Jumat, 18 Februari 2022

Kota Mojokerto Masuk Nominasi Mangala Karya Kencana

Baca Juga


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat rapat bersama BKKN Provinsi Jawa Timur.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Kota Mojokerto menjadi pilot project desa zero stunting oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) Provinsi Jawa Timur. Hal ini, menyusul setelah tahun 2021 kemarin Kota Mojokerto tercatat menjadi daerah dengan problem stunting terendah, yakni di angka 6,9 persen yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) Provinsi Jawa Timur (Prov Jatim) Maria Ernawati menerangkan, tidak hanya menjadi pilot project zero stunting, kinerja dan program kerja Bangga Kencana di Kota Mojokerto dari hasil evaluasi dinilai sangat bagus dan akan diusulkan untuk memperoleh Penghargaan Manggala Karya Kencana.

"Dari hasil evaluasi kinerja dan program kerja Bangga Kencana di Kota Mojokerto sangat bagus, maka kami akan mengusulkan untuk menjadi nominasi penghargaan Manggala Karya Kencana", terang Kepala BKKBN Prov Jatim Maria Ernawati dalam keterangan tertulisnya, Jum'at (18/02/2022).

Maria menjelaskan, untuk menangani percepatan penurunan stunting telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) dari Tingkat Pusat sampai Tingkat Desa.

"Untuk percepatan penurunan stunting ada Satgas dari Tingkat Pusat sampai Tingkat Desa serta ada tim pendamping keluarga yang masing-masing tim terdiri dari 3 (tiga) orang dari unsur tenaga kesehatan, TP PKK dan Kader Keluarga Berencana", jelas Maria.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyambut baik terkait usulan Kota Mojokerto menjadi pilot project desa zero stunting dan nominasi penghargaan Manggala Karya Kencana tersebut.

Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan "Ning Ita" ini menyampaikan, bahwa keberhasilan dalam penurunan stunting tidak lepas dari keberhasilan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menerjemahkan program prioritas Kepala Daerah kedalam program dan kegiatan di masing-masing OPD.

"Standar Pelayanan Minimum (SPM) paling banyak adalah pada bidang kesehatan, dan ini menjadi komitmen saya. Selain percepatan penurunan stunting, sebagaimana disampaikan Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat peringatan HKN (Hari Kesehatan Naaional) lalu, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) juga menjadi perhatian utama di Kota Mojokerto", tegas Ning Ita.

Ning Ita, yang pada pertemuan ini didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes, P2KB) dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A juga menjelaskan, bahwa Kota Mojokerto sudah memiliki fasilitas kesehatan yang memadai dalam percepatan penurunan stunting.

"Kota Mojokerto yang hanya terdiri dari 3 kecamatan dan 18 kelurahan dengan 6 Puskesmas bisa disebut sudah memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, hanya perlu menguatkan edukasi kepada masyarakat terkait stunting. Karena pencegahan stunting tidak hanya dilakukan sejak bayi di dalam kandungan tetapi perlu dilakukan edukasi sejak dini termasuk kepada para calon pengantin", jelas Ning Ita.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinkes P2KB dr. Nur Azizah Sri Utami menyampaikan, bahwa untuk lokus desa zero stunting akan diseleksi lebih lanjut.

"Untuk lokus desa zero stunting akan kita kaji lebih lanjut. Salah-satunya adalah berdasarkan hasil evaluasi bulan timbang, kelurahan mana yang angka stuntingnya paling rendah kemudian akan kita kaji lebih lanjut", jelas dr. Nur Azizah Sri Utami. *(DI/HB)*