Senin, 02 Januari 2017

Pasca Ambrol Jembatan Rejoto Tersambung, Masuki Deadline Belum Rampung

Baca Juga

Kondisi jembatan Rejoto pasca habis masa kontrak (31 Desember 2016) yang terlihat masih belum rampung dan diberi palang serta dijaga oleh beberapa orang khusus agar tak dilewati, Senin (02/01/2016) pagi.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto seolah telah membuktikan janjinya, bahwa pengerjaan proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Pulorejo—Blooto (Rejoto) akan rampung pada akhir bulan Desember 2016 lalu. Setidaknya, itu telah dibuktikan dengan tersambungnya balok girder (bentang) tengah jembatan Rejoto. Dimana, sejak Selasa (27/12/2016) lalu mulai dilakukan pengecoran pada balok bentang tengah, dengan estimasi akan rampung hingga tahap pengaspalannya pada akhir bulan Desember 2016 lalu

Kepada wartawan, Selasa (27/12/2016) lalu, Kepala DPU Pemkot Mojokerto, Wiwiet Febrianto menyatakan, jika balok girder tengah telah terpasang keseluruhannya. Bahkan diungkapkannya, dengan terpasangnya balok bentang tengah sepanjang 50 meter itu, jembatan Rejoto sudah tersambung  ’’Seluruh balok pada bentang tengah sudah terpasang", ungkap Kepala DPU Pemkot Mojokerto Wiwiet Febriyanto, Selasa (27/12/2016) lalu.

Saat itu, Kepala DPU Pemkot Mojokerto pun menjelaskan, bahwa 7 (tujuh) balok girder tengah jembatan Rejoto itu mulai dipasang pada pertengahan bulan Desember (2016) lalu. Yang mana, percepatan pengerjaan proyek tersebut merupakan inisiatif dari pihak Pelaksana proyek itu sendiri. "Ketujuh balok girder mulai dipasang pertengahan Desember lalu. Pengerjaan balok girder hingga pemasangan diafragma berlangsung lancar. Baru kemudian dipasang bagian atas bentang tengah", jelas Wiwiet, saat itu.

Bahkan, dengan begitu yakinnya Wiwiet menerangkan, jika jembatan yang akan menghubungkan Kelurahan Pulorejo dengan Kelurahan Blooto ini pada 29 Desember 2016 telah rampung target pengecoran dan pengaspalannya. Sehingga, persis di akhir tahun 2016 jembatan Rejoto sudah tersambung. "Mulai hari ini (Red : 27 Desember 2016), pengecoran sudah dimulai. Tanggal 29 Desember nanti targetnya pengecoran sudah rampung. Kemudian dilanjutkan pengaspalan. Persis akhir tahun ini Rejoto sudah tersambung", terangnya.

Hampir bisa dinilai, bahwa janji proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Pulorejo—Blooto (Rejoto) rampung diakhir bulan Desember 2016 telah terbukti, tapi jika itu dilihat dari jarak yang cukup jauh. Hanya saja, ketika ditilik lebih detail, akan tampak disejumlah titik proyek yang masih harus dirampungkan pengerjaan finishingnya.

Kondisi jembatan Rejoto pasca habis masa kontrak (31 Desember 2016) yang terlihat belum rampung, dimana pagar pengaman jembatan belum terpasang dan belum dicat seluruhnya, Senin (02/01/2016) pagi.


Sebagaimana dikatakan Subekti (56) warga setempat ketika dimintai pendapatnya atas pengerjaan proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Rejoto saat dia tengan jalan-jalan pagi disekitar kawasan jembatan Rejoto pada Senin (02/01/2016) pagi. "Kalau dari kejauhan, mungkin seolah-olah rampung. Menurut saya, ya jelas belum selesai mas...! Memang sih... jembatan sudah tersambung, tapi pagar pengaman jembatan yang diujung sana itu belum dipasang dan ngecatnya masih blonteng-blonteng (Red : ada yang sudah di cat, ada yang belum di cat)", kata Subekti, sambil tangannya menunjuk ujung jembatan yang pagar pengamannya belum dipasang.

