Jumat, 27 Januari 2017

Bentengi Berita HOAX dan Efek Negatif Smartphone, Pemuda Kota Mojokerto Bentuk Komunitas PIK-M

Baca Juga

Kepala DP3A-KB Pemkot Mojokerto, Moh Ali Imron saat foto bareng bersama ibu-ibu binaannya.

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Mengantisipasi dan menangkal berita 'HOAK' serta efek negatif smartphone yang kian marak akhir-akhir ini, sejumlah pemuda di Kota Mojokerto kini tengah gencar membentuk komunitas PIK-M. Komunitas yang bergerak sebagai Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat ini dianggap jitu untuk menangkal dampak negatif berita hoax lewat smartphone. "Melalui wadah ini, kita bisa saling sharing juga saling mengingatkan tentang segala hal yang berbahaya bagi remaja. Termasuk efek negatif dari informasi dunia lewat dunia maya", terang Faisal, Jum',at (27/01/2017).

Faisal yang tak lain adalah pentolan PIK-M Kelurahan Blooto Kecamatan Prajurit kulon yang juga sebagai Wakil Ketua Karang Taruna Bina Putra kelurahan Blooto ini menambahkan, bahwa melalui digelarnya pertemuan rutin, diharapkan akan melahirkan pengetahuan dan strategi dalam menghadapi sejumlah persoalan remaja. "Persoalan yang muncul diantaranya soal kenakalan remaja, pengaruh Miras hingga pengaruh informasi yang beredar di dunia maya", tambahnya.

Hal senada, juga dilontarkan Zakaria, ketua Karang Taruna Bina Putra. Menurutnya, keberadaan PIK-M mampu menjadi filter munculnya berbagai persoalan remaja. Ditandaskannya pula, bahwa melaui PIK-M bisa menjadi tempat curhat yang nyaman bagi remaja yang menghadapi persoalan. "Kita bisa memberikan kesibukan lain untuk mereka yang terjerumus kepada hal negatif. Diantaranya dengan mengajak ikut kegiatan Al-Banjari. Mereka kita arahkan kepada hal hal yang positif", tandas Zakaria.

Dikonfirmasi terpisah atas munculnya komunitas PIK-M dikalangan pemuda ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3A-KB) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Moh. Ali Imron meresponnya dengan sangat antusias. "Ya..., PIK-M ini keberadaannya dilingkungan masyarakat umum. Kita sangat mengapresiasinya dan memberikan support", ujar Moh. Ali Imron.

Kepala DP3A-KB yang juga Ketua Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) Kota Mojokerto ini menerangkan, bahwa komunitas PIK-M yang tumbuh dan muncul atas keinginan masyarakat itu merupakan perkembangan dari PIK-R (Remaja) yang lebih dulu ada di sekolah-sekolah. "Fungsinya, untuk menampung persoalan remaja dilingkungan masyarakat umum. Kita melakukan pendampingan", terang Moh. Ali Imron.

Lebih jauh, Moh. Ali Imron menjelaskan, bahwa disamping memberikan support dan melakukan pendampingan, DP3A-KB Pemkot Mojokerto pun juga menerima tindak lanjut konsultasi persoalan psikologi yang dialami remaja dari PIK-M. "Kalau ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan ditingkat PIK-M, kita akan membantu menanganinya. Kita memiliki banyak ahlinya sesuai bidang persoalan", jelas Imron.

Menurut Kepala DP3A-KB Pemkot Mojokerto, komunitas PIK-M di Kelurahan Blooto merupakan yang pertama ada di Kota Mojokerto. Kedepannya, DP3A-KB Pemkot Mojokerto akan terus mendorong untuk terbentuknya PIK-M di Kelurahan-kelurahan lain se Kota Mojokerto. "Saya akan terus mendorong agar bagaimana caranya di Kelurahan-kelurahan lain segera terbentuk komunitas PIK-M. Saya targetkan, tahun ini sudah terbentuk PIK-M diseluruh Kelurahan yang ada di Kota Mojokerto. Semuanya ada 18 Kelurahan", pungkas Moh. Ali Imron.
*(Yd/DI/Red)*