Minggu, 13 November 2016

Pasca Ambrol, Target Rampung Pembangunan Jembatan Rejoto Dipastikan Molor

Baca Juga

Aparat Satpol PP Kota Mojokerto saat menunjuk proyek Pembangunan Jembatan Rejoto pasca ambrolJum'at (11/11/2016) pagi.
Kepala DPU Kota Mojokerto, Wiwiet Febrianto saat konferensi pers pasca ambrolnya proyek Pembangunan Jembatan RejotoJum'at (11/11/2016) sore, diaula kantor DPU Kota Mojokerto.

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Pasca ambrol pada Jumat-pagi (11/11/2016) lalu, target rampung proyek Pembangunan Jembatan Pulorejo—Blooto (Rejoto) Kota Mojokerto senilai Rp. 40 miliar dipastikan bakal molor setidaknya sebulan. Asumsi ini didasarkan pada perkiraan waktu atas proses pembuatan balok grider (bentang tengah) yang butuh waktu relatif lama.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sholeh yang tak lain adalah perwakilan PT. Wika yang merupakan partnership PT. Brahma Kerta dalam pengerjaan prorek tersebut, bahwa untuk membuat sebuah balok grider dengan ukuran seperti yang digunakan pada pembangunan jembatan Rejoto diperlukan waktu 1 (satu) hari dengan masa pengeringan 14 (empat belas) hari. "Pembuatan satu grider butuh waktu 1 hari. Untuk pengeringan sekitar 2 minggu atau 14 hari", ungkap Sholeh, saat konferensi pers di aula kantor DPU Kota Mojokerto, Jum'at (11/11/2016) sore.



Sholeh, perwakilan PT. Wika partnership PT. Brahma Kerta saat konferensi pers pasca ambrolnya proyek Pembangunan Jembatan RejotoJum'at (11/11/2016) sore.

PT. Wika sendiri hanya memiliki 1 (satu) alat cetak, sementara butuh enam balok grider untuk landasan jembatan Rejoto. Sehingga dibutuhkan waktu setidaknya 6 (enam) hari untuk mencetak grider yang rusak. Ditambah dengan waktu pengeringan grider-grider itu, maka diperlukan waktu sekitar  20 (dua puluh) hari untuk itu. "Kita punya alat untuk membuat pengeringan lebih cepat", cetus Sholeh kemudian.

Hanya saja, saat didesak seberapa lama molornya penyelesaian proyek Pembangunan  Jembatan Rejoto yang didalam kontrak kerja sebelumnya diprediksi rampung akhir tahun ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wiwiet Febrianto enggan memastikannya.
"Kami tidak bisa memberi jaminan penuh proyek ini akan selesai tahun ini. Kami akan mereschedule kembali pengadaan enam grider balok", kelitnya.

Tentang kemungkinan adanya kerugian negara dalam pengerjaan proyek tersebut, dikatakannya menjadi tanggung-jawab pihak rekanan. "Yang kami minta, adalah penambahan spelling waktu. Perkara kerugian adalah menjadi tanggungjawab rekanan. Yang sudah dipasang itu yang akan kami bayar.
Saya minta rekanan untuk konsultasi dengan pihak PT. Wika. Dan, kami akan mereschedule kembali apa yang akan dilakukan. Dan perkembangannya akan segera kami sampaikan kembali", pungkasnya.
*(Yd/DI/Red)*


BERITA TERKAIT :

Jembatan Rejoto Ambruk, DPRD Sidak LSM Tergerak

Masih Dalam Pengerjaan, Jembatan Rejoto Senilai Rp. 40 Miliar Sudah Ambruk....!!

Komisi II DPRD Kota Mojokerto Sidak Pengerjaan Proyek Pembangunan Jalan Dan Jembatan Rejoto

DPU Akui Pengerjaan Proyek Rejoto Meleset Dari Jadwal, Butuh Waktu Untuk Tunjuk Rekanan Pengganti

Pelaksana Proyek Rejoto Senilai Rp. 42 Miliar Terancam Sanksi Black List

Proyek Mega Miliar GMSC dan Rejoto Target Rampung Oktober, Gamapala Desember

Wawali Kawal Pelaksanaan Proyek Rejoto

Lelang Proyek Jalan Dan Jembatan Rejoto Rp. 42 Miliar "Dimainkan"...?