Selasa, 09 Juni 2020

Kupas Tuntas Sejarah Bung Karno Kecil Bersama Ning Ita

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari siaran langsung secara virtual bersama Pimpinan Redaksi Historia Bonnie Triyana, Selasa (09/06/2020).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Kota Mojokerto merupakan kota terkecil di Indonesia. Kendati kecil wilayahnya, namun menyimpan sejuta sejarah. Salah-satunya, sejarah masa kecil Ir. Soekarno saat menempuh pendidikan di Bumi Mojopahit. Hal ini, disampaikan langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, saat siaran langsung secara virtual bersama Pimpinan Redaksi Historia Bonnie Triyana, Selasa (09/06/2020).

Mengambil tempat di Gedung Cagar Budaya, wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini mengupas-tuntas jejak mantan presiden pertama Republik Indonesia sekaligus tokoh proklamator saat mengenyam pendidikan di Kota Mojokerto. Ir Soekarno yang akrab disapa Bung Karno, pernah tinggal di Kota Mojokerto selama lebih dari 8 (delapan) tahun 

Bahkan, putra dari pasangan Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai ini berhasil menamatkan bangku pendidikan setingkat sekolah dasar (SD). Inlandsche School merupakan cikal bakal berdirinya SDN Purwotengah di jalan Taman Siswa yang hingga saat ini masih dipertahankan keasliannya. Inlandsche School juga disebut sebagai Tweede School atau Sekolah Ongko Loro, yang merupakan sebuah julukan bagi sekolah anak pribumi.

Bung Karno juga sempat mengenyam pendidikan di Europesche Lagere School (ELS) pada tahun 1911, yang sekarang menjadi SMPN 2 Kota Mojokerto, di Jalan A Yani. Sejarah inilah, yang dikenang melalui Galery Bung Karno Kecil yang saat ini tengah di dikembangkan oleh Pemerintah Kota Mojokerto. Sebagaimana diketahui, dibawah kepemimpinan Ning Ita dan Cak Rizal, keduanya ingin mengembangkan Kota Mojokerto menjadi kota pariwisata yang berbasis budaya dan sejarah.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat berswafoto di halaman SDN Purwotengah Kota Mojokerto, Selasa (09/06/2020).


"Dalam rangka pengembangan Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata, kami menyadari bawa luasan Kota Mojokerto ini sangat terbatas. Hanya, sebesar 20,21 km persegi. Untuk itu, dalam pengembangannya kami fokus pada pengembangan wisata berbasis sejarah dan budaya. Yakni, budaya dan sejarah kerajaan Majapahit dan sejarah tentang masa hidup Bung Karno", terang Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Selasa 09 Juni 2020, di lokasi.

"Beliau pernah tinggal di Kota Mojokerto mulai tahun 1907 hingga 1917, karena mengikuti ayahanda yang berprofesi sebagai guru saat dipindah-tugaskan ke Sekolah Ongko Loro.  Yang sekarang menjadi SD Purwotengah", lanjut Ning Ita.

Ning Ita menjelaskan, selain dua sekolah tersebut, masih ada tempat bersejarah lainnya yang menjadi rumah tinggal bagi Bung Karno kecil. Namun, keberadaan rumah tinggal tersebut kini telah beralih fungsih menjadi pertokoan.

"Keluarga Bung Karno pernah tinggal di salah satu sudut jalan, yang saat ini kita kenal dengan Jalan Gajahmada. Tepatnya di sekitar perempatan Jalan Gajahmada dengan jalan Residen Pamuji (perempatan pasar). Tapi sayangnya, saat ini kediaman keluarga beliau telah beralih fungsi menjadi kawasan pertokoan", jelas Ning Ita.

Pada kesempatan ini, Ning Ita berpesan kepada sleuruh generasi muda, terutama generasi yang ada di Kota Mojokerto untuk meneladani kerja-keras, ketangguhan dan kegigihan beliau untuk mengembangkan diri.

"Semangat, pola pikir dan tindakan Bung Karno inilah yang harus menjadi teladan bagi generasi masa kini. Karena saat ini, bentuk penjajahan negara lain tidak semata-mata penjajahan fisik yang melibatkan persenjataan dan militer saja. Tetapi, juga penjajahan secara politik, ekonomi, teknologi dan budaya", pesan Ning Ita.

Ditandaskannya, dengan generasi muda yang tangguh, gigih, memiliki semangat juang dan kecintaan kepada bangsa dan negaranya, maka negara Indonesia akan mampu menjadi negara yang maju, mandiri, berdaya saing dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia

"Masa kecil Bung Karno saat di Kota Mojokerto, hidup penuh dalam keterbatasan. Hampir separuh penghasilan sang Ayah, digunakan untuk membayar sewa rumah. Bahkan, keluarga beliau hidup dalam kemiskinan. Namun demikian, Bung Karno mampu menjadi tokoh besar yang disegani oleh negara-negara lain di dunia", tandasnya. *(Ry/Hms/HB)*