Minggu, 28 Agustus 2016

Proyek Multi Years "Gamapala" Senilai Rp. 52 Miliar Rawan Mangkrak

Baca Juga

     

     Kepala DPU Kota Mojokerto, Wiwiet Febrianto

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Rencana proyek Revitalisasi Jalan Gajahmada dan Jalan Pahlawan (Gamapala) Kota Mojokerto masuk fase rawan. Mega proyek senilai Rp. 52 miliar ini, baru diajukan tender-ulang pada 23 Agustus lalu atau 5 (lima) hari setelah gagal pada lelang sebelumnya. Jika segera laku, maka masa pengerjaan proyek pembuatan saluran air (ugether) dan trotoar inipun hanya menyisakan waktu tak-lebih dari 96 hari kerja hingga batas 26 Desember tahun 2016 ini.

Rasanya ekstrim banget...! Proyek Gamapala yang notabene adalah 1 (satu) dari 3 (tiga) proyek prestisius Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini bakal berakhir dengan mangkrak. Sedangkan 2 (dua) mega proyek prestisius Pemkot yang lainnya adalah proyek 'Pembangunan Graha Mojokerto Service City (GMSC)' yang saat ini masih tengah dikebut pengerjaannya dan proyek 'Pembangunan Jalan dan Jembatan Rejoto' yang telah terlebih dahulu masuk fase proyek krisis.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto Wiwiet Febrianto menyatakan, bahwa re-tennder atau tender-ulang lelang proyek Gamapala telah dilaksanakan pada 23 Agustus lalu. "Lelang Gamapala retender pada 23 Agustus lalu. Lelang sebelumnya, ditutup pada tanggal 18 Agustus atau lima hari sebelumnya tanpa ada satupun pemenang lelang", kata Kepala DPU Kota Mojokerto, Wiwiet Febrianto, Minggu (28/08/2016).

Mantan Kadisporabudpar Kota Mojokerto inipun menjelaskan, bahwa proyek ini bertujuan untuk memperbesar vulume saluran air disepanjang kedua jalan protokol sehingga daya tampung air menjadi lebih-besar. Pasalnya, dengan memperbesar ugether, akan dapat meminimalisir timbulnya genangan air saat curah hujan berintensitas besar. "Jika volume ugether besar, maka kemungkinan timbulnya genangan air pada saat hujan deras bisa diminimalisir", jelas Wiwiet.

Menurutnya pula, selain meminimalisir timbulnya genangan-air ketika curah air-hujan tinggi, tujuan proyek tersebut sekaligus untuk membuat trotoar yang ramah bagi kalangan difabel. "Sekaligus meratakan trotoar yang ramah bagi pejalan kaki karena rata tanpa cekungan-cekungan dipintu-pintu masuk perkantoran, toko maupun pemukiman warga", pungkas Kepala DPU Kota Mojokerto Wiwiet Febrianto.
*(Yd/DI/Red)*