Sabtu, 27 November 2021

Terima Kunjungan Dubes Belanda, Gubernur Khofifah Ajak Kerjasama Water And Waste Management System

Baca Juga


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyambut kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum'at (26/11/2021) malam.


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum'at (26/11/2021) malam.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengharapkan adanya kerja-sama sistem pengelolaan air (Water Management System) dengan Kerajaan Belanda. Mengingat, Kerajaan Belanda terkenal dengan pengelolaan air (water management) yang sangat baik. 

“Pemerintah Belanda memiliki water management system yang bagus. Kami harapkan ada penguatan dari tim yang ada di Jatim untuk water management system khususnya  terkait sistem  irigasi air", ujar Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum'at (26/11/2021) malam.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyambut kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum'at (26/11/2021) malam.


Gubernur Khofifah menyampaikan, salah-satu yang bisa dilakukan kerja-sama dalam manajemen air yaitu teknologi sistem irigasi sektor pertanian, perikanan dan perkebunan serta  membangun energi terbarukan menggunakan sumber daya air (hydro power). Ini penting dilakukan mengingat Provinsi Jawa Timur memiliki sumber daya air yang saat ini terkanalisasi dalam beberapa bendungan.  

“Beberapa bulan lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tukul Pacitan dan Bendungan Bendo Ponorogo. Insya ALLAH... dalam waktu dekat akan diresmikan Bendungan Tugu Trenggalek dan Bendungan Gongseng Bojonegoro. Potensi seperti ini bisa menjadi hydro power bagi energi terbarukan, perlu teknologi dan investasi untuk mengolahnya. Sehingga perlu kerjasama dengan pihak lain khususnya dengan Kerajaan Belanda terkait hal tersebut", ujar Gubernur Khofifah.

Gubernur Perempuan Pertama di Provinsi Jawa Timur ini menegaskan, bahwa tidak hanya teknologi untuk energi terbarukan melalui bendungan, kerja-sama water management yang bisa dilakukan lainnya yaitu terkait pengolahan air yang siap dikonsumsi.

“Untuk membuat air bersih menjadi siap diminum membutuhkan teknologi. Apalagi sumber airnya dari sungai, masih terdapat zat polutan. Dengan demikian perlu teknologi mengubah air menjadi siap untuk diminum", tegas Gubernur Khofifah.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan jajaran saat berswafoto bersama rombongan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum'at (26/11/2021) malam.


Gubernur Khofifah kembali menegaskan, bahwa pihaknya berharap adanya kerja-sama yang baik dalam penanganan limbah (waste management). Penanganan limbah saat ini menjadi concern berbagai negara. Ada yang bisa dilakukan seperti mengolah sampah menjadi listrik, pupuk, dan sebagainya.

“Di Jatim ini ada beberapa tempat pemrosesan akhir (TPA) yang bisa dilakukan kerja-sama terkait waste management di Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Jombang", tegas Gubernur Khofifah pula.

Di hadapan Dubes Belanda, Gubernur Khofifah pun berkesempatan memaparkan neraca perdagangan Jawa Timur – Belanda. Yang mana, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur sejak tahun 2017-2021 neraca perdagangan Jawa Timur dengan Belanda senantiasa menunjukkan surplus bagi Jawa Timur. Khususnya untuk periode Januari – Oktober 2021 senilai US $ 312,24 juta. Rinciannya, yaitu nilai ekspor Jawa Timur ke Belanda sebesar US $ 453,24 juta dan nilai impor Jawa Timur dari Belanda sebesar US $ 100,41 juta.

“Terima kasih..., hubungan dagang antara Jatim dengan Belanda berjalan baik. Meskipun pandemi, mengalami surplus untuk Jatim", papar Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah juga membeber beberapa komoditi ekspor non migas Jawa Timur ke Belanda, antara lain berbagai produk kimia, lemak dan minyak hewan/nabati, kayu, barang dari kayu dan bahan kimia organik. Sedangkan untuk impor Jawa Timur dari Belanda antara lain bubur kayu/pulp, plastik dan barang dari plastic, mesin-mesin/pesawat mekanik dan pereka serta enzim.


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyambut kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum'at (26/11/2021) malam.


Selanjutnya, dari sisi investasi Belanda di Jawa Timur sejak Tahun 2010 sampai dengan triwulan 3 Tahun 2021, tercatat sebanyak 62 perusahaan dari Belanda di 22 kabupaten dan kota dengan nilai investasi US $ 5,1 miliar, dengan bidang usaha terbesar yaitu sektor industri listrik, gas dan air (Paiton Energy) di Kabupaten Probolinggo.

Sementara itu, Dubes Kerajaan Belanda untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns mengatakan, Jawa Timur merupakan provinsi yang cukup penting bagi Negara Belanda. Ada beberapa hal yang terpenting dilakukan untuk kerjasama seperti pendidikan, waste management dan renewable energy. 

“Dengan pertemuan dengan Ibu Gubernur, besar harapan kami untuk bisa mengembangkan lebih jauh lagi. Untuk water management, kami berharap bisa bekerja-sama dengan Provinsi Jatim meliputi manajemen banjir, pengelolaan air bersih untuk bisa langsung dikonsumsi serta renewable energy", kata Dubes Kerajaan Belanda untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns.

Turut mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam acara tersebut, di antaranya Kepala Bagian Kebudayaan dan Komunikasi Kedutaan Besar Belanda di Jakarta sekaligus sebagai Direktur Erasmus Huis Yolande Melsert, Konsul Kehormatan Kerajaan Belanda di Surabaya Lily Jessica Tjokrosetio.

Adapun beberapa pejabat Pemprov Jatim yang turut hadir, yakni Asissten Pemerintahan dan Kesra, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jatim, Kepala Dinas PU SDA Prov. Jatim, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Prov. Jatim, Kepala DPMPTSP Prov. Jatim dan Kepala Biro Adm. Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Prov. Jatim. *(DI/HB)*