Jumat, 18 Maret 2022

Angkat Dolanan Tradisional, Festival Mojotirta Bakal Libatkan Siswa SD Se Kota Mojokerto

Baca Juga


Anak-anak ketika sedang berlatih lompat tinggi. (Zan).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Sebanyak 47 siswa perwakilan dari seluruh Sekolah Dasar Negeri Kota Mojokerto akan turut meramaikan gelaran Festival Mojotirto pada Selasa (22/03/2022) pekan depan. Hal tersebut diketahui saat pelaksanaan geladi hari ini, Jum'at 18 Maret 2022.

Meskipun diterpa teriknya sinar matahari pagi, mereka tetap mengikuti setiap arahan yang diberikan dengan antusias. Terlebih, ketika memperagakan permainan tradisional yang akan ditampilkan, mereka tampak benar-benar hanyut dalam memainkan properti permainan yang disediakan panitia.


Jose dan Gita ketika asyik bermain dakon. (zan).


Termasuk Jose dan Gita, siswa-siswi kelas 3 SDN Wates 1 itu terlihat asyik memainkan biji-biji dakon di hadapan mereka. Sambil menunggu giliran bermain, Jose mengungkapkan perasaannya mengikuti kegiatan di dekat bibir sungai Ngotok, di bawah Jembatan Rejoto itu.

“Panas sih, tapi senang bisa sambil main-main gini”, ungkap anak laki-laki bernama lengkap Jose Sandy Pasalbessy itu.

Gita yang tengah memasukkan satu persatu biji dakon ke dalam lubang dakon pun turut menyauti: “Iya, jarang main-main gini. Seru ternyata”, ucapnya.

Anak perempuan bernama lengkap Gita Nur Maulani itu juga mengakui, meski mengetahui permainan dakon, ia sangat jarang memainkannya bersama teman-teman.


Salah-satu anggota Dewan Kebudayaan Daerah sebagai penanggungjawab kegiatan. (zan).


Selain dakon, sejumlah permainan tradisional lain yang akan ditampilkan antara lain bola bekel, sonda dan lompat tali.

Sejumlah permainan tersebut memang diketahui semakin jarang dimainkan oleh anak-anak, seiring dengan kemajuan zaman.

Dolanan yang banyak melibatkan aktivitas fisik dan interaksi langsung tersebut kian tergeser dengan permainan modern dan gadget.

“Jadi, ada anak-anak memainkan permain tradisional ini untuk mengingatkan kembali tentang keberadaan permainan tradisional yang perlu untuk dilestarikan", kata Prastowo, salah-satu penanggung-jawab acara lapangan sekaligus anggota Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto, saat ditemui selepas geladi.

Menurut Prastowo, dengan melibatkan langsung anak-anak dalam memperagakan permainan tradisional tersebut, dapat memberikan pengalaman langsung permainan tradisional yang sebenarnya tidak kalah menyenangkan, sehingga mereka tertarik kembali untuk memainkan permainan yang saat ini dikategorikan 'jadul' itu. *(EL/an/HB)*