Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Pengerjaan 27 paket pengaspalan jalan yang anggarannya berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2016 dengan nominal kisaran Rp. 47 miliar, perlu dipertanyakan. Pasalnya, belum genap sebulan usai dikerjakan sudah banyak yang rusak. Bahkan, bisa dikatakan malah bertambah rusak parah.
Wajar saja, jika sejumlah warga sekitar banyak melontarkan sindiran maupun keluhan secara lisan maupun media sosial (Medsos). Bahkan, diduga saking geramnya atas kondisi jalan pasca direvitalisasi, ada warga yang hingga mengadukannya kekalangan legeslatif. Seperti halnya yang dilakukan Cahyono (47) warga Lingkungan Balong Krai Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon.
Pria yang akrab dengan sapaan 'Cacuk' ini , Jum'at (27/01/2017) siang, mendatangi Komisi II DPRD Kota Mojokerto untuk mengeluhkan kondisi jalan yang malah rusak parah pasca direvitalisasi. Padahal, revitaslisasi jalan belum sebulan. "Banyaknya jalan yang baru diaspal, belum satu bulan malah protol alias rampal dan malah banyak lubangnya. Bisa kita cek sekarang kondisi jalan di Pulorejo, jalan Joko Sambang dan jalan Randegan”, keluh Cacuk kepada Komisi II DPRD Kota Mojokerto.
Mendengar keluhan warga tersebut, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto Sony Basuki Raharjo meresponnya dengan langsung menglarifikasi kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat melalui Ponselnya. “Jadi begini, menurut pihak DPU, saat ini masih menjadi tanggung-jawab pihak rekanan. Karena hasil pengerjaannya masih dalam masa jaminan pihak pelaksana proyek selama tiga bulan", jelas Sony kepada Cacuk, usai menelepon pihak DPU Pemkot Mojokerto.
Pihaknya menilai, bahwa hal ini bukan kesalahan mutlak pihak DPU. Pasalnya, pencairan dana DAK Aspalisasi 2016 waktunya terlalu mepet dengan tutup tahun anggaran. "Kalau tidak diambil, tahun depan kita tidak akan kucuran DAK. Sedangkan kalau diambil waktunya mepet dengan tutup tahun anggaran. Praktisnya, kalau tidak-salah, kita harus dapat menyelesaikannya hanya dalam tiga hari", ungkap Sony.
Politisi partai Golkar ini menerangkan, bahwa karena waktunya yang mepet, dana DAK Aspalisasi Jalan 2016 hanya terserap 80 persen dari total nilai anggaran. “Karena waktunya yang mepet, anggaran hanya diserap 80 persen saja. Dan inipun dikerjakan 24 jam nonstop selama tiga hari. Untuk itu, akan kita evaluasi dan akan kita usulkan agar kedepannya dana itu tidak diberikan dalam waktu yang mepet dengan tutup tahun anggaran", terang Sony Basuki Raharjo.
*(DI/Red)*