Kamis, 19 Agustus 2021

Gubernur Khofifah Ungkap Ke Presiden Kemajuan Penanganan Covid-19 Di Jatim

Baca Juga


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyambut Presiden RI Joko Widodo di Madiun, Kamis 19 Agustus 2021.


Kab. MADIUN – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkap kondisi penanganan Covid-19 Jatim di hadapan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, bahwa Jatim dalam kondisi kondusif dan terkendali.

Kondisi tersebut diungkapkan Gubernur Khofifah di tengah kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo di Madiun yang sempat meninjau pelaksanaan vaksinasi pelajar di SMP Negeri 3 Mejayan Kabupaten Madiun, pelaksanaan vaksinasi door to door hingga memberikan pengarahan kepada kepala daerah dan Forkopimda se Jatim.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, bahwa penanganan Covid-19 di Jatim mulai terkendali diukur dari beberapa indikator. Misal, menurunnya tren BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat keterisian bed di rumah sakit, tren tracing dan testing serta menurunnya jumlah wilayah PPKM level 4 dari 30 kabupaten/kota menjadi 17 dan bertambahnya daerah PPKM level 3 yang kini menjadi 20 kabupaten/kota.

"Kami ingin melaporkan kepada Bapak Presiden terkait penanganan Covid-19 di Jatim. Bahwa, dengan adanya pemberlakuan PPKM berlevel terbukti efektif menurunkan angka penyebaran Covid-19. Hal ini dilihat berdasarkan indikator-indikator. Di antaranya tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah mengalami penurunan signifikan", ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada Presiden RI Joko Widodo di pendopo Ronggo Djoemeno Pemkab Madiun, Kamis (19/08/2021).

Gubernur Khofifah menerangkan, bahwa tingkat keterisian BOR rumah rujukan penanganan Covid-19 di Jatim menurun. Yang mana, dari data per-tanggal 18 Agustus 2021 dibandingkan data per-tanggal 3 Juli 2021, terlihat tingkat keterisian bed rumah sakit menunjukkan sudah di bawah standar WHO 60 % (persen)

Gubernur Khofifah pun menerangkan, untuk BOR ICU dari 78 % turun menjadi 59 %, BOR isolasi biasa dari 81 % turun menjadi 42 %, BOR rumah sakit lapangan dari 69 % turun menjadi 30% dan BOR rumah sakit karantina dari 50 % turun menjadi 22%.

Gubernur Khofifah juga menerangkan, bahwa pihaknya didukung dan dikuati oleh jajaran Polda Jatim dan Kodam V/ Brawijaya melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

"Untuk tracing dan testing di Jatim juga mengalami kenaikan dari 1,2 % (persen) menjadi 9,4 % (persen). Alhamdulillah..., sudah 9,4 % (persen) untuk tracing dan kami akan terus meningkatkan terutama untuk testingnya", terang Gubernur Khofifah.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah memaparkan capaian vaksinasi Covid-19 di Jatim, bahwa masyarakat Jatim yang sudah divaksin Covid-19 dosis pertama sudah mencapai 26,46 % penerima vaksin Covid-19 atau setara dengan sekitar 8,42 juta penerima vaksin Covid-19. Sedangkan yang sudah divaksin Covid-19 dosis kedua, sudah mencapai 14,26 % penerima vaksin Covid-19 atau setara dengan sekitar 4,53 juta penerima vaksin Covid-19.

"Kami berharap kepada Bapak Presiden berkenan membantu pengadaan gedung cold storage untuk penyimpanan vaksin dan gudang obat yang kapasitasnya lebih besar di Dinas Kesehatan Jatim", pinta Gubernur Khofifah, penuh harap.

Tentang besaran biaya tes swab PCR, Gubernur Khofifah menjelaskan, bahwa pihaknya sudah melakukan pengecekan lapangan dengan hasil biaya tes swab PCR sudah turun sesuai arahan pemerintah pusat.

"Biaya tes swab PCR sudah sesuai arahan Pak Presiden, untuk biaya maksinum tes swab PCR 495 ribu rupiah di Jawa–Bali dan hasil tesnya maksimum 24 jam dan sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa tempat lab PCR", jelas Gubernur Khofifah.

Gubermur Khofifah menegaskan, bahwa tes swab PCR di Jatim sudah di atas standar WHO, yaitu sebanyak 40.479 tes swab PCR per-minggu. Bahkan, untuk seminggu terakhir, tes swab PCR di Jatim mencapai 74.245 tes per-minggu.

"Untuk percepatan tracing dibutuhkan tambahan 1 mesin PCR di tiap kabupaten atau kota di Jatim. Lalu untuk percepatan whole genome sequencing dibutuhkan laboratorium BSL-3 untuk RSUD dr. Soetomo dan RSUD dr. Syaiful Anwar", tegas Gubermur Khofifah.

Gubernur Khofifah pun berkesempatan membeber kondisi wilayah Jatim yang dalam dua minggu terakhir jumlah daerah betstatus zona merah juga terus menurun dari awalnya 34 kabupaten/kota per-Selasa (17/08/2021) menjadi 15 kabupaten/kota. Selain itu, posisi Rate of Transmission (RT) juga sudah berada di bawah 1. Hal tersebut menunjukkan penyebaran Covid-19 di Jat8m mulai landai dan terkendali.

"Rate of Transmission Jawa Timur tercatat hari Rabu (18/08/2021) adalah 0,45. Artinya, jauh dibawah 1. Jadi, bahwa proses penyebaran di Jawa Timur insya ALLAH sudah makin terkendali", beber Gubernur Khofifah.

Ditandaskannya, bahwa pihaknya bersama Forkopimda Jatim akan terus berupaya keras dan senantiasa salaing bersinergi dalam penanganan Covid-19 di Jawa Timur.

"Kami memang harus bergerak bersama, membangun suasana yang sangat solid dan memastikan semuanya bisa diukur capaiannya dari berbagai kinerja. Utamanya dalam menjaga pengendalian Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi di Jatim", tandasnys. *(DI/HB)*