Sabtu, 18 Desember 2021

Gubernur Khofifah Ajak Pemkab/Pemkot Perkuat Mitigasi Gempa & Tsunami

Baca Juga


Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau sentra gempa di pantai Watu Ulo, Sabtu (18/12/2021). 


Kab. JEMBER– (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak Pemerintah Kabupaten/ Kota sepanjang kawasan selatan wilayah Provinsi Jawa Timur supaya memperkuat mitigasi bencana alam gempa bumi dan tsunami. Hal ini, menyusul selama kurun 5 (lima) tahun terakhir, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat aktivitas gempa bumi diwilayah tersebut mengalami peningkatan. 

Berdasarkan catatan BMKG sepanjang tahun 2013–2015, akfitas gempa bumi di Jawa Timur dengan beragam magnitudo terjadi kurang dari 230 kali per-tahun. Akan tetapi, pada 2016 hingga 2020, jumlah gempa bumi dengan beragam magnitudo meningkat menjadi lebih dari 450 kali setahun dengan frekuensi tertinggi 655 kali yaitu pada 2016. 

"Kepada kepala daerah mohon untuk segera melakukan audit kelayakan konstruksi bangunan dan infrastruktur, penyiapan jalur dan sarana prasarana evakuasi yang layak dan memadai", ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau wilayah terdampak gempa bumi di Dusun Krajan Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dilanjutkan ke pantai Watu Ulo sentra gempa, Sabtu (18/12/2021). 

Gubernur Khofifah menjelaskan, penguatan dalam hal mitigasi tersebut harus dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi jika sewaktu-waktu gempa bumi dan tsunami menghamtam selatan Jatim.

Terkait itu, Pemerintah Daerah harus segera membuat rencana aksi dengan berbagai skenario, dari yang ringan hingga antisipasi  terburuk. Rencana aksi tersebut harus juga mencakup jalur evakuasi, proses evakuasi dan pola penanganan pengungsi jika bencana terjadi. 

Dijelaskannya pula, bahwa selain mitigasi, perlu juga penguatan dalam hal literasi bencana masyarakat. Dengan begitu masyarakat tidak gagap dan bingung serta tahu harus berbuat apa saat bencana terjadi. 

"Masyarakat ini harus mengerti kalau memang suatu daerah berpotensi untuk tsunami, gempa sebenarnya  sudah menjadi early warning system. Maka sosialisasi tentang mitigasi bencana harus ditingkatkan karena masyarakat harus bisa melakukan evakuasi mandiri. Karena gak akan nutut, kalau mengikuti ritme dan menunggu relawan datang. Sebab, kemungkinan jarak dari gempa ke tsunami biasanya hanya 20 menit saja", jelas Gubernur Khofifah.

Turut mendampingi dalam kegiatan peninjauan lokasi terdampak gempa bumi di Dusun Krajan Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, antara lain Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rakhmat Triyono, Bupati Jember Hendy Siswanto, Dandim 0824 Jember Letkol Inf Laode Muhammad Nurdin, Kapolres Jember AKBP Arif Rahman Arifin, Kepala Bakorwil Jember, Kalaksa BPBD Prov. Jatim, Kepala Dinas PUPR, serta Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Prov. Jatim.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau sentra gempa di pantai Watu Ulo, Sabtu (18/12/2021). 


Sebagai informasi, gempa berkekuatan 5,1 SR terjadi pada Kamis (16/12/2021) sekitar pukul 06:01:33 WIB, terjadi gempa bumi berpusat pada lintang 8.55 LS, bujur 113.49 BT dengan kedalaman 10 Km. BMKG memastikan bahwa kekuatan 5,1 SR ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. 

Meski demikian, gempa tersebut dirasakan hingga di Kabupaten Jember dengan intensitas IV MMI, Kabupaten Banyuwangi dengan intensitas II-III MMI, Kabupaten Malang dengan intensitas II MMI, Kabupaten Lumajang dengan intensitas I-II MMI, Kabupaten Bondowoso dengan intensitas I-II MMI dan Kabupaten Trenggalek dengan intensitas I-II MMI. 

