Baca Juga
Harlis, ketika menjabat Kadiskoperindag dan UMKM Kota Mojokerto saat menyampaikan laporan dalam acara peresmian Pasar Kliwon, (31/12/2013).
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Dua asset Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, yakni Pasar Ikan Surodinawan dan Pasar Kliwon Kota Mojokerto, hingga saat ini, keberadaannya dapat dikatakan "terbengkelai". Pasalnya, dengan alasan sepi pembeli, para pedagang pun beringsut satu-persatu, yang selanjutnya pada kabur dari lokasi berdagangnya. Padahal, telah miliaran rupiah anggaran yang telah digelontorkan untuk melaksanakan proyek kegiatan yang ber-label Proyek Pembangunan ataupun Proyek Pembangunan Revitalisasi pada kedua asset Pemkot Mojokerto ini.
Tak pelak lagi, muncullah dugaan, bahwa lemahnya perencanaan-lah yang menjadi biang dari tidak lakunya kedua pasar ini. Tentunya, ini merupakan pekerjaan rumah (PR) yang tidak semudah begitu saja untuk dapat siselesaikan oleh Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.
Menanggapi terbengkelainya dua asset Pemkot tersebut, salah-satu pejabat teras Pemkot Mojokerto mengungkapkan, bahwa Wali Kota Mojokerto telah berkomitmen untuk mengatasi keadaan ini. "Pak Wali sudah memerintahkan agar persoalan dua pasar itu selesai sebelum Idul Fitri tahun ini. Setidaknya, beliau berusaha membalik keadaan ini", ungkap pejabat teras yang enggan dirilis jati dirinya, Rabu (10/02/2016).
Terpisah, meski dirasa besar pasak daripada tiang, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Kadiskoperindag dan UMKM) Kota Mojokerto yang baru sebulan punya kemampuan untuk itu, Ruby Hartoyo merasa yakin, bahwa pihaknya telah membuat rencana strategi atas nasib kedua pasar tersebut.
"Kita akan memfungsikan pasar ikan Surodiwan dengan melipat gandakan jumlah pedagang yang berasal dari pasar Kranggan. Namun, untuk itu, kita masih menunggu persetujuan dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan atas pengalihan fungsi pasar ikan menjadi pasar tradisional", ujar Ruby Hartoyo.
Disebutkannya juga, bahwa untuk penggabungan dua pasar ini, Pemkot akan menutup pasar tradisional Kranggan. "Tahun ini pasar Kranggan akan kita tutup. Tercatat, 18 pedagangnya akan kita pindah ke Pasar Ikan", sebut Ruby Hartoyo Kadiskoperindag dan UMKM, yang pada tanggal 8 Januari 2016 lalu untuk terakhirnya kalinya menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Mojokerto.
Ruby yakin, bahwa rencana tersebut akan mengakhiri persoalan pasar ikan Surodinawan dan pasar trasisional Kranggan, yang selama ini terbengkelai. "Dengan demikian, saya kira persoalan pasar tradisional Kranggan dan pasar ikan Surodinawan akan selesai. Tinggal menunggu ijin dari Menperindag saja", tandas Kadiskoperindag dan UMKM Kota Mojokerto, yakin.
Untuk kelanjutan dari Pasar Kranggan itu sendiri, Ruby menerangkan, bahwa menilik lokasinya berada dijalur strategis, nantinya akan didirikan kios-kios baru dengan penataan modern. "Letaknya sangat strategis. Kita atur, kios-kios yang ada kita geser ke belakang dengan tatanan yang lebih apik. Kios-kios ini nantinya kita tawarkan kepada publik dengan sistem sewa," terangnya.
Menurut Kadiskoperindag dan UMKM, dengan menggeser kebelakang kios-kios yang sudah ada itu, maka bagian depan yang ditempati kios-kios saat ini akan menjadi tempat parkir dengan kapasitas yang lebih luas. "Akan kita atur sedemikian rupa sehingga menarik dan area parkirnya luas. Tahun ini segera kita wujudkan", tandas Ruby Hartoyo.
Terkait Pasar Kliwon yang nasibnya tidak lebih baik dari Pasar Surodinawan, secara singkat Kadiskoperindag dan UMKM Kota Mojokerto menjelaskan, bahwa pihaknya juga telah menyiapkan skema menjadikannya sebagai Pasar Kuliner. "Pasar Kliwon akan kita jadikan pasar kuliner. Akan kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat menarik minat pengunjung", pungkasnya. *(DI/Red)*