Jumat, 01 Mei 2020

Khofifah: Peringatan Hari Buruh Internasional Tahun Ini Diselimuti Keprihatinan Mendalam

Baca Juga


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam salah-satu suasana Peringatan May Day Tahun 2019  di depan halaman kantor Gubernur  Jawa Timur.


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peringatan Hari Buruh Internasional tahun 2020 ini diselimuti keprihatinan mendalam. Darurat Covid-19 mengakibatkan banyak pelaku usaha yang merugi bahkan hingga gulung tikar, sehingga berimbas pada buruh.

Khofifah pun mengatakan, situasi seperti itu tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di sekitar 213  negara dunia. Tentunya, situasi tersebut tidak hanya berat bagi para buruh, tapi juga bagi para pelaku usaha.

“Peringatan Hari Buruh Internasional tahun  (2020) ini diselimuti keprihatinan mendalam. Tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini semua diluar kuasa kita sebagai manusia. Tidak hanya berat untuk para buruh tapi juga pelaku usaha. Semua merasakan dampaknya”, kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi – Surabaya, Jum’at (01/05/2020) usai jalan pagi.


Khofifah mengungkapkan, jumlah pekerja di Jawa Timur yang dirumahkan mencapai 32.365 dari 555 perusahaan yang sebagian besar melanda sektor Perhotelan dan Pariwisata. Selain itu, pandemi wabah virus corona atau Corona Virus Disease – 2019 (Covid–19) juga berdampak terhadap sektor-sektor lain yang menyebabkan terjadinya PHK. Yang mana, hingga akhir April 2020, setidaknya telah ada 5.348 pekerja dari 210 perusahaan di Jawa Timur mengalami PHK.

Selain itu, lanjut Khofifah, para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jatim pun ikut merasakan dampak Covid-19 ini. Total ada 1.895 orang PMI yang pulang karena habis masa kontrak. Sedangkan 386 pekerja lainnya dipulangkan paksa (deportasi) dari negara tujuan pekerja.

Khofifah menjelaskan, wabah Covid–19 ini juga menyebabkan 4.801 calon PMI yang seharusnya berangkat ke luar negeri untuk bekerja, namun negara penerima menolak kehadiran mereka. Dengan demikian para calon PMI tersebut menambah jumlah angka pengangguran di Jawa Timur.

“Tidak banyak yang bisa dilakukan. Ini tahun beratm. Karenanya itu, saya pun meminta para buruh untuk bersabar dan menunggu hingga situasi kembali normal", jelas Khofifah penuh harap.


Khofifah mengungkapkan, Pemerintah Pusat dan Pemprov Jatim tengah berupaya maksimal mengatasi persoalan ini. Salah-satunya dengan meluncurkan program Kartu Pra-kerja sebagai social safety net. Dukungan yang diberikan Pemprov Jatim berupa pendirian help-desk untuk mempermudah akses pekerja terhadap Kartu Pra-kerja.

“Total ada 56 titik help-desk yang terdiri atas 38 help-desk di Disnaker kab/kota, 16 UPT BLK Disnaker Pemprov Jatim, Kantor UPT P2TK yang beralih fungsi dan di kantor Disnakertrans Provinsi", ungkap Khofifah.
Sementara untuk PMI, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim telah memfasilitasi kepulangan mereka ke daerah asal setelah sebelumnya diikutkan dalam rapid test Covid-19 setibanya di Jawa Timur.

Terkait itu, dalam peringatan Hari Buruh Internasiinal kali ini, Khofifah mendorong kepada para pengusaha yang masih menjalankan aktivitas produksi untuk tetap melindungi pekerja sesuai protokol kesehatan, meliburkan pekerja atau bekerja dari rumah.

Khofifah berharap, ketika wabah Covid–19 ini mereda, pelaku usaha dapat kembali bangkit dan memanggil para pekerjanya lagi. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan para buruh di Jatim pun tidak akan jatuh terlalu dalam.

“Kepada Komponen Pekerja, Pengusaha, Apindo untuk bekerja-sama dan tetap berdoa agar badai Covid-19 ini segera berlalu dan kita segera melakukan pemulihan  ekonomi", pungkasnya. *(DI/HB)*