Rabu, 25 Mei 2016

Sudah 5 Bulan, Polisi Belum Menemukan Pelaku Pengeroyokan Terhadap Jurnalis Mojokerto

Baca Juga

       Safri Nawawi :  "Polisi Jangan Ragu...!"

Safri Nawawi, koordinator LSM ARAK (Aliansi Rakyat Anti Korupsi) saat berorasi dalam salah-satu aksi demo menyoroti dugaan kurupsi.

Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
   Pengusutan terhadap kasus pengeroyokan yang dialami oleh Bambang Wisnu yang tak lain adalah seorang jurnalis surat kabar lokal Mojokerto 'jalan ditempat' dan bahkan mungkin bisa dirasakan 'bocor alus'. Pasalnya, hingga 5 bulan berselang kejadian, polisi masih belum juga berhasil mengungkap pelaku dan aktor intelektual dibalik kejadian itu. "Penyelidikan mengalami hambatan akibat kurangnya saksi dan petunjuk lainnya", ujar Kapolsek Bangsal, AKP Abdul Manaf, (25/05/2016).
   Diungkapkannya juga, bahwa dalam Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) No: B/14/V 2016/Reskrim, penyidik masih berupaya melakukan penyelidikan lebih lanjut atas perkara tersebut. "Dalam hal, ini kami masih berupaya melakukan penyelidikan lebih lanjut", ungkapnya.

Bambang Wisnu jurnalis surat kabar lokal, korban aksi brutal 2 orang 'bercadar', saat masih dalam perawatan.

   Menurutnya, pihaknya sudah berupaya melakukan Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket) di TKP. Namun demikian, upaya tersebut masih belum membuahkan hasil. Pun ditandaskannya, bahwa penyidik belum mendapatkan petunjuk pelaku meski telah ada gelar perkara dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi tambahan. "Kita sudah berupaya. Namun penyidik belum mendapatkan petunjuk", tandasnya.
   Belum adanya perkembangan yang berarti atas kasus ini, mendapatkan perhatian Safri Nawawi, aktivis setempat. "Belum adanya perkembangan apapun dari kasus ini, karena adanya keraguan dari polisi. Jika polisi tegas dan cepat, pelakunya dapat segera dibekuk kok dengan melihat kaitan kejadian", sindirnya.
   Karenanya, ia mendukung adanya langkah berani dari kepolisian agar insiden kekerasan terhadap jurnalis tidak bakal terulang kembali. Ketua komisi lll DPR RI yang membidangi Hukum dan HAM Desmond J. Mahesa mengaku berempati atas kejadian ini. Ia mengatakan, tanpa didesak aparat mestinya bisa menuntaskan kasus ini. "Kami berempati dengan apa yang menimpa saudara Bambang. Dan kerja nyata polisi mengungkap kasus ini jadi pembelajaran terhadap kekerasan wartawan", pungkasnya.
   Seperti diketahui, Bambang Wisnu menjadi korban penganiayaan sekelompok orang di Bangsal, Kabupaten Mijokerto. Yang mana, kala itu, ia memenuhi undangan makan buah duren (durian) dari seorang aktivis setempat. Tak kala sedang asyik makan duren sambil jongkok, tiba-tiba saja ia diserang 2 orang bercadar dari belakang dan depan.
    Saking cepatnya kejadian, sekali saja korban tak sempat melakukan perlawanan. Dengan kata lain, jurrnalis yang getol menyoroti kasus-kasus dugaan tindak pidana korupsi ini jadi bulan-bulanan 2 pengeroyok bersepatu dan bercadar hingga babak belur. Sementara pelaku melarikan diri setelah korban tidak sadarkan diri ditempat kejadian. Dan, kasus ini pun dilaporkan ke Polsek setempat sejak 5 bulan yang lalu.  *(Yd/DI/Red)*