Kota SURABAYA – (harianbuana.com). Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1441 Hijjriyah, ada tradisi masyarakat Jawa Timur yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu Megengan. Tradisi ini, biasa dilengkapi dengan disediakannya kue khas Ramadan berupa 'Apem'.

Namun demikian, di tengah adanya pandemi wabah virus corona atau Corona Virus Disease - 2019 (Covid-19), kegiatan-kegiatan masyarakat itu sangat dibatasi, termasuk untuk menggelar Megengan. Karena untuk melakukan kegiatan Megengan ini akan akan mengumpulkan massa dalam jumlah besar.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melaksanakan tradisi ini dengan menggelar Megengan Online dari Gedung Grahadi pada Kamis (23/04/2020) sore nanti.

Dalam Megengan Online itu, rencananya juga akan melibatkan beberapa kepala daerah di Jatim. Di antaranya, Bupati Pamekasan, Bupati Lumajang, Bupati Jombang, Bupati Madiun dan Bupati Trenggalek.

"Sambutan akan datangnya Ramadan harus tetap kita lakukan dan di tengah pandemi Covid-19, maka metode Megengan Online adalah salah satu pilihan", terang Khofifah, sapaan akrab Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat konferensi pers di Gedung Grahadi, Surabaya, Rabu (22/04/2020) malam.

Khofifah menuturkan, sebagai penanda bagi masyarakat akan datangnya Ramadhan, maka sore nanti juga akan disiapkan 1441 Apem. Jumlah ini sengaja dipilih karena tahun kalender Hijjriyahnya adalah 1441.

"Apem ini artinya Afwun, yang artinya permaafan. Sehingga menjelang Ramadan kita diharapkan saling memaafkan. Ini juga merupakan bentuk memaksimalkan habluminannas atau hubungan baik dengan manusia", tutur Khofifah.

Khofifah mengungkapkan, pihaknya juga sudah menyiapkan berbagai agenda kegiatan Ramadhan yang berbasis daring atau online. Di antaranya, setiap jam 7 hingga jam 8 pagi akan dilaksanakan tadarus online yang akan menghadirkan 5 orang penghafal Quran. Harapannya, masyarakat bisa mengikuti dari rumah masing-masing karena tadarus online ini dilakukan secara murottal.

Kemudian pada sore harinya, akan dilaksanakan lomba salawat online. Yang boleh diikuti oleh berbagai kalangan, baik kelompok laki-laki, kelompok perempuan mulai remaja, dewasa hingga anak-anak. Melalui kegiatan ini, ia berharap, keinginan masyarakat untuk keluar rumah bisa dicegah. Karena, banyak kegiatan kreatif yang bisa dilakukan meski dari rumah.

"Kegiatan ini diharapkan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk ngabuburit tanpa harus keluar rumah atau bisa disebut ngabuburit online", ungkap Gubernur Khofifah.

Menurut Khofifah, pelibatan anak-anak dalam setiap kegiatan Ramadan online dari rumah akan bisa menjadikan rumah sebagai pesantren Ramadan bagi anak. Terlebih, dalam kegiatan daring tersebut nantinya juga akan ada kajian-kajian agama Islam dari beberapa narasumber baik ekonom, pendidik maupun kajian agama.

"Kurikulumnya sudah kita siapkan dengan matang. Inilah format-format pelaksanaan Ramadhan di saat pandemi Covid-19 yang kami siapkan. Harapannya, masyarakat tetap bisa menikmati kekhusyukan Ramadan dari rumahnya masing-masing", pungkas Khofifah. *(Hms/HB)*