Baca Juga
Wali Kota Mojokerto Masud Yunus saat Sidak ditempat penjualan hewan qurban dikawasan jalan Semeru, Kamis (08/09/2016) siang.
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Pastikan hewan qurban yang diperjual-belikan diwilayah Kota Mojokerto sehat, jelang Hari Raya Idul Ad'ha 1437 Hijjriyah yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah (12 September 2016/penanggalan umum), Wali Kota Mas'ud Yunus melakukan Sidak (inspeksi mendadak) dibeberapa tempat penjualan hewan qurban.
Dengan didampingi sejumlah Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, begitu tiba ditempat penjualan yang dituju, Wali Kota Mas'ud Yunus langsung blusukan dibagian belakang tempat penjualan kambing untuk memilih secara acak kambing untuk diteliti kondisi kesehatannya.
Usai Sidak ditempat penjualan kambing yang berada dijalan Semeru, atas pertanyaan beberapa awak media, Wali Kota Mas'ud Yunus menjelaskan, bahwa hewan qurban sesuai dengan syari'at agama Islam itu diantaranya tidak-ada cacat fisik dan berumur lebih-dari 1 tahun. "Selain itu, kondisi gigi dan mata kambing juga normal. Ini menunjukkan ciri bahwa kambing dalam keadaan sehat dan aman untuk disembelih untuk dijadikan hewan qurban", jelas Mas'ud Yunus. "Harga hewan qurban dikisaran Rp 2 juta hingga Rp. 2,5 juta, masih kondisi normal", ujarnya.
Wali Kota Mojokerto Masud Yunus saat memastikan kondisi fisik hewan qurban ditempat penjualan hewan qurban dikawasan jalan Semeru, Kamis (08/09/2016) siang.
Sementara itu, pedagang hewan qurban Kholil Askohar mengungkapkan, bahwa penjualan hewan kambing di Kota cukup tinggi. Dari 400 ekor kambing yang dijual untuk hewan qurban pada Idul Ad'ha tahun ini, kisaran 70 persennya telah terjual. "Kami juga mematok harga yang tidak terlalu mahal, karena menggunakan sistem syariah. Harganya bervariasi, antara Rp. 2 juta hingga Rp. 2,5 juta", ungkap Cholil.
Menurut Cholil, dia lebih memilih kambing jenis etawa dan kambing kampung yang didatang dari Kabupaten Trenggalek untuk dijual sebagai hewan qurban. Pasalnya, kambing dari Trenggalek terkenal lebih tahan penyakit dan tidak pilih-pilih makanan. "Kambing dari Trenggalek ini memang terkenal tahan sakit dan tak pilih-pilih makanan. Meski demikian, sebelum dijual, kambing-kambing itu juga dicek kondisi fisiknya. Jadi, kondisi kambing-kambing itu juga sudah memenuhi syarat", pungkasnya.
*(DI/Red)*