Senin, 28 November 2016

Dana Pembangunan Tol Joker Naik Rp. 700 Miliar...?

Baca Juga

Gerbang Tol Mojokerto (barat) usai diresmikan, Senin (28/11/2016) siang.

 

Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Selaku pelaksana proyek pembangunan jalan Tol Jombang — Mojokerto (Joker) sepanjang 40,5 km, pihak PT. Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) mengaku, jika dana pembangunan proyek jalan Tol tersebut membengkak hingga Rp. 4,3 triliun dari anggaran yang direncanakan sebelumnya sebanyak Rp 3,6 triliun. Pembengkakan anggaran biaya pembangunan yang mencapai Rp. 700 miliar ini, dikatakan karena penyesuaian harga bahan konstruksi yang naik tiap tahunnya juga karena penyelesaian pembangunan yang mundur selam 2 tahun.

Sebagaimana dikatakan Direktur PT. Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) Wiwiek D Santoso, bahwa anggaran biaya pembangunan jalan Tol Joker Seksi 3 yang telah ditetapkan sejak tahun 2011 itu telah meleset dari perhitungan awal. "Biaya pembangunan Tol Joker yang direncanakan pada 2011 lalu, perusahaan yang masuk dalam grup Astra ini telah menetapkan anggaran sebesar Rp. 3,6 triliun. Waktu itu, kami menargetkan Tol ini bisa tuntas pada 2013 lalu", kata Wiwiek D Santoso, kepada  sejumlah wartawan usai tasyakuran selesainya pembangunan Tol Joker Seksi 3, di Gerbang Tol Mojokerto (Barat), Senin (28/11/2016) siang.


Direktur PT Astra International Paulus Bambang Widjanarko saat menyerahkan potongan tumpeng kepada Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Senin (28/11/2016) siang.

Diungkapkannya, molornya penyelesaian pembangunan Tol Joker Seksi 3 juga tak lepas dari proses pembebasan lahan disepanjang jalan Tol Joker  yang begitu lamanya. Sementara PT. MHI sendiri telah menargetkan pembangunan jalan Tol di Seksi ini akan tuntas secara keseluruhan pada tahun 2013 lalu. Yang mana, terkait itu, hanya jalan Tol Seksi 1 (Jombang Barat—Utara) yang beroperasi pada 13 Oktober 2014 lalu. Sedangkan tiga seksi lainnya tuntas pada 2016—2017. "Karena target molor, maka harus ada penyesuaian harga bahan baku dan konstruksi hingga 2016 ini. Harga semen dan sejenisnya juga pasti naik", ungkapnya.

Menurut Wiwiek, perubahan desain konstruksi jembatan Brantas yang juga merupakan bagian dari pembnagunan jalan Tol Joker ini menjadikan anggaran biaya juga ikut membengkak. "Desain konstruksi jembatan, awalnya tiang berada dibagian tengah sungai Brantas. Namun setelah berkonsultasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWSB), tiang itu seharusnya tak dipasang karena bisa tergerus arus sungai Brantas yang deras. Makanya kami ubah konstruksinya dan ini juga perlu penyesuaian dana", pungkasnya.

Sementara itu, Direktur PT. Astra International Tbk, Paulus Bambang Widjanarko membenarkan adanya pembengkakan dana untuk Tol Joker ini.
Meski begitu, hal ini tak membuat target Grup Astra dalam membangun ruas Tol di Jawa jadi melemah. Bahkan, pihaknya menargetkan ada 500 Km ruas Tol yang tuntas pada tahun 2020 mendatang. S
Yang mana, pada tahun 2016 ini sekitar 300 Km ruas Tol yang siap beroperasi. "Memang benar, penyelesaian molor. Namun seksi 3 ini bisa dituntaskan. Yang sudah ada saat ini adalah Tol Tangerang—Merak, Semarang—Solo dan Tol Joker Seksi 1 dan 3 ini. Yang masih digarap adalah tol Serpong—Balaraja dan Serpong-Kunciran", pungkas terangnya.
*(DI/Red)*

Target Tol Joker Selesai Tahun Ini Diragukan