Baca Juga
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Terus dilanda kerugian, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Maja Tirta Kota Mojokerto ambil ancang-ancang untuk menaikan tarif. Rencana ini bakal ditempuh oleh perusahaan plat merah tersebut, untuk menekan kerugian. "Biaya produksi dan pendapatan kita tak seimbang, bahkan jauh lebih besar ongkos produksinya", keluh Iewan Prasetyo, Direktur (baru) PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto, Minggu (26/11/2017)
Ditemui usai menjadi pembicara dalam Sosialisasi Program Kebijakan Terkait BUMD di Kota Mojokerto tahun 2017, mantan Direktur Teknis PDAM Sidoarjo itu merinci biaya produksi air bersih PDAM selama ini mencapai Rp. 400 juta per-bulan. Angka ini jauh di atas pendapatan bruto yang hanya Rp. 230 juta per-bulan, itupun belum dipotong untuk gaji sebanyak 37 karyawan yang ada.
Iewan pun menyodorkan sejumlah opsi untuk menghindari kenaikan tarif pelanggan. "Memang ini langkah ini terakhir kami. Namun, kami mengupayakan untuk mengejar jumlah pelanggan sampai dengan 7.500 pelanggan sehingga bisa BEP (Red: break even point)", cetusnya.
Dijelaskannya, tingginya ongkos produksi lebih disebabkan jumlah pelanggan yang sangat minim, yakni 4.900 pelanggan. "Semakin banyak pelanggan, maka perusahaan akan mendapat keuntungan. Namun, dengan catatan tidak ada kebocoran instalasi pipa", jelasnya.
Sebagaimana diketahui, sejak dilantik oleh Wali Kota sebagai Dirut PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto pada Selasa 22 Agustus 2017 yang lalu, Iewan menargetkan perusahaan milik Pemkot ini akan bangkit dari keterpurukan setelah berjalan dua tahun kedepan. Tak main-main, untuk itu ia menargetkan mendapatkan 2.000 pelanggan per bulan.
Diharapkan, dengan pemilihan Dirut PDAM Maja Tirta melalui assesment dan seleksi lokal yang 'ketat' itu, dapat segera mengubah kondisi PDAM Kota Mojokerto yang dinilai Dewan amburadul. Mulai dari manajemen, layanan dan kondisi teknik yang sering gangguan serta selalu merugi dalam setiap tahunnya. *(Yd/DI/Red)*