Baca Juga
Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Kondisi lahan kritis akibat minimnya vegetasi di lereng Gunung Penanggungan, membuat tebing di sepanjang jalur Ngoro-Trawas, Kabupaten Mojokerto, longsor di 6 titik. Kondisi serupa juga terjadi di jalur Pacet-Cangar, tanah longsor terjadi di 4 titik. Akibatnya, jalan antar kecamatan itu terputus.
Camat Trawas, Iwan Abdillah mengatakan, bahwa sejumlah tebing lereng gunung Penanggungan dikawasan Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto longsor akibat derasnya guyuran hujan yang terjadi sejak Selasa (28/02/2017) yang rata-rata terjadi pada sore hingga malam hari. Akibat guyuran hujan secara terus-menerus dan yang diperparah dengan minimnya pepohonan pengikat tanah itu, tebing di sepanjang jalur Ngoro—Trawas longsor di 6 titik. "Tanah longsor di 6 titik itu, 2 diantaranya di Desa Jolotundo dan 4 titik di Desa Kedungudi. Material longsor berupa tanah dan bebatuan sehingga sulit untuk dibersihkan secara manual", kata Iwan, Rabu (01/03/2017).
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini menerangkan, longsor paling parah terjadi dijalur Ngoro—Trawas, tepatnya di Desa Kedungudi. Di lokasi ini, material longsor berupa tanah dan bebatuan menutup jalan antar kecamatan itu secara total sepanjang 15 meter dengan ketebalan mencapai 1 meter. "Tidak ada korban jiwa. Namun, Jalur Ngoro—Trawas tertutup total. Namun, warga masih bisa memutar lewat Desa Sugeng (Kecamatan Trawas), kami kasih pengumuman di simpang-simpang jalan agar masyarakat menghindari jalan ini. Otomatis harus memutar lebih jauh, sekitar 10 Km," terangnya.
Dijelaskannya, bahwa untuk memulihkan jalur tersebut, sejak pukul 10.00 WIB mengerahkan alat-berat dan kendaraan berat untuk membersihkan longsoran. "Sementara satu alat berat, lainnya saat ini dalam perjalanan kelokasi untuk mempercepat pembersihan jalan. Semoga upaya pembersihan material longsor tak merusak badan jalan", jelasnya.
Muhammad Zaini menambahkan, selain dilokasi tersebut, longsor juga terjadi dikawasan jalur Pacet—Cangar (wilayah kota Batu) lereng Gunung Welirang. Dimana, untuk longsor dijalur ini terjadi di 4 titik. Namun, upaya pembersihan sudah dilakukan bersama warga dan para relawan sehingga jalur alternatif Mojokerto—Malang itu kembali normal. "Intensitas hujan yang cukup tinggi mengakibatkan tanah gembur diatas longsor beserta bebatuan. Kondisi vegatasi hutan kurang. Seharusnya, per-hektare minimal 400 batang pohon. Ini tak sampai 400", tambahnya.
Mohammad Zaini menghimbau, agar masyarakat ekstra waspada, baik yang masyarakat yang tengah melintas dijalur rawan longsor maupun penduduk sekitarnya. Menurutnya, hingga akhir bulan Maret ini, masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi, sehingga tanah longsor menghantui jalur Pacet—Claket—Trawas. Demikian juga untuk area pemukiman warga dikawasan Sendi (Pacet), jalur Pacet—Cangar serta jalur Trawas—Ngoro. "Kami himbau agar masyarakat tetap waspada. Laporan BMKG, sampai Maret kita masih diliputi cuaca yang tak bersahabat. Potensi banjir dan longsor masih sangat tinggi", pungkas Kepala BMKG Pemkab Mojokerto, Mohammad Zaini.
*(DI/Red)*