Berdasarkan data BPBD setempat, sedikitnya terdapat 46 unit rumah yang mengalami kerusakan. Dari jumlah itu, 34 unit rumah mengalami rusak ringan, 11 unit mengalami rusak sedang dan 1 unit mengalami rusak berat. Sementara, 5 unit fasilitas umum (Fasum) berupa 4 sekolah dan 1 gedung juga terdampak gempa tersebut. 

Sementara, 6 warga  mengalami luka ringan. Di antaranya adalah Siti Ulfia (30 tahun), Tari (75 tahun), Abd. Rosid (-), Endang Susilowati (19 tahun), Solikin Hermanto (52 tahun) dan Dewi Maratus S. (13 tahun). 

Sementara itu, dalam kunjungannya ke Dusun Krajan Desa Ambulu Kecamatan Ambulu, Gubernur Khofifah menyempatkan diri berbincang dengan warga setempat yang rumahnya mengalami kerusakan. Salah-satunya, yakni Sairi, yang mana sebagian rumahnya ambruk dengan atap yang hancur. 

"Pripun Bapak–Ibu? Mugi-mugi sehat semua nggih. Sabar nggih Bapak/Ibu, insya ALLAH kami bersama-sama Pak Bupati mencari solusi untuk panjenengan semua", sapa Gubernur Khofifah kepada warga.

Pada kesempatan ini, Gubernur Khofifah memastikan, bahwa perbaikan rumah dan fasilitas umum terdampak gempa bumi akan dilakukan sesegera mungkin. Adapun data total perbaikan pada rumah rusak berat, rusak sedang akan dikoordinasikan lebih lanjut untuk dapat dicover BNPB ataupun bisa dari BPBD kabupaten dan BPBD provinsi. 

"Perbaikan rumah dan fasilitas umum ada tingkat urgensinya, terutama untuk warga yang kondisi rumahnya mengkhawatirkan jikalau ada gempa susulan atau ada angin khawatir genteng jatuh", ujar Gubernur Khofifah.

Pada kesempatan ini pula, Gubernur Khofifah juga memberikan bantuan untuk Kabupaten Jember bagi warga yang terdampak. Bantuan penanganan gempa bumi untuk Kabupaten Jember tersebut berupa dana sebesar Rp. 500 juta. Selain itu, ada pula bantuan berupa 40 selimut, 200 paket sembako, 10 lembar terpal, 30 dus mie instan, 30 dus air mineral, dan 25 paket sandang. 

Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Pusat Rakhmat mengatakan, bahwa sebenarnya gempa berkekuatan 5,1 SR itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami maupun kerusakan parah. Hanya saja, permasalahan ada pada struktur bangunan milik warga yang tidak kuat. 

"Jadi, ini ada yang salah kalau sampai ada kerusakan seperti ini. Nah, ini biasanya ada pada konstruksi bangunan rumah warga yang tidak kokoh dan kuat. Ini yang seharusnya diperbaiki", terang Rakhmat, Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Pusat.

Rakhmat menambahkan, pemerintah berperan penting dalam menanggulangi hal-hal seperti ini. Ia berpendapat, harus ada kebijakan ketat terkait pembangunan suatu bangunan. 

"Ini tugas kita bersama. Pemerintah harus ketat dalam memberikan ijin untuk bangunan. Pengecekan konstruksi harus ketat pula. Jadi struktur bangunan harus dibuat siap untuk skenario terburuk", jelasnya.

Rakhmat menandaskan, bahwa masih akan ada potensi gempa berkekuatan besar yang timbul di wilayah selatan Jawa Timur. Untuk itu, sudah harus ada penanganan dan persiapan dari sekarang. 

"Skenario terburuk  ada di Selatan Jawa dengan skala VI VII MMI. Potensi kerusakan luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter. Kerusakan juga berdampak ke 200-250 km dari bibir pantai. Sumber gempa sudah ada di sana dengan magnitudo 7.0, termasuk di daratan juga ada. Jadi kita sudah harus bersiap dari sekarang", tandasnya. *(DI/HB)*