Rabu, 31 Juli 2024

Kendalikan Lonjakan Harga Cabai, Pj. Wali Kota Mojokerto Gelar Operasi Pasar Dan Cabenisasi

Baca Juga


Salah-satu suasana operasi pasar yang digelar Diskop UKM Perindag Pemerintah Kota Mojokerto di halaman Kantor Kelurahan Jagalan, Rabu (31/07/2024).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Kenaikan harga cabai yang belakangan ini terus meroket, menjadi perhatian serius bagi penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro. Sebab, hal itu akan berpengaruh pada tingkat inflasi dan mengganggu stabilitas ekonomi daerah. 

Terkait itu, Pj. Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan "Mas Pj" tersebut mengambil langkah Gercep sebagai upaya mengendalikan harga cabai di Kota Mojokerto. Langkah pertama adalah aktif melakukan operasi pasar dengan menggelar pasar murah melalui instansi terkait dan yang kedua adalah menggalakkan gerakan menanam cabai atau cabenisasi.

"Dalam operasi pasar pagi ini, Diskop UKM Perindag menyediakan cabai rawit dengan harga Rp.13.000,– per 250 gram. Selain itu, juga ada komoditas yang lain seperti telur ayam kita sediakan dengan harga Rp. 22.000,– per kilogram dan minyak goreng dengan harga Rp.14.000,– per botol", kata Mas Pj, usai meninjau operasi pasar yang digelar Diskop UKM Perindag Pemkot Mojokerto di halaman Kantor Kelurahan Jagalan, Rabu (31/07/2024). 

Mas Pj menjelaskan, berdasar Siskaperbapo, harga cabai rawit hari ini terpantau masih tinggi, yaitu mencapai Rp. 75.000,– per kilogram. Maka, dibutuhkan penetrasi pasar agar harga cabai bisa berangsur turun dan terkendali. 

Dijelaskan Mas Pj pula, bahwa kenaikan harga cabai sejatinya dipengaruhi karena keterbatasan stok cabai rawit di pasar. Sedangkan untuk kondisi saat ini, belum memasuki masa panen cabai.

“Cabai hasil panen pada masa tanam sebelumnya sudah mulai habis, namun belum memasuki masa panen cabai berikutnya. Diperkirakan, satu dua bulan ke depan akan mulai masuk masa panen", jelas Mas Pj.


Salah-satu suasana operasi pasar yang digelar Diskop UKM Perindag Pemerintah Kota Mojokerto di halaman Kantor Kelurahan Jagalan, Rabu (31/07/2024).


Menurut Mas Pj, untuk menjaga harga tetap terkendali dan masyarakat tidak terbebani jika terjadi kenaikan harga bahan pokok, maka dapat berbelanja melalui pracangan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

“Operasi pasar dan Pracangan TPID merupakan upaya konkret yang kami lakukan untuk menjaga kestabilan harga. Silahkan dimanfaatkan dan saya pesan, berbelanja secukupnya saja, jangan berlebih, jangan khawatir kekurangan, insya Allah stok ketersedian bahan pokok di Kota Mojokerto aman", pesan Mas Pj. 

Mas Pj kembali menjelaskan, bahwa saat ini Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) juga tengah bersinergi dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) melalui gerakan cabenisasi. 

Adapun cabenisasi ini merupakan bagian dari program Amalkan dan Kukuhkan Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman (Aku Hatinya) PKK yang bisa menjadi solusi agar masyarakat tidak bergantung dengan stok cabai di pasar karena bisa menanam sendiri di rumah. 

“Kegiatan cabenisasi ini ada bantuan tanaman cabai rawit dari DKPP untuk ditanam oleh anggota TP PKK pada masing-masing kelurahan pada bulan Mei lalu. Harapannya, penanaman cabai bisa terus berlangsung dan dapat mencukupi kebutuhan masing-masing keluarga", jelas Mas Pj, penuh harap.

“Maka, pesan saya untuk ibu-ibu di rumah, monggo sarêng-sarêng (Red: Bhs. Jawa = mari bersama-sama) menanam cabai di rumah yang hasil panennya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak terpengaruh apabila ada gejolak harga pasar seperti saat ini", tandas Mas Pj.

Sementara itu, Kepala Diskop UKM Perindag Pemerintah Kota Mojokerto Ani Wijaya menegaskan, bahwa pihaknya akan terus menggelar operasi pasar di masing-masing kelurahan yang ada di Kota Mojokerto sesuai kebutuhan.

“Operasi pasar bisa kembali dilakukan, setiap minggu sekali. Lokasinya, nanti akan kita buat bergantian. Komoditas yang dijual juga bisa berubah, nanti bisa ditambah dengan beras atau komoditas lain mneyesuaiakan kebutuhan pasar", tegas Kepala Diskop UKM Perindag Pemerintah Kota Mojokerto Ani Wijaya. *(adv-kom)*