Minggu, 13 November 2016

Antisipasi Teror Bom, Pengamanan Gereja Diperketat.

Baca Juga

   Aparat Kepolisian Resort Kota Mojokerto saat pengamaman disalah-aatu gereja di Kota Mojokerto, Minggu (13/11/2016) pagi.


Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Pasca serangan bom molotov didepan Gereja Oikumene Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), memengaruhi stabilitas keamanan secara nasional. Terutama didaerah-daerah rawan yang ada sarana tempat ibadah bagi pemeluk agama Nasrani (Kristen).

Tak terkecuali di Kota Mojokerto, yang tercatat dalam sejarah, bahwa di tahun 2000 silam, disalah-satu gereja pernah menjadi sasaran bom dari teroris atau kelompok radikal tertentu hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa seorang Banser NU (Bantuan Serba-guna Nahdatul Ulama) yang saat itu bertugas untuk membantu melakukan pengamanan disebuah gereja.

Disusul peristiwa tahun lalu, Tim Densus 88 Anti-teror Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap 3 orang terduga teroris disebuah rumah terapi dikawasan Jalan Empunala Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Yang mana, terduga teroris ini telah merancang sebuah bom rakitan yang terbuat dari kaleng bekas obat nyamuk yang diduga kuat akan digunakan untuk melakukan teror.

Kondisi ini, memantik reaksi sejumlah pihak untuk melakukan antisipasi maupun deteksi dini atas munculnya aksi teror dari kelompok radikal di Kota Mojokerto. Sejumlah pihak pun meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan-serta dalam menjaga stabilitas keamanan dari ancaman gerakan pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Sejumlah kejadian dapat menjadi rujukan, bahwa dimasa-masa akhir tahun atau jelang tahun baru sering terjadi suatu peristiwa teror yang dilakukan kelompok radikal tertentu dalam menyebarkan aksi teror kepada masyarakat. Kisah pengorbanan Riyanto, anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) Mojokerto saat ditugaskan GP Anshor membantu polisi mengamankan perayaan Natal pada 24 Desember 2000 silam dan penangkapan 3 teroris yang terdeteksi pada bulan Desember 2015 lalu, dapatlah menjadi acuan terkait kerawanan aksi teror dipenghujung tahun.

Meskipun hingga saat ini situasi keamaan di Kota Mojokerto terpantau aman kondusif, namun petugas meminta kepada seluruh jajaran pengurus gereja untuk ikut mewaspadai terhadap orang-orang yang tak dikenal di sekitar tempat ibadah masing-masing. Terkait itu, Minggu (13/11/2016) pagi, Polresta Mojokerto memerintahkan sejumlah anggotanya untuk mulai melakukan pengamanan diseluruh gereja yang ada di Kota Mojokerto. Seperti gereja yang ada dikawasan jalan Pemuda, Letkol. Soemardjo, A. Yani hingga gereja yang ada dijalan Mojopahit. ’’Kita patroli dialogis kepada pengurus gereja agar turut merespons hal-hal yang dirasa mencurigakan", pungkas AKBP Nyoman Budiarja, Kapolresta Mojokerto.
*(DI/Red)*