Selain itu, Subekti pun menunjuk masih adanya pekerja proyek yang tengah mengecat pagar pengaman jembatan dibagian tengah. "Orang yang jongkok dipinggir pagar pengaman jembatan dibagian tengah itu adalah pekerja proyek yang sedang ngecat pagar pengaman jembatan. Dan, disebelah kanan dan kirinya juga banyak yang belum dicat. Makanya, saya nilai jembatan jembatan ini belum selesai", cetus Bekti, tandas.

Tak berhenti disitu saja, Subekti pun menunjukkan pengerjaan trotoar jalan yang disebutnya masih dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk dinilai rampung. Bahkan, pengerjaan pengaspalan jalan dinilainya 'mringis-mringis' akibat kurang aspal. "Trotoar sepanjang jalan ini, terkesan asal pasang saja. Dibutuhkan waktu 2 sampai 3 mingguan untuk pengerjaan finishing. Pengerjaan jalan kelihatannya kurang aspal dan kurang padat, sehingga kerikilnya masih tampak mringis-mringis", sebutnya.

Menurutnya, standart proyek pembangunan jalan, setelah dipadatkan memiliki ketebalan 5 cm. Sedangkan untuk perawatan jalan, setelah dipadatkan ketebalannya 3 cm. Sementara proyek Pembangunan Jalan Pulorejo—Blooto ini sendiri, ketebalannya dinilai kurang-dari 5 cm. "Setahu saya, pembangunan jalan itu, setelah dipadatkan dengan slender, ketebalannya 5 senti-meter sedangkan untuk perawatan 3 senti-meter. Kalau ini, jelas kurang-dari 5 senti-meter", pungkasnya.

Terpisah, dikonfirmasi atas kondisi akhir pengerjaan proyek Pembangunan Jembatan dan jalan Rejoto ini, Kepala Ispektorat Pemkot Mojokerto, Akhnan tampak enggan memberikan komentar. "Kami belum ke lokasi, sehingga belum bisa memberikan komentar. Besok (Red: Selasa, 03 Januari 2017) kita akan berkoordinasi dengan pengawas lainnya dan kita upayakan untuk turun ke lokasi proyek", ujar Akhnan, singkat, melalui ponselnya, Senin (02/01/2016).

Kondisi proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Rejoto pasca habis masa kontrak (31 Desember 2016) masih belum rampung dengan kondisi kwalitas jalan yang meragukan (kurang aspal) sehingga kerikilnya tampak 'mringis-mringis' dan mudah terkelupas, Senin (02/01/2016) pagi.

Tak kalah singkatnya dengan penyataan Kepala Inspektorat Pemkot Mojokerto, Akhnan. Kepala DPU Pemkot Mojokerto Wiwiet Febrianto pun tak mau berkomentar banyak terkait pengerjaan proyek yang berada dalam tanggung-jawabnya dan telah menyedot APBD Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2016 senilai Rp. 40,2 miliar ini. "Suwun mas...", kelit Wiwiet, melalui handphonenya.

Sebagaimana diketahui, proyek multi-years Pembangunan Jembantan dan Jalan Pulorejo—Blooto (Rejoto) Tahap 2 senilai Rp. 40,2 miliar yang mulai dikerjakan 23 Desember 2015 dan sejak awal digadang-gadang bakal 'rampung' pada Oktober 2016 yang lalu itu 'molor'. Lalu dilakukan reschedule dan sehingga terjadi perpanjangan waktu pengerjaan hingga 31 Desember 2016.

Seiring berjalannya perpajangan waktu pengerjaaan, tiba-tiba saja, Jum'at (11/11/2016) pagi sekitar pukul 08.55 WIB, saat tengah memasang balok girder (bentang tengah) ke-6 yang berukuran panjang kurang-lebih 50 meter itu, konon, seolah-olah ada guncangan sehingga terjadi gerakan pada balok girder ke-6 dan konon katanya menimbulkan efek domino pada 5 (lima) balok girder lainnya yang sudah terpasang sebelumnya lalu patah dan berjatuhan tercebur kesungai Ngotok.

