Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Pasca ambrolnya jembatan penghubung Kelurahan Pulorejo—Blooto saat tengah dalam pengerjaan, akhirnya, Kamis (17/11/2016), DPRD Kota Mojokerto akhirnya memanggil Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebagai penanggung-jawab Pengguna Anggaran (PA) dan PT. Brahma Kerta Adiwira selaku kontraktor pelaksana proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Pulorejo—Blooto (Rejoto) Tahap II Tahun 2015 senilai Rp. 40,2 miliar ini.
Hanya saja, karena dalam pengerjaan proyek tersebut PT. Brahma Kerta Adiwira menggunakan PT. Wijaya Karya (Wika) sebagai partnershift, maka PT. Brahma Kerta Adiwira mengajak rekan-kerjanya dalam menghadiri hearing yang diadakan DPRD Kota Mojokerto untuk memberikan keterangan terkait ambrolnya jembatan Rejoto pada Jum'at (11/11/2016) pagi sekitar pukul 08.55 WIB, ketika masih dalam proses pengerjaan.
Atas pertanyaan yang bersifat penegasan dari kalangan Dewan, PT. Wika berjanji, bahwa pihaknya akan melanjutkan proyek tersebut dengan cara memasang 6 (enam) balok girder (bentang tengah) sepanjang 50 meter yang tiba-tiba ambol ketika dipasang. Diperkirakannnya, akan tuntas pada 14 Desember mendatang. "Saat ini, pembuatan enam balok girder pengganti telah selesai seluruhnya. Tinggal menunggu masa pengeringannya. Kalau cuaca mendukung, maka pada 14 Desember pemasangan sudah selesai," ujar Sholeh, Kepala Bagian Pelaksana PT Wika, Kamis (17/11/2016) siang.
Dijelaskan, kini dia fokus pada pembongkaran puing grider yang rusak di sungai Ngotok itu. Namun, terkait penyebab ambrolnya 6 balok girder itu sendiri, Sholeh belum dapat memaparkannya secara pasti. "Saat ini kami fokus membongkar puing dan memperbaiki crane (Red : alat pengangkat) yang rusak. Ini merupakan kecelakaan kerja yang baru pertama terjadi selama kami mengerjakan pekerjaan semacam ini. Hingga saat ini, kami masih menyelidiki dan mengamati penyebabnya. Namun yang kami lihat, belum adanya penyatuan grider itu menimbulkan efek ketika ada goncangan, sehingga kelima grider bergetar semuanya", tambahnya.
Sholeh mengaitkan adanya goncangan saat pemasangan balok girder ke-6 pada jembatan yang tengah digarapnya itu ada kaitannya dengan gempa yang terjadi dikawasan Kabupaten Pacitan. "Kami cek di internet, memang pada saat itu ada gempa di Pacitan. Itu menjadi hipotesa kami, dan bisa jadi rambatan getarannya jadi penyebab. Ini masih kemungkinan-kemungkinan, jadi belum dipastikan. Seperti kemarin malam terjadi gempa di Malang dengan kekuatan 6,2 skala richter, rambatan getarannya dapat dirasakan hingga jauh", urainya.
Sementara itu, kontraktor pelaksana proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Rejoto, PT Brahma Kerta Adiwira, Dani menyatakan, dengan adanya kecekaan kerja tersebut, pengerjaan proyek ini bisa tuntas pada pertengahan Januari 2017. "Reschedule ini sudah kami buat, tinggal menyerahkannya ke Dinas PU", kata Dani, Project Manager PT. Brahma Kerta Adiwara.
Menurut perkitaannya, seluruh pengerjaan proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Rejoto Tahap II Tahun 2015 sebesar Rp. 40,2 miliar ini, di luar pemasangan balok girder (bentang tengah) bakal selesai tepat waktu yakni pada 31 Desember. "Yang lainnya hanya tinggal pengaspalan dan pembuatan trotoar. Jadi, sambil menunggu masa pengeringan girder (Red: beton bentang tengah), jembatan bisa dilalui dengan jalan kaki", paparnya.
