Selasa, 16 Juli 2019

Kolaborasi Crafter Kota Mojokerto – Banyuwangi Hasilkan Kerajinan Manik-manik Kualitas Ekspor

Baca Juga

Ning Ita: "Wujudkan Ekonomi Kerakyatan Berdaya Saing".

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat berswafoto dengan salah-satu peserta pelatihan dan beberap hasil karya peserta pelatihan, Selasa 16 Juli 2019, di aula Kantor Disperindag Pemkot Mojokerto.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Harapan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari untuk meningkatkan sumber daya warga Kota Mojokerto, salah-satunya ditunjukkan dengan digelarnya pelatihan pembuatan manik-manik yang berorientasi ekspor bagi warga Kota Mojokerto.

Kegiatan pelatihan ini, merupakan kolaborasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto, Mojokerto Crafter Community (MCC) dan Blimbingsari Creative Craft (BCC) dari Kabupaten Banyuwangi.

Acara pelatihan berlangsung selama 3 (tiga) hari yang dibuka pada Selasa 16 Juli 2019 hingga Kamis 18 Juli 2019 mulai sekitar pukul 09.00 WIB, di aula Kantor Disperindag Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto .

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat berbaur dengan para peserta turut mengikuti kegiatan pelatihan merangkai manik-manik, Selasa 16 Juli 2019, di aula Kantor Disperindag Pemkot Mojokerto.


Dalam kesempatan ini, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapaan "Ning Ita" ini menuturkan, bahwa pelatihan ini digelar mengingat angka kemiskinan yang masih cukup tinggi dan sebagai salah-satu upaya untuk memberdayakan Usaha Kecil Mikro (UKM) di Kota Mojokerto.

“Dengan memberikan modal pelatihan sekaligus jaminan pemasaran, bisa menekan angka kemiskinan dan warga kita bisa lebih produktif", tutur Ning Ita.

Lebih lanjut, Ning Ita menjelaskan, bahwa apabila hasil dari pelatihan sudah sesuai dengan kriteria, maka hasil karya dari peserta akan secara langsung dipasarkan ke luar negeri.

Terkait peserta, Ning Ita pun menjelaskan, bahwa pelatihan ini bisa diikuti oleh siapa saja tanpa terbatas oleh usia selama masih mampu dan tidak dipungut biaya.

“Kalau memang minat warga untuk mengikuti pelatihan kerajinan tangan ini tinggi..., ya pasti saya buka lagi. Karena ini saya memasilitasi untuk warga", jelas Ning Ita.

Beberapa rangkaian manik-manik hasil karya peserta pelatihan.


Ning Ita menambahkan, kelas ini dapat diikuti oleh maksimal 50 orang peserta, namun saat ini masih belum memenuhi kuota satu kelas.

Ning Ita pun berharap, dengan adanya pelatihan ini, para peserta pelatihan dapat menyebarkan informasi kepada warga yang lain.

“Kalau getok tular (Red: Bhs. Jawa = menyebarkan informasi) dan yang minat lebih banyak lagi, maka akan saya hadirkan lagi pelatihnya", tambah Ning Ita penuh harap.

"Karena, ini jaminan pangsa pasarnya sudah jelas. Jaminan mendapatkan penghasilan. Jadi tidak hanya sekedar dilatih terus diculno (Red: Bhs. Jawa = dilepas). Kalau mau menggeluti usaha ini, tinggal telaten atau tidak", tandas Ning Ita.

Sementara itu, sebelum meninjau kegiatan pelatihan tersebut, Ning Ita menyerahkan Bantuan Pangan NonTunai di e-Warong Teratai dan e-Warong Flamboyan. Pada kesempatan ini, Ning Ita mengajak warga anggota e-Warong untuk mengikuti pelatihan pembuatan manik-manik.

Disampaikannya pula, bahwa dalam kegiatan pelatihan itu, para peserta akan mendapat pelatihan pembuatan dompet manik-manik (glassbead), kalung, bros dan cincin dari manik-manik. *(na/kha/Hms/HB)*