Sabtu, 18 November 2017

Gubernur Jatim Soekarwo Berangkatkan Gerak Jalan Perjuangan Mojosuro 2017

Baca Juga


Gubernur Jatim Soekarwo bersama Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa saat melepas peserta GPJ 2017, Sabtu (18/11/2017) sore.

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Gerak Jalan Perjuangan (GJP) Mojokerto-Suroboyo (Mojosuro) tahun 2017 yang digelar Sabtu (18/11/2017) ini, diikuti ribuan warga Jawa Timur (Jatim) juga warga dari luar Jatim. Agenda kegiatan tahunan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ini, kali ini diwarnai kirab bendera merah putih sepanjang 173 meter.

Sekitar pukul 14.00 WIB, GJP Mojosuro ini diberangkatkan dengan diawali pemberangkatan kirab bendera merah-putih. Yang mana, bendera sepanjang 173 meter itu akan dikirab oleh para anggota paguyuban jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto menuju titik finish di Tugu Pahlawan, Surabaya. Menyusul kemudian, ribuan peserta pawai sepeda angin yang juga diberangkatkan dari Jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto.

Baru kemudian sekitar pukul 15.30 WIB disusul ribuan peserta pejalan-kaki baik beregu maupun perorangan yang diberangkatkan dari jalan Raya Surodinawan, Kota Mojokerto. Yang mana, pemberangkatan ribuan peserta ini dipimpin Gubernur Jatim Soekarwo dengan didampingi Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa.

Gubernur Jatim Soekarwo saat memberi keterangan pers kepada sejumlah awak media, Sabtu (18/11/2017) sore.

Gubernur Jatim Seokarwo atau yang akrab disapa pakde Karwo ini menuturkan, bahwa GJP Mojosuro merupakan proses pembelajaran bagi generasi muda penerus bangsa. "Ini proses learning (Red: pembelajaran) para pendahulu kita yang berjuangan mengorbankan jiwa, raga dan harta-benda untuk menjaga kemerdekaan 17 Agustus (1945). Ini harus ditularkan, semangat para pejuang", tutur Gubernur Jatim Soekarwo, usai melepas peserta GJP Mojosuro 2017, Sabtu (18/11/2017) sore.

Pakde Karwo menjelaskan, peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya merupakan upaya keras dari  para Santri, Kyai dan TNI yang saling bahu membahu dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Yang mana, berkobarnya semangat juang rakyat kala itu menyusul resolusi jihad yang diletupkan KH. Hasyim Asy'ari, kakek kandung Gus Dur yang sekaligus pendiri Pondok Pesantrean (Ponpes) Tebuireng, Jombang. "Puncaknya, pada 22 Oktober 1945, Kyai Hasyim menyatakan itu bagian dari jihad. Sehingga berkobarlah kekompakan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya yang diperingati sebagai Hari Pahlawan. Maka, kekompakan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan ini yang harus ditularkan saat ini", jelasnya.

Catatan wartawan, GJP Mojosuro tahun 2017 ini diikuti oleh 589 regu umum, 49 regu pelajar dan 52 regu dari unsur TNI dan Polri. Sedangkan peserta perorangan, mencapai 2.246 peserta. Sementara rute GJP Mojosuro 2017 yang menempuh jarak sekitar 56 km ini stard di jalan Surodimawan mengarah ke utara melewati jalan Brawijaya - jalan Wachid Hasyim - jalan Bhayangkara - jalan Gajah Mada - jalan Raya Mlirip - jalan By Pass Mojokerto - pasar Krian - Trosobo - Kletek - jalan Sepanjang - Karang Pilang - Gunungsari - terminal Joyoboyo - kebun binatang Surabaya - jalan Diponegoro - pasar Kembang - jalan Kedung Doro - jalan Blauran - jalan Bubutan - jalan Pahlawan - jalan Kebun Rojo dan finish di Tugu Pahlawan. *(DI/Red)*