat dalam memelihara lingkungan, menjaga kebersihan dan keindahan kota", ungkap KH. Mas'ud Yunus.

Seperti diketahui, penilaian Adipura tahun 2017 ini semakin begitu ketatnya. Hal ini dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan untuk mereformulasi penghargaan Adipura dengan strategi Rebranding Adipura. Yang mana, salah-satu proses penilaian yang harus dilalui oleh Bupati/Wali Kota nominator penerima Adipura adalah harus bisa melakukan presentasi dan wawancara di depan Dewan Pertimbangan Adipura, Praktisi Pengelolaan Sampah dan Bidang Pemasaran, pejabat KLHK, Akademisi Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat serta media massa.

Terkait itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto membuat program inovasi yang dapat dijadikan andalan untuk meraih penghargaan Adipura, yakni "Program Kasih Setia dan Bayar Pajak Pakai Sampah". Yang mana, Kasih Setia adalah akronim dari 'Kampung Bersih Sehat, Teduh, Indah dan Aman'.

Dengan program tersebut, setiap Lingkungan diwilayah Kota Mojokerto mampu menyelesaian berbagai isu permasalahan tentang lingkungan hidup. Diantaranya, yakni pengelolaan sampah melalui bank sampah, ruang terbuka hijau juga pemanfaatan ekonomi dari pengelolaan sampah, hingga mewujudkan wilayah kota Mojokerto yang asri dan nyaman melalui pola hidup bersih.

Dengan program Kasih Setia ini pula, Kota Mojokerto mampu mengintegrasikan aspek pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan juga pembangunan lingkungan yang berkelanjutan dengan turut mendorong partisipasi aktif masyarakat.

Wal-hasil, langkah terobosan yang digagas oleh Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus, yakni "Program Bayar Pajak Pakai Sampah" inipun mendapat apresiasi tinghi dari Kemeterian Lingkungan Hidup.

Selain itu, program inipun dinyatakan mampu mengubah pola pikir masyarakat yang awalnya berpikir sampah harus dimusnahkan bahkan jika perlu dengan dibakar, dapat berubah dengan memanfaatkan sampah sebagai sarana untuk membayar pajak. Dengan bayar pajak pakai sampah, masyarakat juga dapat sadar akan pentingnya membangun kota dengan membayar pajak serta dapat bersempatan mengikuti undian umroh gratis. *(DI/Red)*