Ironisnya, hingga realese pada Jum'at (11/11/2016) sekitar pukul 15.35 WIB, pihak PT. Wijaya Karya (Wika) selaku pabrikan girder dan pelaksana pemasangan pun tak dapat memastikan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang menimpa pada proyek multi-years tahap 2 yang menyedot APBD Kota Mojokerto sebesar Rp. 40,2 miliar ini. "Ini diluar kontrol kami, ke-lima grider yang sudah telrpasang itu mendadak bergoyang. Tinggal memasang satu balok girder, mendadak goyang dan menimpa lima balok yang sudah tersetting. Ini seperti efek domino karena menimpa balok yang lain", ujar Sholeh dari perwaklan pihak PT. Wika kepada pulahan wartawan, Jum'at (11/11/2016) sore.

Saat itu, Sholeh pun mengaku tak habis pikir atas ambrolnya jembatan tersebut. Pasalnya, secara teknis, kualitas girder sudah sesuai SNI. Terkait kerusakan balok girder itu sendiri, Sholeh menyatakan, bahwa pihak PT. Wika akan menggantinya. "Mestinya, meski memiliki benteng tengah sepanjang 50 meter, tidak masalah. Karena, pembuatan girder dengan bentang panjang 50 meter sudah sesuai dengan arahan instruktur Jepang dan SNI. Demikian juga dengan bebannya sudah dihitung semuanya. Balok beton ini akan diganti", jelasnya.

Sementara itu, saat itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto Wiwiet Febriyanto tampak pasrah dengan kejadian ini. "Jika tidak terjadi kejadian ini, mestinya jembatan ini telah rampung 80 persen. Namun karena adanya peristiwa ini, akan kita hitung ulang. Dan, ini adalah murni kecelakaan dalam pelaksanaan. Tidak ada pembangunan yang tidak direncanakan menjadi baik", pungkas Wiwiet dalam release pada Jum'at (11/11/2016) lalu.
*(DI/Red)*

BERITA TERKAIT :
Molor dan Ambrolnya Proyek Jembatan Rejoto, Nasib Proyek Lingkar Barat 2017 Suram
Molor dan Ambrolnya Mega Proyek Jembatan Rejoto Senilai Rp. 40 Miliar Berujung Dewan Serukan Bentuk Pansus
Pelaksana Proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Rejoto Tahap II Rp. 40,2 Miliar Janjikan Pemasangan Pengganti 6 Balok Girder Yang Ambrol Tuntas 14 Desember Mendatang
Belum Rampung Digarap Jembatan Rejoto Ambrol, Rekanan Terancam Sanksi Blacklist Jika Proyek Tak Selesai Akhir Tahun
Pasca Ambrol, Target Rampung Pembangunan Jembatan Rejoto Dipastikan Molor
Jembatan Rejoto Ambruk, DPRD Sidak LSM Tergerak
Masih Dalam Pengerjaan, Jembatan Rejoto Senilai Rp. 40 Miliar Sudah Ambruk....!!
Komisi II DPRD Kota Mojokerto Sidak Pengerjaan Proyek Pembangunan Jalan Dan Jembatan Rejoto
DPU Akui Pengerjaan Proyek Rejoto Meleset Dari Jadwal, Butuh Waktu Untuk Tunjuk Rekanan Pengganti
Pelaksana Proyek Rejoto Senilai Rp. 42 Miliar Terancam Sanksi Black List
Proyek Mega Miliar GMSC dan Rejoto Target Rampung Oktober, Gamapala Desember
Wawali Kawal Pelaksanaan Proyek Rejoto
Lelang Proyek Jalan Dan Jembatan Rejoto Rp. 42 Miliar "Dimainkan"...?