Dijelaskannya pula, bahwa pihaknya tidak tahu-menahu dengan ambrolnya jembatan itu. Pasalnya, PT. Brahma Kerta Adiwira membeli girder ke PT. Wika dengan ketentuan sudah dalam kondisi terpasang. "Kalau ada kerusakan, maka itu merupakan tanggung-jawab pihak ke-3. Yang dalam hal ini PT. Wika", kelitnya.
Terkait kemungkinan adanya keterlambatan pengerjaan proyek, pihak Dinas PU akan melayangkan surat kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Kami akan memberitahu LKPP per-surat, karena ada tambahan waktu yang ada kaitannya dengan denda. Apalagi selesainya tahun depan yang kemungkinan pembayarannya pada saat Perubahan Anggaran Keuangan (PAK)", cetus Nara, perwakilan dari Dinas PU Kota Mojokerto.
Disebutkannya pula, berdasar pada aturan yang ada, dalam setiap proyek memang dimungkinkan adanya penambahan waktu dengan konsekuensi denda. "Itu akan dibicarakan Dinas PU dengan pemborong, apakah ada kesanggupan untuk itu", sebutnya.
Atas pernyataan, semua pihak-pihak terkait itu, Ketua DPRD Kota Mojokerto, Purnomo menekankan, agar pekerjaan ini tak mengabaikan aspek kualitas dan kuantitas. "Meski akhir tahun dan ada musibah, kami tekankan agar kualitas dan kuantitasnya tak diabaikan. Pelaksana jangan mengejar untung saja, sebab ini menyangkut keselamatan warga Kota Mojokerto yang menggunakan jembatan ini", tekannya.
Ditegaskannya pula, kontraktor pelaksana harus bertanggung-jawab terhadap pekerjaannya. Termasuk menyelesaikan pekerjaan meski dibayang-bayangi denda yang bisa tidak-sedikit jumlah nominalnya. "Harus bagus dan baik. Itu intinya," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, girder adalah bagian struktur atas yang berfungsi menyalurkan beban. Serperti beban berat girder itu sendiri, berat kendaraan dan beban lainnya yang berada diatas girder dimaksud kebagian struktur bawah yaitu abutment. Sedangkan box girder, adalah merupakan salah satu girder yang mengalami pengembangan.
Tentang keunggulan utama dari box girder itu sendiri adalah sebagai momen inersia yang tinggi yang akan berkombinasi dengan berat sehingga akan relatif ringan, karena adanya rongga ditengah penampang. Fungsi dari rongga penampang iadalah sebagai diafragma yang digunakan untuk instalasi listrik dan pipa serta untuk mempermudah perawatan. Dipasaran, box girder diproduksi dalam berbagai bentuk. Akan tetapi, bentuk trapesium adalah bentuk yang paling banyak digunakan. Yang mana, box girder ini digunakan pada pebuaatan jembatan dengan bentang-bentang yang panjang.
Jenis girder ini biasanya dipakai sebagai bagian dari girder segmental yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post-tensioning. Untuk dijadikan catatan, sebelum dilakukan pemasangan girder, penting untuk suatu analisa full-prestressing, sehingga didapatkan desain dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik. Hal ini, untuk menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen.
Dalam pelaksanaan di lapangan, penggunaan box girder dapat digunakan jenis single box girder dan multi box girder. Yang mana, hal ini tergantung dari perencana dalam merencanakan pemasangan box girder dimaksud. Single box girder atau box girder tunggal adalah box girder yang hanya membutuhkan 1 buah box girder untuk suatu lebar fly over, sedangkan multi box girder digunakan lebih dari satu buah box girder untuk suatu lebar fly over.
*(DI/Red)*
BERITA TERKAIT :